Pentingnya Imunisasi

Apa itu Imunisasi?

Sumber gambar: https://www.kelley-ross.com/polyclinic/immunization/

Imunisasi adalah sebuah proses di mana seseorang dibuat menjadi imun, atau resisten terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin menstimulasi sistem daya tahan tubuh seseorang untuk melindungi orang tersebut terhadap infeksi atau penyakit yang akan datang.

Imunisasi adalah alat yang terbukti mengendalikan dan mengeliminasi penyakit infeksi yang mengancam jiwa dan diperkirakan mencegah sekitar 2 hingga 3 juta kematian setiap tahunnya. Imunisasi adalah investasi kesehatan yang paling efektif dari segi biaya, dengan strategi yang terbukti dapat dicapai oleh populasi yang paling sulit dijangkau dan rentan. Imunisasi memiliki kelompok target yang jelas; dapat diberikan secara efektif melalui kegiatan yang terjangkau; dan vaksinasi tidak memerlukan perubahan gaya hidup yang besar.

Perlindungan imunisasi memang tidak 100 %, artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi kemungkinannya hanya kecil (5 - 15 %), jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bukan berarti imunisasi itu gagal atau tidak berguna, karena perlindungan imunisasi memang sekitar 80 - 95 %.

Penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain, ketika ada wabah campak, difteri atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang tertular, bila tertular umumnya hanya ringan, sebentar dan tidak berbahaya.

Apa Manfaat Imunisasi?

1.      Imunisasi dapat menyelamatkan nyawa anak.

Karena kemajuan dalam ilmu kedokteran, anak dapat dilindungi dari lebih banyak penyakit dibandingkan dengan sebelumnya. Beberapa penyakit yang dulu mencelakai atau menimbulkan kematian pada ribuan anak telah dieliminasi seluruhnya dan penyakit-penyakti lainnya saat ini hampir hilang – terutama karena vaksin yang aman dan efektif.  

2.      Imunisasi melindungi orang lain yang Anda sayangi.  

Penyakit serius yang dapat dicegah dengan vaksin masih ada. Sayangnya, beberapa bayi terlalu muda untuk divaksinasi dan beberapa lainnya tidak bisa mendapatkan vaksin karena mengalami alergi, penyakit tertentu, sistem daya tahan tubuh yang melemah, dan alasan lainnya. Untuk membantu mereka tetap aman, penting bahwa Anda dan anak Anda yang bisa mendapatkan imunisasi, sepenuhnya diimunisasi. Dengan begitu, bukan hanya keluarga Anda yang terlindungi, keluarga atau teman yang Anda sayangi juga akan terlindungi.  

3.      Imunisasi dapat melindungi waktu keluarga dan uang Anda.

Anak yang menderita penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tidak dapat pergi ke sekolah atau fasilitas penitipan anak. Penyakit yang berkepanjangan dapat memakan banyak biaya karena Anda kehilangan waktu bekerja, dan harus membayar biaya perawatan. Sebaliknya, mendapatkan vaksinasi adalah investasi yang baik dan umumnya ditanggung oleh asuransi.  

4.      Imunisasi melindungi generasi berikutnya.

Vaksin telah mengurangi, dan pada beberapa kasus, mengeliminasi banyak penyakit yang dahulu membunuh atau membuat penderitanya mengalami disabilitas berat beberapa generasi sebelumnya. Misalnya vaksinasi cacar, membantu melenyapkan penyakit tersebut di seluruh dunia. Anak Anda tidak lagi mendapatkan suntikan cacar karena penyakit ini sudah tidak ada lagi. Bila kita terus melakukan vaksinasi saat ini, orangtua di masa yang akan datang dapat meyakini bahwa penyakit seperti polio dan campak tidak akan menginfeksi, melumpuhkan atau menyebabkan kematian pada anak.  

Apa yang Terjadi Bila Vaksinasi Dihentikan?

Penyakit-penyakit yang hampir tidak dikenali dapat muncul kembali, dan tidak lama, akan terjadi epidemi penyakit yang saat ini hampir dapat dikendalikan. Banyak anak akan sakit dan banyak anak dapat meninggal.

Batuk rejan

Pada tahun 1974, Jepang sukses melakukan vaksinasi pertussis (batuk rejan), dengan kurang lebih 80% anak-anak di Jepang tervaksinasi. Pada tahun itu, hanya 393 kasus pertussis yang dilaporkan di seluruh negeri dan tidak ada kematian akibat pertussis. Akan tetapi kemudian beredar rumor bahwa vaksinasi pertussis tidak lagi diperlukan dan vaksin tidak aman, dan pada tahun 1976, hanya 10% anak yang divaksinasi. Pada tahun 1979, Jepang mengalami epidemi pertussis besar, dengan lebih dari 13.000 kasus pertussis dan 41 kematian. Pada tahun 1981, pemerintah memulai vaksinasi dengan vaksin pertussis aseluler, dan jumlah kasus pertussis kembali menurun.

