Tips Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak

Bagi para ibu yang memiliki anak berusia 5–6 bulan, persiapan memulai makan untuk anak adalah hal yang menyenangkan sekaligus membuat khawatir. Apakah anak akan lancar belajar makan, apakah anak akan sulit makan, dan lainnya.

Ibu mungkin sudah mulai mengumpulkan resep MPASI, membeli peralatan makan lengkap dan bahkan terkadang berlebihan, tetapi ketika anak benar-benar mulai makan, semua itu seperti menjadi tidak berguna karena anak melakukan gerakan tutup mulut atau GTM.

Mengapa anak melakukan GTM?

Penyebab Gerakan Tutup Mulut pada bayi

Penyebab GTM bermacam-macam, sebagian adalah bagian dari tumbuh kembang normal anak, dan penyebab lain dikaitkan dengan anak yang sedang tidak enak badan.  

Menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab GTM paling sering adalah karena perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia, misalnya waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan dan penyajian makanan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Berikut ini penjelasannya:

  1. Belum siap makan

6 bulan adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan makanan padat, tetapi beberapa bayi mungkin belum siap makan di usia 6 bulan. Bayi masih belajar menggunakan lidahnya dan memasukkan mainan ke dalam mulut dapat membantu membiasakan bayi dengan benda asing di mulut. Setiap bayi unik, dan bayi Anda mungkin memerlukan latihan lebih lama. Selain itu, kendali kepala dan tubuhnya masih berkembang.

  1. Belum terbiasa dengan makanan selain ASI

Bayi memerlukan waktu untuk terbiasa mengkonsumsi makanan selain ASI. Selain karena teksturnya yang berbeda, selama 6 bulan pertama, bayi mengonsumsi makanan dengan cara mengisap. Setelah dikenalkan MPASI, bayi harus belajar mengunyah, sehingga bayi perlu waktu untuk membiasakan diri.

  1. Persepsi rasa

Bayi lahir dengan preferensi menyukai makanan manis, sehingga makanan dengan rasa pahit atau asam seperti sayuran akan memerlukan usaha untuk dimakan dibandingkan dengan buah.

Bayi juga memiliki kuncup rasa di lidah yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa, sehingga makanan dapat memiliki rasa yang berbeda bagi mereka.

Penolakan makanan tidak berarti bayi tidak suka atau tidak akan menyukainya. Mereka hanya memerlukan waktu dan beberapa kali mencoba makanan tersebut, dan hal ini dapat berlangsung bahkan hingga bertahun-tahun.

  1. Bayi merasa tidak nyaman

Misalnya ketika bayi mengantuk, kepanasan, digigit serangga, popoknya basah, dll. Ketidaknyamanan tersebut dapat mengganggu nafsu makan bayi, sehingga bayi tidak mau makan.

  1. Sakit di mulut

Bayi mungkin mengalami sariawan, sakit tenggorokan, atau giginya sedang tumbuh, sehingga ia merasa tidak nyaman dan tidak mau membuka mulut.

  1. Lebih suka makanan dengan tekstur tertentu

Bayi yang sudah mulai makan makanan dengan tekstur bervariasi dapat menyukai tekstur makanan tertentu, sehingga ketika diberikan makanan yang teksturnya tidak ia suka, bayi tidak mau makan.

  1. Ada yang salah dengan makanan yang diberikan

Ketika bayi atau anak hanya mau makan satu atau dua sendok makan lalu berhenti, mungkin ada masalah dalam makanan yang disajikan. Mungkin makanan masih panas, rasanya tidak disukai bayi, atau ada benda keras dalam makanan (misalnya pasir atau batu).

  1. Perhatiannya teralihkan

Bila ada banyak hal yang menyebabkan perhatian bayi teralihkan (misalnya suara televisi, video, musik) ia bisa menolak makan.

  1. Trauma

Orang tua atau pengasuh yang tidak sabar, memaksa atau menggunakan cara yang kasar ketika menyuapi dapat menimbulkan trauma pada bayi atau anak. Proses makan dapat dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan sehingga bayi atau anak menutup mulutnya tidak mau makan.

  1. Perlambatan pertumbuhan

Setelah lahir hingga usia 1 tahun, bayi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Umumnya, saat berusia 1 tahun, berat badan bayi tiga kali lipat dari berat lahir mereka, tetapi kemudian pertumbuhan bayi akan melambat setelah 12 bulan.  

Sehingga bila bayi Anda yang berusia 1 tahun ke atas tiba-tiba tidak mau makan, kemungkinan nafsu makan mereka berkurang sebagai respons terhadap kebutuhan nutrisi mereka yang menurun. Ini adalah hal yang normal.   

  1. Terlalu kenyang

Terkadang bayi tidak mau makan bila jadwal menyusu dan makan terlalu dekat.  Selain itu, minum susu adalah hal yang mudah, sedangkan makan memerlukan keterampilan, sehingga seringkali bayi lebih memilih minum susu yang lebih mudah.

