Prostat adalah kelenjar sebesar buah kenari yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan hanya ada pada kaum pria. Prostat adalah penghasil sebagian besar cairan di dalam air mani (semen) yang menjaga sperma agar tetap hidup. Kelenjar prostat mulai berkembang sebelum bayi lahir dan akan terus berkembang hingga mencapai usia dewasa. Perkembangan prostat dipengaruhi oleh hormon seks pria, yaitu androgen. Hormon androgen yang utama adalah testosteron.
Seiring dengan meningkatnya usia, testosteron akan menyebabkan prostat secara perlahan membesar. Prostat yang membesar tersebut dapat menghambat aliran air seni melewati uretra (pembuluh yang membawa air seni dari kandung kemih), sehingga mempersulit atau memperlambat keluarnya air seni sewaktu buang air kecil. Kondisi ini disebut pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH), namun pembesaran prostat jinak bukanlah kanker. Disebut sebagai kanker prostat jika sel-sel kelenjar prostat berkembang secara abnormal tidak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya. Menurut American Cancer Society, pada umumnya, kanker prostat berkembang dengan perlahan. Berdasarkan hasil otopsi di Amerika, pria usia lanjut yang meninggal karena suatu penyakit, ternyata juga menderita kanker prostat tetapi mereka tidak menyadarinya. Dalam studi ini juga dijelaskan sekitar 70-90% penderita kanker prostat tersebut berusia 80 tahun.
Kanker prostat tidak memberikan gejala yang khas pada stadium awal. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus kanker prostat yang tidak terdeteksi hingga kanker tersebut menyebar (metastasis) di luar prostat. Gejala yang timbul tergantung dari stadium kanker dan sejauh mana kanker prostat telah menyebar. Gejala awal kanker prostat yakni muncul keluhan berkemih (kencing) yang disebabkan kanker telah menekan kandung kemih atau uretra. Namun keluhan berkemih ini juga banyak ditemui pada penyakit terkait prostat lainnya, seperti pembesaran prostat jinak dan infeksi prostat (prosatitis). Sehingga untuk membedakan antara kanker prostat, pembesaran prostat jinak dan infeksi prostat diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Keluhan berkemih yang muncul seperti sering kencing dengan pancaran air seni melemah dan sering tidak tuntas. Adanya kanker pada prostat dapat menyebabkan darah keluar di urin atau air mani (semen). Kanker prostat yang telah menyebar ke kelenjar getah bening di panggul dapat menyebabkan kaki bengkak dan rasa tidak nyaman di daerah panggul. Sementara kanker prostat stadium lanjut yang telah menyebar ke tulang akan menimbulkan rasa sakit pada tulang yang tidak kunjung hilang, patah tulang, dan tekanan pada tulang belakang.
Penyebab kanker prostat masihlah belum jelas. Namun penelitian telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Dengan mengetahui faktor risiko dapat membantu menentukan kapan sebaiknya Anda melakukan skrining kanker prostat. Faktor risiko tersebut diantaranya adalah :
- Usia
Merupakan faktor risiko terbesar kanker prostat. Kanker prostat jarang terjadi pada pria di bawah 40 tahun, namun risiko kanker prostat akan meningkat setelah usia 50 tahun. Dua dari tiga kasus kanker prostat ditemukan pada pria usia 65 tahun. - Ras/etnis
Orang berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan orang berkulit putih. - Riwayat keluarga
Jika ayah atau saudara laki-laki Anda menderita kanker prostat, maka risiko Anda akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Risiko akan semakin tinggi jika Anda memiliki kerabat yang terdiagnosa kanker prostat di bawah 65 tahun. - Diet
Diet tinggi lemak dan obesitas (kegemukan) akan meningkatkan risiko kanker prostat. Teorinya, lemak akan meningkatkan produksi hormon testosteron yang akan membantu perkembangan sel kanker prostat.
Oleh karena penyebab kanker prostat belum diketahui secara jelas, pencegahan terhadap kanker prostat saat ini belum sepenuhnya dapat dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan deteksi dini kanker prostat sehingga akibat yang fatal dapat dihindari. American Cancer Society menyarankan pemeriksaan kanker prostat setiap tahun bagi pria di atas usia 50 tahun, pria yang paling sedikit masih mempunyai harapan hidup sekurang-kurangnya 10 tahun, dan pria muda yang memiliki risiko tinggi kanker prostat. Jika Anda berkulit hitam dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, maka Anda dapat mulai melakukan pemeriksaan saat usia 45 tahun. Pemeriksaan tahunan dapat mendeteksi kanker prostat secara dini, sehingga lebih mudah untuk melakukan pengobatan. Jika ditemukan lebih dini, kanker prostat dapat sembuh. Di sinilah pentingnya deteksi dini kanker prostat. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan colok dubur dan tes PSA.
