Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Appendicitis atau peradangan pada usus bagian ujung (usus buntu) memerlukan penanganan medis segera, oleh karena itu penting sekali untuk dapat mengenali gejala peradangan pada usus buntu tersebut, termasuk juga cara untuk membedakan radang usus buntu dengan sakit perut biasa.

Gejala peradangan dari usus buntu biasanya diawali dengan adanya demam ringan & rasa sakit di daerah pusar. Selain itu, gejala lain yang dapat turut menyertai peradangan pada usus buntu adalah muntah, diare atau konstipasi (sembelit). Kemudian, rasa sakit pada perut akan semakin memburuk & berpindah ke bagian bawah pusar. Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai penyakit radang usus buntu ini, bisa dilihat pada artikel dibawah ini, yang diambil medicastore.com dari kidshealth.org.

 

Mengenal  usus buntu & radang pada usus buntu

 

Skema Usus

Usus buntu (appendix) adalah organ yang berukuran kecil seperti jari & menempel pada usus besar, dibagian kanan bawah perut. Bagian dalam dari usus tersebut membentuk tutup yang biasanya terbuka ke bagian usus besar. Ketika tutup tersebut tidak bisa membuka, maka usus buntu (appendix) akan membengkak & dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri.


Jika usus buntu yang terinfeksi tersebut tidak dibuang, maka dapat pecah & menyebarkan bakteri serta infeksi yang ada ke organ lainnya, sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius.


Radang pada usus buntu ini biasanya dialami olah anak & remaja mulai dari usia  11 hingga 20 tahun, & meskipun jarang, juga dapat terjadi pada bayi & balita. Adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami radang pada usus buntu dapat meningkatkan resiko terjadinya radang usus buntu juga, terutama pada laki-laki.

 

Gejala radang usus buntu


Radang usus buntu memerlukan penanganan medis segera supaya kondisinya tidak memburuk & mempengaruhi organ-organ tubuh lainnya. Oleh karena itu sangat penting untuk dapat mengenali gejala-gejala dari penyakit radang usus buntu, supaya bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.   Berikut adalah gejala-gejala dari radang usus buntu :
- Rasa sakit yang signifikan, terutama di bagian pusar atau dibagian kanan perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut bisa datang & pergi, kemudian menjadi terus menerus & semakin bertambah.
- Demam ringan
- Hilangnya nafsu makan
- Mengalami mual & muntah
- Diare (dalam jumlah sedikit & disertai adanya lendir)
- Sering berkemih, & terkadang juga disertai dengan dorongan kuat untuk berkemih
- Perut yang membesar, terutama pada bayi & anak-anak

Sampai saat ini belum ada cara yang dapat mencegah terjadinya peradangan pada usus buntu. Tetapi dengan diagnosa yang tepat & pengunaan antibiotik yang sesuai, maka kebanyakan kasus peradangan usus buntu dapat ditangani dengan baik tanpa adanya komplikasi.


Jika peradangan pada usus buntu tersebut tidak ditangani, maka usus buntu yang meradang tersebut dapat pecah dalam waktu 24-72 jam setelah gejala pertama muncul. Kemudian jika usus buntunya telah pecah, maka rasa sakit akan menyebar hingga ke seluruh bagian perut & demam yang dialami akan meningkat hingga 40º C.


Gejala radang usus buntu yang dialami dapat berbeda untuk setiap orang, tergantung dari usianya. Pada anak-anak berusia < 2 tahun, maka gejala yang paling sering terjadi adalah muntah & perut yang membesar dengan disertai rasa sakit.


Bila mencurigai ada anggota keluarga yang mengalami radang usus buntu, maka sebaiknya segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin. Kemudian juga sebaiknya jangan memberikan apapun, baik makanan, minuman atau obat pereda nyeri, kecuali telah diinstruksikan oleh dokter.

 

Diagnosa radang usus buntu

Karena gejala dari radang usus buntu dapat menyerupai gejala dari penyakit lainnya, maka dokter bisa saja mengalami kesulitan untuk menegakkan diagnosanya. Untuk mengkonfirmasi bahwa memang terjadi radang usus buntu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan pada perut untuk mencari tanda adanya peradangan pada usus buntu.

Pemeriksaan darah & urin, rontgen pada daerah perut & dada serta CT Scan juga dapat dilakukan untuk menunjang penegakkan diagnosa oleh dokter. Kemudian bila ternyata dokter mencurigai adanya radang pada usus buntu, maka dokter akan menyarankan untuk menghentikan pemberian makanan & minuman sebagai langkah untuk persiapan operasi.

 

Penanganan radang usus buntu

Satu-satunya cara untuk menangani radang usus buntu adalah dengan mengeluarkan usus buntu yang meradang tersebut melalui operasi. Dokter bedah dapat menggunakan irisan tradisional di bagian perut atau menggunakan alat operasi kecil (laparoscope) yang akan menghasilkan irisan yang lebih kecil. Setelah menjalani prosedur operasi usus buntu ini biasanya pasien memerlukan waktu untuk pemulihan selama 2-3 hari di rumah sakit.

Sebelum & setelah menjalani prosedur operasi, cairan IV & antibiotika akan diberikan untuk membantu mencegah terjadinya komplikasi serta mengurangi resiko timbulnya infeksi pada luka operasi. Selain itu, obat pereda nyeri juga dapat diberikan bila diperlukan.

Bila usus buntu yang terinfeksi tersebut sudah pecah maka tetap harus dikeluarkan lewat jalan operasi, tetapi akan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini untuk memastikan bahwa antibiotika yang diberikan dapat membunuh bakteri yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

 

Sumber :

1. kidshealth.org