Setelah bayi Anda berusia 7 bulan, dan makan 3 kali sehari, sebaiknya kebiasaan minum susu berdasarkan permintaan anak diubah, dan anak diperkenalkan dengan jadwal makan yang baru dengan jarak 2,5–3 jam antara minum susu dan makan.

Lalu Bagaimana Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM)?

Anda mungkin sudah mencoba berbagai tips yang ada, tetapi anak Anda masih menutup mulutnya ketika makan.

Coba lakukan tips berikut ini untuk membantu anak Anda makan

  1. Dorong anak untuk menyentuh makanan yang akan dimakan, tetapi tidak dengan memaksanya. Anda bisa meletakkan satu sendok makanan bayi di meja, atau siapkan mangkuk berbeda untuk dieksplorasi anak. Biarkan anak menyentuh, dan menyebarkan makanan untuk membantu melatih sensorinya.
  2. Anda bisa menggunakan wortel mentah atau batang seledri untuk melatih anak memasukkan makanan ke mulut. Hal ini dapat membantu mengurangi sensitivitas refleks muntah, dan anak dapat berlatih menggigit, mengunyah, dan menggerakkan lidah.  
  3. Tetapkan jadwal makan dan menyusu yang teratur, meskipun bayi Anda belum bisa makan makanan padat.
  4. Berikan makanan yang sama berulang kali. Meskipun pada awalnya anak menolak makanan yang diberikan dan melakukan gerakan tutup mulut, bila sering diberikan lama kelamaan anak akan terbiasa dan mau memakan makanan yang biasanya tidak ia sukai.
  5. Orang tua harus tetap tenang dan memberikan contoh. Anak akan menyadari bila orang tuanya khawatir, atau tegang. Hal ini dapat membuat anak gelisah sehingga melakukan gerakan tutup mulut.
  6. Bersikap responsif. Orang tua harus mengamati tanda-tanda anak dan meresponsnya dengan tepat.

tips mengatasi gerakan tutup mulut

Sebagai orang tua, peran Anda adalah:

  • menentukan menu makanan
  • menentukan waktu makan
  • menentukan tempat makan

Sedangkan peran anak Anda adalah:

  • menentukan apakah mereka akan makan atau tidak
  • berapa banyak yang dimakan
  • kapan mereka akan berhenti makan

Orang tua biasanya tergoda untuk memaksa anak untuk menghabiskan makanan, tetapi sebaiknya Anda tidak melakukannya karena ini melawan intuisi anak, sebuah keterampilan yang dimiliki setiap bayi yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari, misalnya makan berlebihan dan tidak dapat mengontrol nafsu makan.

Ketika sudah tidak ingin makan, anak Anda dapat menggelengkan kepala, menghindari kontak mata, atau menjatuhkan makanan.

Cara Lain Mengatasi Gerakan Tutup Mulut

Ada hal lain yang dapat menyebabkan anak sulit makan yang juga tidak kalah penting, yaitu masalah sensori atau koordinasi.

Aktivitas berikut dapat Anda lakukan untuk melatih sensori dan koordinasi anak:

  1. Menyikat gigi anak. Menyikat gigi tidak hanya penting untuk kesehatan gigi anak, tetapi juga dapat membantu mengurangi sensitivitas mulut dan memperbaiki koordinasi karena lidah bergerak ke berbagai arah.

Bila anak tidak menyukai aktivitas ini, lakukan dengan perlahan tetapi sering.

  1. Mengunyah mainan. Banyak bayi yang melakukan gerakan tutup mulut tidak pernah memasukkan mainan atau benda-benda ke dalam mulutnya (mungkin Anda sebagai orang tua tidak pernah mengizinkan?), padahal aktivitas ini dapat membantu memperbaiki koordinasi otot-otot mulut yang diperlukan untuk makan dan mengurangi sensitivitas refleks muntah dan sistem sensori mereka.

Gunakan ‘mainan kunyah’ agar bayi dapat belajar menggigit dan mengeksplorasi mulut mereka.

 

Jadikan kegiatan makan sebuah pengalaman yang positif bagi bayi Anda, meskipun mereka tidak makan apapun. Jangan tersulut untuk memarahi anak, meskipun Anda merasa kesal atau stress menghadapinya.

Tarik napas dalam, tersenyum, dan ulangi langkah-langkah di atas.

Duduk dan makanlah bersama anak dan jangan teralihkan dengan aktivitas lainnya.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Bila bayi Anda tidak juga mau makan makanan padat hingga berusia 9 bulan, Anda sebaiknya membawa anak ke dokter untuk dievaluasi lebih dalam. Anak Anda mungkin memerlukan penanganan lebih lanjut.

 

 

 

 

Referensi:

  • https://childrensnutrition.co.uk/full-blog/babyrefusingtoeat/
  • https://yourkidstable.com/baby-wont-eat-solids/
  • https://www.webmd.com/parenting/baby/why-wont-baby-eat