Beberapa waktu lalu terdengar berita mengenai seorang anak yang mengalami sumbatan usus akibat cacing, yang memerlukan tindakan operasi untuk mengatasinya.
Mengapa cacingan bisa sampai menyebabkan usus tersumbat? Sebenarnya apa gejala cacingan pada anak? Kapan perlu konsultasi dengan dokter?
Cacingan adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing yang masuk ke dalam tubuh. Di seluruh dunia, cacingan dialami oleh sekitar 1 milyar orang, sedangkan di Indonesia, angka kecacingan mencapai 28% (2017).
Cacingan paling banyak dialami anak usia sekolah, 5–14 tahun. Cacingan terjadi melalui berbagai cara, seperti melalui makanan atau minuman yang tercemar telur cacing atau melalui tanah yang disebut juga soil transmited helminthiasis. Sebagian besar kasus cacingan menyebabkan penyakit ringan yang dapat diatasi dengan obat-obatan, tetapi pada kasus tertentu dapat menjadi berat dan memerlukan tindakan invasif (seperti yang terjadi beberapa waktu lalu).
Ada beberapa jenis cacing yang bisa menimbulkan infeksi pada anak.
- Cacing gelang. Cacing gelang dewasa berukuran 20-30 cm dan mampu bertelur 200.000 telur per harinya. Cacing ini dapat merusak lapisan usus halus, menyebabkan diare, sehingga mengganggu penyerapan karbohidrat dan protein. Anak-anak terinfeksi cacing jenis ini melalui telur yang terdapat pada sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.
- Cacing cambuk. Cacing cambuk dewasa bertelur 5–10 ribu butir per hari. Bagian kepala cacing ini dapat melekat ke usus yang menyebabkan usus menjadi luka. Pada kasus berat, infeksi cacing ini menyebabkan diare dengan lendir dan darah.
- Cacing tambang. Cacing tambang mampu bertelur 15–20 ribu butir per hari. Larva cacing tambang mampu menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus halus, paru-patu dan jantung. Infeksi cacing ini dapat melukai usus yang lebih dalam sehingga perdarahan dapat lebih berat dibanding infeksi cacing jenis lain.
- Cacing kremi. Cacing ini bersarang di usus besar. Ketika akan bertelur, cacing menuju anus dan menyebabkan anus terasa gatal. Ketika anak menggaruk, telur dapat pecah dan larvanya masuk ke dalam anus. Telur juga dapat terbawa ke kuku dan berpindah ketika anak menyentuh benda-benda sehingga cacing kremi dapat menulari orang lain yang kontak erat dengan anak.
Bagaimana Kita Bisa Terkena Cacingan?
Bergantung pada jenis cacing, penularannya dapat berbeda-beda, diantaranya:
- kontak dengan tanah yang tercemar telur cacing
- mengkonsumsi air yang terkontaminasi
- higiene yang buruk
- mengkonsumsi sayur atau buah yang terkontaminasi
- mengkonsumsi daging (misalnya sapi atau ikan) yang terinfeksi cacing dan tidak dimasak dengan matang
Kita juga bisa tertular dari orang lain yang cacingan (misalnya cacing kremi, yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas).
Gejala Cacingan pada Anak
Gejala infeksi cacing bisa ringan hingga berat. Pada infeksi ringan, gejala tidak khas. Gejala cacingan pada anak yang umum diantaranya:
- lesu, tidak bersemangat
- sering mengantuk
- pucat, anemia dan kurang gizi (karena infeksi cacing dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi)
- diare, mual, atau muntah
- kembung, perut tidak nyaman
- gangguan respons imun
Anak yang menderita infeksi cacing mempunyai risiko tinggi mengalami gangguan nutrisi, tumbuh kembang dan penurunan prestasi belajar. Gejala cacingan pada anak juga dapat berupa disentri atau diare yang disertai dengan lendir dan darah.
Pada infeksi berat, komplikasi yang berbahaya bisa terjadi, seperti:
- Sumbatan usus atau robekan usus. Pada infestasi cacing ascariasis yang berat, gumpalan cacing dapat menyumbat usus. Sumbatan ini dapat menyebabkan perut kram dan muntah-muntah. Sumbatan ini juga dapat menyebabkan terbentuknya lubang di dinding usus dan bisa terjadi perdarahan.
- Sumbatan saluran organ perut lain (misalnya liver atau pankreas). Pada sebagian kasus, cacing dapat menyumbat saluran liver atau pankreas, yang menyebabkan nyeri hebat.
Meskipun begitu, sebagian anak yang terinfeksi cacing dapat tidak bergejala selama bertahun-tahun.
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan anak Anda ke dokter apabila anak memiliki tanda dan gejala seperti berikut ini:
- mual, muntah, diare atau sakit perut yang tidak kunjung sembuh
- ada darah dalam tinjanya
- demam
- sangat lemah dan dehidrasi
- berat badannya turun tanpa disengaja
Bagaimana Cara Mencegah Cacingan pada Anak?
Infeksi cacing dapat dicegah dengan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu:
- mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum makan, setelah menggunakan toilet, setelah memegang hewan
- menggunting kuku seminggu sekali
- selalu menggunakan alas kaki
- mencuci buah dan sayur dengan air bersih yang mengalir sebelum dikonsumsi, dan memasak makanan hingga matang
- minum obat cacing jika ada anggota keluarga yang menderita kecacingan
Pemberian obat cacing dapat dimulai sejak anak berusia 2 tahun. Hal ini disebabkan karena anak yang berusia 2 tahun sudah mulai banyak kontak dengan tanah yang merupakan sumber penularan infeksi cacing.
Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan sekali, atau disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing (apakah termasuk daerah endemis atau non-endemis).
Referensi:
- www.healthline.com. What Are Intestinal Worms?. 2024.
- www.idai.or.id. Kapan Balita Perlu Minum Obat Cacing?. 2017.
- www.mayoclinic.org. Ascariasis. 2022.