Sumber gambar: www.thehealthsite.com
Bagi orang yang pernah mengalami sakit gigi yang berat, tentunya mengetahui bahwa sakit gigi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, dan sangat tidak menyenangkan, terutama yang dirasakan hingga berhari-hari dan tidak hilang meskipun sudah minum obat pereda nyeri.
Selain dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang mengganggu, sakit gigi ternyata memiliki efek samping yang cukup serius bila tidak ditangani dengan benar.
Gigi dan atau gusi yang terinfeksi secara umum terbagi menjadi dua jenis: akut dan kronis. Nyeri pada sakit gigi akut dirasakan sebagai nyeri yang tajam dan tiba-tiba. Sakit gigi kronis dapat terjadi selama berbulan-bulan dengan nyeri yang tidak berat. Kasus sakit gigi kronis lebih berbahaya dibandingkan yang akut karena pasien mungkin tidak melanjutkan pengobatannya karena merasa sudah sembuh atau sudah terbiasa dengan sakit giginya. Hal tersebut berbahaya karena dapat terjadi kerusakan pada gigi, rahang dan jaringan lunak di sekitar gigi. Ketika pasien datang ke dokter gigi, mungkin sudah terlambat untuk menyelamatkan gigi atau daerah sekitarnya dan infeksi dapat menyebar ke organ lain.
Bahaya dari Gigi yang Terinfeksi
Meskipun tampaknya konsekuensi dari gigi yang terinfeksi hanya kehilangan gigi, ada konsekuensi lain yang lebih berat yaitu penyakit sistemik yang menyebabkan kerusakan organ lain di tubuh.
Ketika gigi rahang bawah terinfeksi, dapat terjadi pembengkakan pada pipi dan leher. Bila pembengkakan berat, dapat mengganggu proses menelan dan bernapas. Peradangan jaringan atau selulitis pada daerah mulut akibat infeksi gigi disebut dengan angina Ludwig.
Sumber gambar: dicionariosaude.com/angina-de-ludwig/
Apabila gigi atas terinfeksi, pembengkakan terjadi di pipi, pelipis dan bawah mata. Pembengkakan perlahan-lahan dapat menyebabkan mata menutup. Hal ini juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan thrombosis sinus kavernosus. Kondisi ini adalah infeksi serius dari rongga sinus yang memerlukan antibiotik dan dapat mengancam nyawa.
Salah satu penyakit serius yang dapat menjadi komplikasi infeksi gigi adalah infeksi pada jantung yang disebut dengan endokarditis. Endokarditis adalah penyakit peradangan pada lapisan dinding jantung dan katup jantung yang mengancam nyawa. Meskipun dapat dialami oleh semua orang, penyakit ini lebih sering dialami oleh orang yang menderita kondisi jantung.
Sumber gambar: www.mayoclinic.org
Bakteri yang ditemukan di plak gigi dapat memperbanyak diri dan menyebabkan infeksi gusi (gingivitis). Bila tidak ditangani, gusi akan meradang (merah dan bengkak) dan dapat terjadi perdarahan ketika menyikat gigi atau menjalani prosedur gigi yang melibatkan gusi. Ketika gusi berdarah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan dapat menginfeksi bagian lain di tubuh. Pada endokarditis, bakteri menginfeksi dinding lapisan dalam jantung dan permukaan katup jantung. Bakteri melekat pada permukaan tersebut dan membentuk kantung bakteri.
Gejala Endokarditis
Gejala endokarditis antara lain:
- Demam ≥38 °C
- Menggigil, keringat malam
- Sakit kepala
- Sesak, terutama selama beraktivitas fisik
- Batuk
- Kelelahan, merasa sakit secara umum
- Nyeri otot dan sendi
- Terdengar bunyi murmur jantung (bunyi jantung berdesir diantara denyut)
Penggunaan antibiotik sebelum prosedur gigi dapat menurunkan risiko endokarditis, akan tetapi hal ini bukan lah jaminan. Endokarditis akibat tindakan pada gigi sebagian besar terjadi dua minggu setelah prosedur.
Jadi, jangan remehkan sakit gigi, karena ternyata terdapat komplikasi yang dapat membahayakan nyawa apabila sakit gigi tidak ditangani dengan baik. Menyikat gigi dua kali sehari dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi (meskipun tanpa keluhan) dapat membantu Anda untuk mencegah terjadinya sakit gigi.
Referensi:
asapdentist.com/blog/how-dangerous-is-an-infected-tooth/
www.webmd.com/oral-health/endocarditis-prevention#1