TANDA AWAL ANEMIA dan PENCEGAHAN ANEMIA

Anemia atau suatu kondisi yang lebih dikenal dengan kurang darah ,merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah (hemoglobin) yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Hemoglobin adalah sejenis protein yang ditemukan didalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh lainnya.

Normalnya kadar hemoglobin (Hb) pada orang dewasa di dalam darah adalah 12-16 mg/dl bergantung dari jenis kelamin dan usia, pada anak-anak hb memiliki kadar yang berbeda dari orang dewasa.

Mengalami anemia dapat menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari sering merasa lelah, lesu, hingga jika mengalami anemia yang berat mengalami sesak.

Maka dari itu pentingnya mengetahui tanda awal anemia dan pencegahan anemia .

Baca artikel kesehatan berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tanda awal anemia dan pencegahan anemia .

Penyebab Anemia

Anemia terjadi ketika darah tidak memiliki cukup hemoglobin atau sel darah merah. Kondisi ini terjadi jika :

  • Tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah yang merah yang cukup untuk tubuh
  • Disebabkan oleh adanya perdarahan, sehingga tubuh kehilangan sel darah merah dan hemoglobin dengan cepat
  • Tubuh menghancurkan sel darah merah dan hemoglobin akibat berbagai kondisi

Anemia memiliki berbagai penyebab bergantung dari jenis anemia yang dialami, termasuk :

  • Anemia kekurangan zat besi

Anemia jenis ini merupakan anemia yang paling sering terjadi dan sering dialami oleh usia muda atau remaja. Sumsum tulang yang merupakan tempat untuk memproduksi darah membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, jika tubuh tidak mempunyai zat besi yang cukup, maka sumsum tulang tidak dapat membuat hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.

  • Anemia kekurangan vitamin

Selain zat besi, tubuh membutuhkan vitamin, seperti folat dan vitamin B-12 untuk membuat sel darah merah. Pola makan yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisi ini dan nutrisi penting lainnya dapat menyebabkan tubuh tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup.

  • Anemia akibat penyakit kronis

Penyakit kronis dapat berisiko mengalami anemia, terutama penyakit kronis yang menyebabkan peradangan berkelanjutan.

Peradangan berkelanjutan dapat membuat tubuh tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup.

Contoh penyakitnya adalah seperti kanker, HIV/AIDS, artritis reumatoid, penyakit ginjal, atau penyakit Crohn.

  • Anemia aplastik

Anemia aplastik merupakan anemia yang jarang terjadi dan termasuk kondisi yang langka serta dapat mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup. Penyebab anemia aplastik meliputi infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun dan kontak dengan bahan kimia yang beracun.

  • Anemia hemolitik

Anemia hemolitik adalah suatu kondisi dimana tubuh menghancurkan sel darah merah lebih cepat dari waktu seharusnya. Sel darah merah dihancurkan dan diproduksi kembali dalam waktu 120 hari. Pada penyakit tertentu dapat meningkatkan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia jenis ini dapat diturunkan dalam keluarga.

  • Anemia akibat riwayat keluarga

Riwayat keluarga dapat meningkatkna risiko seseorang mengalami anemia, contohnya adalah thalasemia. Thalasemia merupakan kelainan darah bawaan yang menyebabkan kadar Hemoglobin di dalam darah berkurang. Thalasemia biasanya ditemui pada anak-anak yang mempunyai keluarga dengan riwayat thalasemia.

Faktor Risiko Anemia

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang tersebut mengalami anemia ,seperti :

  • Tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, seperti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B-12, serta folat.
  • Mempunyai gangguan pada saluran cerna, seperti pada penyakit Crohn atau penyakit celiac.
  • Mempunyai gangguan menstruasi
  • Kehamilan
  • Mempunyai penyakit kronis, seperti kanker, penyakit ginjal, diabetes, atau kondisi lainnya
  • Riwayat keluarga dengan anemia
  • Faktor lain, seperti infeksi, mengonsumsi alkohol, sering terkontaminasi dengan bahan kimia yang beracun
  • Usia lanjut

Tanda Awal Anemia dan Gejalanya

Tanda awal anemia merupakan keluhan yang harus diperhatikan karena terkadang terlewatkan atau diabaikan. Tanda awal anemia pada setiap orang mungkin berbeda bergantung dari penyebab yang mendasarinya.

