Stress Pasca Trauma Atau Post Traumatic Stress Disororder (PTSD)

Stress adalah bagian dari kehidupan. Tidak ada kehidupan yang sama sekali terbebas dari stress, bahkan stress yang berlangsung lama dapat menyebabkan kematian. Gejala akibat stress tidak sama pada semua orang, tergantung pada berbagai faktor sebagai potensi stress, maturitas kepribadian, tingkat pendidikan, kondisi fisik, tipe kepribadian sosial budaya dan lingkungan individu yang bersangkutan.

Pengertian PTSD

Gangguan stress pasca trauma (PTSD) dapat didefinisikan sebagai keadaan yang melemahkan fisik dan mental secara ekstrim yang timbul setelah seseorang melihat, mendengar, atau mengalami suatu kejadian trauma yang hebat dan atau kejadian yang mengancam kehidupannya. Keadaan ini ditandai dengan suasana perasaan murung, sedih, kurangnya semangat dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun kegiatan yang menimbulkan kesenangan, kadang-kadang disertai dengan waham (halusinasi) dan bila sudah berat dapat menimbulkan gangguan dalam fungsi peran dan kehidupan sosial.

Stress paska trauma

Perasaan Murung dan Menarik Diri

http://medicastore.com

Penyebab dan Faktor Pencetus PTSD

Gangguan Stress Pasca traumatik, harus mengalami suatu stress emosional yang besar. Trauma tersebut termasuk trauma bencana alam, peperangan, penyerangan, pemerkosaan dan kecelakaan serius. Gangguan tersebut timbul apabila mengalami stress emosional/trauma psikologik yang besar yang berada di luar batas-batas pengalaman manusia yang lazim.

Stres pada tentara

PTDS Biasa di Alami Tentara

http://medicastore.com

Stresor adalah penyebab utama dalam perkembangan gangguan stress pasca trauma. Tetapi tidak semua orang akan mengalami gangguan stress pascatrauma setelah suatu peristiwa traumatik. Walaupun stressor diperlukan, namun stressor tidak cukup untuk menyebabkan gangguan.

Faktor-faktor yang harus ikut dipertimbangkan adalah faktor biologis individual, faktor psikososial sebelumnya dan peristiwa yang terjadi setelah trauma. Faktor kerentanan yang merupakan pencetus, tampaknya memainkan peranan penting dalam menentukan apakah gangguan akan berkembang yaitu :

  1. Adanya trauma masa anak-anak
  2. Sifat gangguan kepribadian ambang, paranoid, dependen, atau anti sosial
  3. Sistem pendukung yang tidak adekuat
  4. Keturunan/genetika pada penyakit psikiatrik/kejiwaan
  5. Perubahan hidup penuh stress yang baru terjadi
  6. Penggunaan alkohol, walaupun belum sampai pada taraf ketergantungan

Jika trauma terjadi pada masa anak-anak maka akan terjadi penghentian perkembangan emosional, sedangkan jika terjadi pada masa dewasa akan terjadi kemunduran emosional.

Gejala-Gejala PTSD

Gejala klinis utama pada gangguan stress pasca trauma adalah kembalinya pengalaman menyakitkan yang terus menerus dalam pikiran korban, pola penghindaran terutama terhadap hal-hal yang mengingatkan korban pada pengalaman traumatisnya, dan tumpulnya emosi. Keadaan-keadaan di atas mungkin segera setelah trauma, namun gejala lengkapnya baru timbul setelah beberapa waktu. Perasaan bersalah, penghindaran, dan merasa dipermalukan.

Gejala kecemasan patologis/tidak normal antara lain rasa was-was yang berlebihan, ketakutan, penarikan diri dari masyarakat dan lingkungan, kesukaran konsentrasi dan berfikir, gejala-gejala somatik seperti tremor, panas dingin, berkeringat, sesak napas, jantung berdebar, serta dapat pula ditemui gejala gangguan persepsi seperti :

  •  Gangguan Depersonalisasi, suatu kondisi dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri sendiri berubah. Gangguan depersonalisasi terjadi ketika seseorang terus-menerus atau berulang kali memiliki perasaan bahwa hal-hal di sekitarnya adalah tidak nyata, atau ketika memiliki perasaan bahwa dapat mengamati diri dari luar tubuh sendiri. Perasaan depersonalisasi dapat sangat mengganggu dan mungkin merasa seperti kehilangan pegangan pada realitas atau hidup dalam mimpi.

    Para penderita gangguan ini mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa, misalnya ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara drastis, atau suara mereka terdengar asing bagi mereka sendiri. Penderita juga merasa berada di luar tubuh mereka, menatap diri mereka sendiri dari kejauhan, terkadang mereka merasa seperti robot, atau mereka seolah bergerak di dunia nyata.
  • Gangguan Derealisasi, suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan (perasaan tidak riil  mengenai dunia luar), misalnya perasaan bahwa segala sesuatu yang dialaminya seperti dalam impian. kehilangan perasaan realitas terhadap lingkungan sekitar, dialami dalam bentuk perubahan yang aneh pada lingkungan atau pada periode waktu.

Diagnosa Gangguan Stres Pasca trauma apabila gejala-gejalanya harus berlangsung lebih dari 1 bulan setelah peristiwa itu terjadi dan harus secara jelas mempengaruhi bagian-bagian penting kehidupan seperti keluarga dan pekerjaan. Gejala-gejala lain berupa depresi, kecemasan, dan kesulitan kognitif seperti kemampuan konsentrasi yang rendah.

Gejala stres paska trauma

Gejala Dapat Timbul Segera Ataupun Lambat Setelah Trauma

http://www.reynoldsclinic.com

Pengobatan

Penatalaksanaan Gangguan Kecemasan khususnya Gangguan Stres Pascatrauma, Terdapat tiga pendekatan terapeutik untuk mengatasi gejala berhubungan dengan kecemasan yaitu :

  • Manajemen krisis, Tujuan utama dari Manajemen Krisis adalah :
  1. Peredaan gejala
  2. Pencegahan konsekuensi yang merugikan dari krisis tersebut untuk jangka pendek
  3. Suportif (dukungan)
  • Psikoterapi, harus dilakukan secara individual, karena beberapa pasien ketakutan akan pengalaman ulang trauma.
  • Farmakoterapi/obat-obatan, Obat-obat anti anxietas sebaiknya digunakan untuk waktu yang singkat karena ditakutkan akan terjadi ketergantungan, meskipun banyak obat yang efektif untuk meredakan anxietas/kecemasan.


 Sumber :

  • Soewadi : Bahan Kuliah Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1990
  • Nevid S, Jeffrey., Rathus A, Spencer., dan Greene, Beverly. 2005. Psikologi Abnormal Jilid1. Jakarta: Penerbit Erlangga.