Dahulu, kacamata menjadi satu-satu pilihan untuk penderita rabun jauh maupun rabun dekat. Saat ini, lensa kontak lebih disukai dibandingkan kacamata. Alasannya pun bervariasi, dari lebih praktis, lebih nyaman sampai lebih gaya.
Lensa kontak pun menawarkan penglihatan yang lebih jelas dan tajam dibandingkan lensa kaca mata biasa. Dengan menggunakan lensa kontak, tidak ada penglihatan peripheral (samping) yang terlewatkan dan distorsi penglihatan yang biasa timbul dari ketebalan lensa kacamata. Anda tidak akan mengalami keterbatasan pandangan mata akibat terhalang bingkai kacamata.
Meskipun dengan memakai lensa kontak terlihat lebih gaya, ternyata tidak semua orang cocok menggunakan lensa kontak. Apa yang dimaksud dengan lensa kontak, berapa jenis lensa kontak dan siapa yang cocok menggunakan lensa kontak? Temukan jawabannya dalam artikel berikut.
Apa Lensa Kontak?
Lensa kontak adalah lembaran plastik tipis yang dirancang untuk dipasang pada korena, bagian jernih pada permukaan depan mata. Lensa kontak dipakai sebagai pengganti kaca mata untuk rabun jauh dan rabun dekat.
Pada keadaan ini sinar sejajar tidak difokuskan tepat di retina, sehingga tidak terbentuk bayangan yang jelas di retina, oleh karena itu tidak dapat diinterpretasikan dengan jelas oleh otak.
Antara lensa kontak dengan kornea terdapat lapisan air mata. Tiap kali mata berkedip, kelopak mata mengerakan lensa kontak sedikit. Gerakan ini memungkinkan air mata yang segar mengalir di bawah lensa kontak untuk melumasi dan memberi oksigen pada kornea.
Jenis-jenis Lensa Kontak
Lensa kontak terbuat dari berbagai macam tipe plastik. Pada dasarnya ada 2 jenis lensa kontak, yaitu: Lensa kontak keras dan Lensa kontak lunak. Lensa kontak keras sering pula disebut lensa kontak kaku atau rigid, sedang lensa kontak lunak sering juga disebut lensa kontak fleksibel atau soft lens.
Lensa kontak keras generasi mutakhir dapat dengan leluasa dilalui gas (oksigen dan karbondioksida), lensa ini disebut juga lensa kontak keras gas permeable atau Rigid Gas Permeable Contact Lens (RGP Lens).
Agar dapat memepertahankan fungsinya dengan baik kornea memerlukan oksigen dalam jumlah yang cukup, selain itu metabolisme kornea memerlukan oksigen dalam jumlah yang cukup. Metabolisme kornea juga menghasilkan zat sisa metabolisme diantaranya gas karbondioksida.
Pemakaian lensa kontak harus menjamin agar kornea mendapatkan oksigen yang cukup dan sisa metabolisme dapat disingkirkan dari sekitar kornea. Sumber oksigen untuk kornea pada pemakai lensa kontak didapatkan dari oksigen yang larut dalam air mata di sekitar lensa kontak dan oksigen yang menembus bahan lensa kontak.
RGP Contact Lens Lebih Sehat
Dalam hal menjamin kesehatan kornea pada saat pemakaian lensa kontak, lensa kontak keras yang dapat dilalui gas (RGP Contact Lens) merupakan pilihan terbaik karena bahan RGP Contact Lens dapat menghantarkan oksigen dengan sangat baik kepada kornea dan dapat pula dilalui gas karbondioksida, sisa metabolisme kornea, keluar dari lingkungan kornea.
Selain itu diameter lensa ini juga lebih kecil dari kornea, sehingga pada saat mata berkedip terjadi pertukaran air mata lebih banyak di bawah lensa kontak, dimana air mata yang membawa oksigen baru dialirkan menggantikan air mata lama yang membawa zat-zat sisa metabolisme kornea.
Dengan kelebihannya tersebut lensa kontak keras yang dapat dilalui gas kini makin banyak dipakai, karena dengan makin banyak oksigen yang sampai ke kornea biasanya membuat lensa kontak lebih nyaman dipakai untuk pemakaian yang lebih lama.
Lensa kontak lunak adalah lensa kontak yang terbuat dari plastik yang dapat menyerap air sehingga menjadi bahan yang lunak dan fleksibel. Lensa kontak lunak tersedia dalam tipe untuk pemakaian harian (daily wear) dan untuk pemakaian jangka panjang (extended wear).
Kedua jenis lensa ini dapat ditembus gas. Jumlah gas yang dihantarkan lensa kontak lunak sebanding dengan kadar airnya.
Lensa kontak dengan kandungan air yang lebih tinggi akan dapat dilalui gas lebih banyak, tetapi dengan makin tingginya kadar air pada lensa kontak lunak menyebabkan lensa tersebut lebih mudah ditimbuni deposit. Bila deposit yang terjadi tidak dibersihkan dengan benar pada akhirnya dapat menyebabkan peradangan mata pemakai lensa kontak lunak tersebut.
Semua jenis lensa kontak memerlukan waktu penyesuaian pada awal pemakaian. Waktu penyesuaian pada lensa kontak lunak lebih singkat, yaitu beberapa hari sebelum lensa kontak itu terasa nyaman dipakai. Penyesuaian lensa kontak keras membutuhkan waktu yang lebih lama, biasanya memerlukan waktu 2 minggu sampai satu bulan agar lensa kontak keras dirasakan nyaman dipakai.
Siapakah yang Boleh Pakai Lensa Kontak?
Tidak semua orang yang memakai kacamata boleh memakai lensa kontak. Para pasien dengan riwayat penyakit sering mengalami infeksi mata atau sering mengalami alergi, kemungkinannya lebih besar akan mengalami masalah bila memakai lensa kontak.
Begitu pula para pasien yang sedikit produksi air matanya, atau tinggi kadar mukusnya, mungkin akan lebih sulit bertoleransi terhadap lensa kontak dan sulit menjaga kebersihannya.
Para pasien yang bekerja di lingkungan berdebu dan kotor, atau pasien yang memerlukan lensa khusus pada kacamatanya, mungkin tidak akan bisa memakai lensa kontak.
Jadi yang boleh memakai lensa kontak adalah orang yang tidak memiliki riwayat sering mengalami infeksi apalagi alergi. Di samping itu, orang yang produksi air matanya tinggi dan tidak bekerja di lingkungan berdebu juga boleh menggunakan lensa kontak.
Keberhasilan pemakaian lensa kontak terutama ditentukan oleh tiga faktor:
- Memilih orang yang profesional dalam pelayanan mata, yang memahami dan berpengalaman mengenai lensa kontak.
- Motivasi pribadi yang cukup kuat untuk bertahan melampaui masa penyesuaian.
- Kepatuhan yang tinggi dalam melaksanakan pemakaian dan perawatan lensa kontak sesuai dengan petunjuk atau panduan teknisnya.
Pemakaian lensa kontak pada orang yang tidak sesuai akan mengakibatkan komplikasi pada mata. Ketahui risiko anda jika memilih lensa kontak. Sebaiknya periksakan dan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mata jika memiliki riwayat infeksi atau alergi sebelum memutuskan untuk memakai lensa kontak. Sumber: Jakarta Eye Center