Tanda awal anemia dapat bersifat ringan pada awalnya, namun gejala dapat semakin memburuk seiring dengan tingkat keparahan anemia yang dialami.

Jika terdapat penyakit lain yang menyebabkan anemia, maka penyakit tersebut dapat menutupi gejala anemia.

Maka diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk menwntukan jenis anemia.

Beberapa jenis anemia tertentu memiliki gejala yang menunjukkan penyebabnya.

tanda awal anemia dan gejala anemia

sumber: www.calmclinic.com

Tanda awal anemia dan Gejala anemia yang mungkin terjadi meliputi:

  1. Tubuh merasa mudah lelah dan lemah
  2. Terasa sulit untuk bernapas atau sesak napas
  3. Kulit tampak pucat atau kekuningan terutama di area bibir
  4. Detak jantung menjadi tidak teratur
  5. Sering merasakan pusing
  6. Nyeri dada
  7. Tangan dan kaki merasa dingin
  8. Sakit kepala
  9. Perubahan pada bentuk dan warna kuku

Kapan anemia harus ke dokter ?

Anemia sering tidak menimbulkan gejala yang signifikan pada awalnya.

Tanda awal anemia perlu diwaspadai seperti tubuh mudah merasa lelah, lemah, lesu, tampilan diri tampak pucat serta sering merasakan pusing.

Jika anda sering mengalami seperti hal berikut, bawalah diri anda untuk berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk menegakkan diagnosis anemia secara pasti diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya, seperti pemeriksaan darah secara makroskopis atau mikroskopis atau pada keadaan tertentu diperlukannya pemeriksaan sumsum tulang.

Pemeriksaan yang dilakukan ditentukan berdasarkan keluhan yang menyertai anda.

Cara Pencegahan Anemia

makanan yang mengandung zat besi untuk pencegahan anemia

Bergantung dari penyebab yang mendasarinya. Ada beberapa jenis anemia yang dapat dicegah dengan cara :

  1. Mengonsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Pastikan makanan yang dikonsumsi mengandung zat besi, vitamin B-12 serta folat. Makanan yang mengandung Vitamin C juga dapat membantu penyerapan dari zat besi.
  • Contoh makanan yang mengandung zat besi, seperti daging, ati ayam, bayam, brokoli.
  • Contoh makanan yang mengandung vitamin B-12, seperti makanan laut atau telur.
  • Contoh makanan yang mengandung folat, seperti sayuran yang berwarna hijau.
  • Contoh makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan yang rasanya
  1. Mengonsumsi tablet darah secara rutin. Berikut anjuran dan cara mengonsumsi tablet darag yang tepat adalah :
  • Boleh dikonsumsi mulai dari masa remaja terutama perempuan
  • Diminum satu kali satu tablet dalam seminggu.
  • Minum lah dengan air putih, tidak dibarengi dengan produk yang mengandung susu, teh, atau kopi.
  • Sebaiknya minum tablet darah setelah sarapan pagi atau saat sebelum tidur.
  • Apabila saat konsumsi tablet tambah darah terjadi efek samping seperti perih di perut, mual, dan bab kehitaman. Tidak perlu khawatir, karena itu merupakan bentuk reaksi tubuh.
  1. Melakukan pemeriksaan kesehatan diri secara rutin.

Dampak Jangka Panjang Anemia

Anemia dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita kedepannya jika tidak ditangani dengan baik. Anemia harus segera ditangani, sesuai dengan penyebab yang mendasari anemia.

Maka pentingnya mengetahui tanda awal anemia ,sehingga penderita dapat segera mendapatkan penanganan dan melakukan pencegahan anemia yang tepat.

Berikut kondisi yang dapat terjadi dalam jangka panjang akibat anemia, seperti:

  • Tubuh mudah lelah berkepanjangan
  • Gangguan pada kehamilan, seperti risiko keguguran, perdarahan, hingga risiko kelahiran stunting)
  • Pada anak-anak dapat berisiko untuk mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan
  • Memicu gagal jantung
  • Kerusakan paru-paru