Ada seorang pasien yang mengeluh, bahwa salah satu obat yang diperoleh dari apotik pecah didalam wadah tabletnya. Setelah menginformasikan bahwa obat tersebut tidak boleh di konsumsi, apoteker memintanya untuk membawa tablet tersebut beserta kemasannya kembali. Saat memberikan, pasien memberitahukan bahwa saat mengambil obat tersebut, cuaca memang sedang terik. Dari tampak luar tablet, apoteker meyakini bahwa yang menyebabkan tablet tersebut menjadi rusak/pecah adalah panas dan kelembaban. Di atas adalah contoh ilustrasi kasus yang diambil dari usp.org.
Baik praktisi kesehatan maupun pasien, banyak yang mengkhawatirkan mengenai permasalahan menjaga stabilitas obat serta cara menyimpan obat yang tepat. Pertanyaan tentang hal tersebut dapat terjadi ketika informasi mengenai penyimpanan obat tidak tercantum atau tidak dimengerti. Oleh karena itu, kali ini medicastore mencoba menampilkan artikel mengenai penyimpanan obat di rumah.
Menurut ezinearticles.com, penyimpanan obat di rumah adalah suatu proses untuk menyimpan obat yang dikonsumsi di rumah. Obat merupakan senyawa kimia yang dapat bereaksi terhadap stimulan dari luar seperti panas, kelembapan, cahaya dll. Pada beberapa kasus, reaksi antara obat dengan lingkungan tersebut hanya menimbulkan perubahan pada bentuk luarnya seperti perubahan warna. Tetapi pada kasus lain, rekasi yang terjadi dapat menimbulkan masalah yang serius karena mempengaruhi efektivitas atau keampuhan obat atau bahkan menyebabkan efek samping pada pasien.
Stabilisasi bentuk sediaan obat, pada umumnya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan obat akibat berbagai faktor, seperti yang medicastore ambil dari pharmpedia.com berikut ini:
- Suhu/Temperatur
Semua produk sediaan obat harus disimpan dalam suhu yang sesuai, untuk menghindari terjadinya percepatan kerusakan obat akibat panas. Secara umum, obat sebaiknya disimpan pada suhu ruangan (25°C) serta sebaiknya tidak melebihi 30°C ataupun kurang dari 15°C. Kelembapan relatif ruangan sebaiknya juga dijaga antara 40-60% RH. Ada 3 jenis suhu yang disarankan untuk penyimpanan produk obat, yaitu: disimpan pada suhu ruangan (15-30°C), disimpan sejuk (8-15°C) & disimpan dingin (2-8°C). - Cahaya
Produk obat yang sensitif terhadap perubahan akibat cahaya, biasanya akan disimpan dalam botol/kemasan berwarna gelap. Oleh karena itu apabila mendapatkan obat yang diberikan dalam wadah berwarna gelap, jangan pindahkan obat tersebut ke wadah lain yang transparan sehingga akan terkena cahaya langsung. - Kelembapan
Untuk melindungi produk obat dari kondisi kelembapan tinggi, biasanya dipilih wadah yang terbuat dari kaca atau plastik. - Oksigen
Untuk mencegah terjadinya oksidasi antara produk obat dengan oksigen bebas (biasanya terjadi pada produk obat cair). Maka biasanya pada waktu pengemasan dibuat sedemikian rupa, sehingga terdapat sedikit mungkin oksigen pada wadah obat cairan. Cara lain untuk menghindari terjadinya oksidasi adalah dengan menambahkan bahan anti oksidan pada produk obat, yang dapat mengurangi oksigen bebas.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada beberapa kasus akibat dari penyimpanan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya efek samping karena obat menjadi kurang efektif atau bahkan beracun. Untuk mencegah bahaya tersebut, berikut beberapa tips penyimpanan obat yang medicastore ambil dari adam.about.com:
- Simpan obat ditempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak serta di tempat yang tidak lembab dan terlindung dari cahaya matahari. Ketika wadah obat sudah dibuka, jangan tinggalkan penutup kapas didalam wadah karena dapat mengundang kelembapan di dalam wadah obat. Periksa tanggal kadaluarsa pada setiap obat yang dikonsumsi. Apabila sudah melebihi batas tanggal kadaluarsanya maka buang dan jangan gunakan lagi.Jangan konsumsi/gunakan obat yang telah mengalami perubahan secara fisik, baik bentuk, warna, ataupun baunya, terlepas apakah obat tersebut sudah kadaluarsa atau belum. Seperti misalnya tablet/kapsul yang menempel, terlihat lebih keras/lunak dari biasanya atau terlihat pecah atau gompal.Jangan tinggalkan obat didalam mobil/kendaraan, karena panas dapat merusak obat tersebut.
- Tanyakan kepada apoteker anda mengenai penyimpanan yang tepat untuk setiap obat yang diberikan.
Menurut ezinearticles.com, sangat penting untuk selalu membaca informasi yang tertera pada label produk obat karena setiap obat mungkin saja memerlukan prosedur penyimpanan yang berbeda-beda. Seperti misalnya ada beberapa obat cair yang harus digunakan selama beberapa hari setelah dibuka, karena dapat mengurangi keampuhannya. Oleh karena itu membaca instruksi yang tertera pada label obat merupakan hal yang pertama dilakukan pada saat membeli obat.
Sumber:
- www.usp.org
- ezinearticles.com
- www.pharmpedia.com
- adam.about.com