Keamanan Produk Herbal

(Sumber gambar: www.pharmaceutical-journal.com)

Obat-obat herbal adalah obat-obatan yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan, misalnya daun, akar, atau bunga. Akan tetapi obat herbal tidak berarti selalu aman untuk digunakan. Seperti halnya obat-obatan konvensional, obat herbal juga akan memiliki efek pada tubuh, dan dapat berpotensi berbahaya bila tidak digunakan dengan benar.

Penggunaan produk herbal sangat menggiurkan. Berbagai testimonial yang menyebutkan bahwa keluhan atau penyakit mereka sembuh mudah dijumpai, meskipun kebenarannya tidak diketahui. Iklan-iklan di media sosial pun banyak bertebaran, sehingga memberikan kesan bahwa penggunaannya aman. Akan tetapi konsumen perlu mengetahui bahwa tidak seperti obat-obatan konvensional, produk herbal tidak melalui (atau hanya sedikit sekali) yang melalui proses penelitian menggunakan uji coba terkontrol. Interaksi serius, bahkan fatal telah dilaporkan. Hanya sedikit penelitian medis mengenai obat-obatan herbal, keamanan, efektivitas dan mekanisme kerjanya.

Meskipun produk herbal sepertinya aman (karena kita pun sering menggunakannya sebagai bumbu-bumbu masakan), beberapa herbal dapat berpotensi berbahaya, terutama pada orang yang mengkonsumsi obat untuk masalah jantung. Oleh karena itu, obat herbal harus digunakan dengan hati-hati.

Masalah yang Dapat Timbul pada Penggunaan Obat Herbal

Bila Anda menggunakan, atau berencana menggunakan obat herbal, waspadai beberapa hal berikut ini:

·        Obat herbal dapat menimbulkan masalah bila Anda menggunakan obat lain. Obat herbal dapat mengurangi atau meningkatkan efek obat yang Anda gunakan.

·        Anda dapat mengalami reaksi atau efek samping yang tidak diharapkan setelah menggunakan obat herbal.

·        Tidak semua obat herbal terdaftar.

·        Bukti efektivitas obat herbal secara umum sangat terbatas. Meskipun beberapa orang merasakan manfaatnya, pada banyak kasus penggunaannya cenderung berdasarkan tradisi, bukan penelitian ilmiah.

Siapa yang Harus Menghindari Penggunaan Obat Herbal?

Orang-orang tertentu tidak disarankan untuk menggunakan obat herbal, diantaranya:

·        Orang yang mengkonsumsi obat-obatan lain

·        Orang yang menderita penyakit serius seperti penyakit ginjal atau hati

·        Orang yang akan menjalani pembedahan. Beberapa obat herbal dapat mengganggu anestesi dan obat-obatan lain yang digunakan sebelum, selama atau sesudah prosedur pembedahan. Selain itu ada obat herbal yang dapat mengganggu proses pembekuan darah dan tekanan darah, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan selama atau setelah pembedahan

·        Wanita hamil atau menyusui

·        Orang lanjut usia

·        Anak-anak

Obat Herbal dan Gangguan Jantung

Ahli jantung dari Cleveland Clinic memperingatkan bahwa setiap orang yang mengkonsumsi obat digoksin, diuretic, hipoglikemik, anti inflamasi non steroid, spironolakton, atau warfarin, tidak boleh mengkonsumsi obat herbal, tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter.

Beberapa obat herbal berikut ini memiliki risiko berbahaya:

1.      Ephedra (Ephedra sinica, atau disebut dengan Ma-Huang). Digunakan untuk mengobati batuk dan kegemukan. Berisiko meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan memiliki interaksi dengan banyak obat jantung yang berpotensi fatal.

2.      Bawang putih. Digunakan untuk menurunkan kolesterol, mencegah dan mengobati pilek dan mengobati infeksi tertentu. Berisiko meningkatkan perdarahan ketika digunakan bersamaan dengan obat pengencer darah.

3.      Ginkgo. Digunakan untuk meningkatkan daya ingat, peredaran darah dan fungsi mental, serta mencegah penyakit pada ketinggian. Berisiko meningkatkan risiko perdarahan bila digunakan bersama dengan obat pengencer darah.

4.      Goldensal (Hydrastis Canadensis). Digunakan untuk mengatasi konstipasi. Bekerja sebagai anti radang. Dapat mengurangi atau meningkatkan tekanan darah. Berberine (bahan dalam goldensal) juga dikaitkan dengan kelainan irama jantung. Meningkatkan risiko perdarahan bila dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah.

5.      Hawthorn (Crataegus species). Digunakan untuk meringankan gagal jantung kongestif dan tekanan darah tinggi. Meningkatkan risiko perdarahan ketika digunakan bersama dengan obat pengencer darah.

6.      Akar licorice (Glycyrrhiza glabra). Digunakan untuk mengobati batuk, sirosis, dan ulkus lambung. Dapat meningkatkan tekanan darah dan dikaitkan dengan kelainan irama jantung.

Banyak interaksi obat terjadi karena obat herbal mengandung komponen yang disebut dengan coumarin yang merupakan antikoagulan (anti pembekuan darah). Tingginya kadar vitamin K juga menjadi masalah, karena vitamin K memiliki efek berlawanan dengan obat pembekuan darah.

Suplemen herbal lainnya yang juga dapat menimbulkan masalah pada jantung, baik penggunaannya bersamaan atau tidak dengan obat jantung antara lain:

·        Lidah buaya. Dikonsumsi untuk meredakan konstipasi dan dioleskan untuk meredakan kulit yang iritasi dan terbakar. Ketika dikonsumsi, lidah buaya dapat menyebabkan kelainan irama jantung bila digunakan dalam jangka waktu lama

·        Arnica (Arnica Montana). Dioleskan untuk mengurangi nyeri karena memar. Arnica berpotensi beracun untuk jantung dan dapat meningkatkan tekanan darah bila dikonsumsi.