- Pemeriksaan colok dubur (Digital Rectal Examination/DRE)
Dengan menggunakan sarung tangan, dan jari yang diberi pelumas, dokter akan memeriksa prostat anda, apakah membesar dan ada benjolan. Prosedur pemeriksaan colok dubur ini mungkin menimbulkan rasa tidak enak sedikit, namun ini merupakan pemeriksaan yang cepat dan mudah. - Tes PSA (Prostate-Specific Antigen/antigen khusus prostat)
Tes darah ini bertujuan untuk mengukur kadar protein yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. Bila kadarnya tinggi mengindikasikan kanker prostat. Namun peningkatan kadar PSA kadang juga dapat disebabkan oleh pembesaran prostat, infeksi atau peradangan prostat.
Jika nilai tes PSA anda tinggi, maka dokter akan menyarankan melakukan biopsi prostat untuk mengetahui apakah Anda benar menderita kanker prostat. Biopsi prostat dilakukan untuk mendapatkan sampel jaringan prostat yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker. Pemeriksaan ultrasonik (transrectal ultrasound) merupakan cara lain untuk mendeteksi kanker prostat.
Ada beberapa pilihan terapi kanker prostat. Pada beberapa pria, kombinasi terapi, misalnya pembedahan diikuti dengan radiasi atau radiasi dikombinasikan dengan terapi hormon, memberikan hasil yang baik. Terapi terbaik untuk tiap pria penderita kanker prostat dapat saja berbeda, tergantung dari seberapa cepat kanker menyebar, usia, dan harapan hidup. Di samping itu, keunggulan dan potensi efek samping terapi perlu juga dipertimbangkan. Pilihan terapi penanganan kanker prostat diantaranya :
- Watchful waiting
Diperlukan tes PSA, pemeriksaan colok dubur, dan biopsi prostat rutin untuk memonitor perkembangan kanker prostat. Selama dilakukan watchful waiting, tidak diberikan terapi medis apapun. Watchful waiting merupakan pilihan jika kanker Anda tidak memperlihatkan gejala, diharapkan berkembang dengan sangat lambat, kanker berukuran kecil dan hanya terdapat di satu area prostat. - Radiasi
Dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Kekurangannya, terapi ini dapat juga mempengaruhi jaringan sehat yang lain. - Terapi hormonal
Terapi hormon dimaksudkan untuk mencegah tubuh memproduksi hormon seks pria, yakni testosteron yang dapat menstimulasi perkembangan sel kanker prostat. Terapi hormonal banyak digunakan pada kanker prostat stadium lanjut untuk memperkecil ukuran kanker dan memperlambat perkembangan kanker. - Pengangkatan kelenjar prostat
Pengangkatan kelenjar prostat melalui pembedahan (prostatektomi radikal) dilakukan untuk kanker yang masih terbatas pada kelenjar prostat saja. - Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan bahan kimia untuk mencegah perkembangan sel-sel kanker. Kemoterapi digunakan pada kasus kanker prostat yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Bagi pria yang telah dijatuhi vonis kanker prosat, ini merupakan hal yang menakutkan. Kanker prostat tidak hanya akan mempengaruhi kualitas hidup mereka, namun juga karena terapi yang dilakukan dapat mengakibatkan efek samping seperti masalah kontrol berkemih (mengompol) dan yang paling menakutkan pria adalah disfungsi ereksi (impotensi). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena kanker prostat, diantaranya :
- Kurangi konsumsi lemak
Diet tinggi lemak diketahui terkait dengan kanker prostat. Jadi, batasi konsumsi lemak anda dan mulailah perbanyak konsumsi buah, sayur, dan serat yang dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat. - Berolahraga dengan teratur
Secara umum, berolah raga dengan teratur dapat menurunkan risiko terkena kanker, termasuk kanker prostat. Olah raga terbukti memperkuat sistem daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, dan mencegah obesitas.
Artikel terkait :