(Sumber gambar: www.proeves.com)
Bayi atau anak yang tidak mau membuka mulut ketika makan (yang sering disebut dengan gerakan tutup mulut atau GTM) adalah salah satu tantangan yang dihadapi orang tua ketika bayi mulai makan makanan padat. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kekhawatiran karena asupan nutrisi yang diperlukan anak dapat berkurang.
Penyebab GTM bermacam-macam, misalnya tidak lapar, mengantuk, perhatiannya teralihkan, bosan, sedang sakit, atau trauma, baik karena cara pemberian maupun trauma terhadap makanan. Akan tetapi menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab GTM paling sering adalah karena perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia, misalnya waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan dan penyajian makanan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Penyebab GTM pada bayi
1. Sakit di bagian mulut
Bayi mungkin mengalami sariawan, sakit tenggorokan, atau giginya sedang tumbuh, sehingga ia merasa tidak nyaman dan tidak mau membuka mulut.
2. Belum terbiasa dengan makanan selain ASI
Bayi memerlukan waktu untuk terbiasa mengkonsumsi makanan selain ASI. Selain karena teksturnya yang berbeda, selama 6 bulan pertama, bayi mengonsumsi makanan dengan cara mengisap. Setelah dikenalkan MPASI, bayi harus belajar mengunyah, sehingga bayi perlu waktu untuk membiasakan diri.
3. Bayi merasa tidak nyaman
Misalnya ketika bayi mengantuk, kepanasan, digigit serangga, popoknya basah, dll. Ketidaknyamanan tersebut dapat mengganggu nafsu makan bayi, sehingga bayi melakukan GTM.
4. Lebih suka makanan dengan tekstur tertentu
Bayi yang sudah mulai makan makanan dengan tekstur bervariasi dapat menyukai tekstur makanan tertentu, sehingga ketika diberikan makanan yang teksturnya tidak ia suka, bayi akan melakukan GTM.
5. Ada yang salah dengan makanan yang diberikan
Ketika bayi atau anak hanya mau makan satu atau dua sendok makan lalu berhenti, mungkin ada masalah dalam makanan yang disajikan. Mungkin makanan masih panas, rasanya tidak disukai bayi, atau ada benda keras dalam makanan (misalnya pasir atau batu).
6. Perhatiannya teralihkan
Bila ada banyak hal yang menyebabkan perhatian bayi teralihkan (misalnya suara televisi, video, musik) ia bisa menolak makan.
7. Trauma
Orang tua atau pengasuh yang tidak sabar, memaksa atau menggunakan cara yang kasar ketika menyuapi dapat menimbulkan trauma pada bayi atau anak. Proses makan dapat dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan sehingga bayi atau anak memilih untuk melakukan GTM.
Lalu, bagaimana mengatasi bayi atau anak yang melakukan GTM?
Bila bayi tidak mau makan, cek apakah ada hal-hal yang disebutkan di atas yang menyebabkan ia melakukan GTM.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi GTM.
- Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan yang teratur sesuai dengan kebutuhan anak menurut usianya.
- Batasi waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
- Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (menutup mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
Jangan lakukan hal-hal berikut ini:
- Jangan memaksa anak makan, apalagi sampai memarahinya.
- Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda.
- Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
- Jangan menjadikan makanan sebagai hadiah.
Berbagai upaya apa pun bisa gagal jika Anda tidak memiliki kesabaran dalam memberi makan bayi. Konsisten dan bersabar dalam menghadapi anak yang susah makan sangatlah dibutuhkan. Ulangi langkah-langkah di atas dengan rutin.
Anda tidak perlu khawatir, bayi akan makan bila ia lapar, jadi bila ia memalingkan wajah atau menutup mulutnya, ia sedang memberitahu Anda bahwa ia tidak ingin makan lagi. Hanya saja Anda harus memastikan makanan yang dikonsumsi adalah makanan sehat dan bayi tidak mengkonsumsi ‘junk foods’ sebelum makan. Cobalah untuk meyakini bayi Anda tahu berapa banyak makanan yang ia butuhkan dan jangan paksa ia menghabiskan makanannya jika ia tidak mau. Kenali juga ciri-ciri bayi sudah kenyang, supaya asupannya tidak berlebihan.
Referensi:
- http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-anak
- https://doktersehat.com/gtm-gerakan-tutup-mulut/
- https://id.theasianparent.com/mengatasi-gtm-pada-bayi
- https://www.webmd.com/parenting/baby/why-wont-baby-eat#1