Apa Bahayanya Jika Anak Tidak Diimunisasi?

Bila anak tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, tubuhnya tidak memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal. Anak yang tidak diimunisasi dapat menyebarkan penyakitnya ke orang-orang di sekitarnya sehingga dapat terjadi wabah dan dapat menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak.

Apakah Vaksin Benar Aman?

Semua vaksin yang diberikan kepada anak sudah melewati penelitian yang panjang dan hati-hati yang dilakukan oleh ilmuwan, dokter, dan tenaga kesehatan profesional. Vaksin memanng akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat menyebabkan nyeri, kemerahan pada lokasi penyuntikan, akan tetapi hal ini sangat minimal dibandingkan dengan nyeri, rasa tidak nyaman dan trauma karena penyakit yang dicegah oleh vaksin. Penelitian dan peninjauan yang paling komprehensif tidak menemukan kaitan antara vaksin dan autisme. Kelompok peneliti, termasuk American Academy of Pediatrics, the Institute of Medicine (IOM), the National Institute of Health (NIH), the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan lainnya juga menyetujui bahwa vaksin tidak bertanggung jawab pada sejumlah anak yang saat ini terdiagnosis autisme. 

Vaksin di Indonesia dibuat oleh PT Bio Farma Bandung yang sudah berdiri sejak jaman Belanda dan telah puluhan tahun memproduksi vaksin. Kualitas vaksin PT Bio Farma selalu diawasi oleh badan internasional WHO dan dinyatakan aman serta effektif untuk digunakan di seluruh dunia.

Dalam vaksin memang ada zat tambahan seperti timerosal (hasil metabolisme etil merkuri) dalam jumlah yang sangat sedikit. Timerosal adalah senyawa merkuri organik atau dikenal sebagai sodium etilmerkuri thiosalisilat, yang mengandung 49,6% merkuri. Selain berfungsi sebagai bahan pengawet vaksin, timerosal juga efektif dalam membunuh bakteri dan jamur. Zat ini digunakan terutama di kemasan vaksin multidosis untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Timerosal dalam vaksin adalah hasil metabolisme etil merkuri. Zat ini tidak akan terakumulasi dalam tubuh karena cepat dimetabolisme dan dapat dikeluarkan melalui urin. Zat etil merkuri ini sering tertukar dengan metil merkuri yang merupakan zat berbahaya bagi tubuh.

Selain itu, dalam vaksin terdapat aluminium. Aluminium diperlukan sebagai suatu zat tambahan yang berfungsi untuk membantu memperkuat respon kekebalan tubuh pada orang yang menerima vaksinasi. Tanpa aluminium, dosis imunisasi yang dibutuhkan akan berkali-kali lipat lebih banyak. Penggunaan garam aluminium pada vaksin dinyatakan aman dan efektif, jumlah kandungan aluminium dalam vaksin sangat sedikit yaitu setara dengan yang ditemukan pada 975 mL susu formula.

Zat-zat tambahan tersebut jumlahnya sangat sedikit dan masih jauh dari ambang batas yang berbahaya, yang ditentukan oleh berbagai ahli-ahli di badan-badan pengawasan internasional.

Benarkah Setelah Imunisasi Dapat Terkena Penyakit Berat?

Reaksi setelah imunisasi disebut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Reaksi yang umum (ringan) dapat berupa demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan. Reaksi ini umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, meskipun juga dapat berlangsung lebih lama. Adanya berita di media masa tentang kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat, perlu dikonfirmasi kepada ahli-ahli di bidangnya. Beberapa kejadian tersebut ternyata bukanlah akibat dari imunisasi. Anak-anak yang mengalami penyakit berat tersebut sebelum diimunisasi memang sudah menderita penyakit tertentu.

Apakah Benar Vaksin Mengandung Babi?

Untuk masalah ini, Anda dapat membaca lebih lanjut dalam artikel yang berjudul: "Apakah vaksin mengandung babi", yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

 

 

 

Referensi:

·         http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya

·         http://www.who.int/topics/immunization/en/

·         https://www.cdc.gov/media/subtopic/matte/pdf/cdcfivereasonstovaccinateyourchild.pdf

·         https://www.cdc.gov/vaccines/vac-gen/why.htm