Scientific Medicastore
13-04-2007

Press Conference 16th ASEAN Congress of Cardiology 18-21 April 2007

Indonesia kembali mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah internasional dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Kali ini para spesialis jantung dan pembuluh darah serta para dokter yang berminat di bidang kardiovaskular se-ASEAN akan berkumpul dalam Kongres Kardiologi ASEAN ke-16 tanggal 18-22 April 2007 di Bali Internasional Convention Center, Nusa Dua, Bali.

DR. Dr. Muhammad Munawar, SpJP (K)- Ketua PERKI

Menurut DR. Dr. Muhammad Munawar, SpJP (K), Ketua Perhimpunan Kardiovaskular Indonesia (PERKI) saat ini, PERKI merupakan inisator berdirinya ASEAN Federation of Cardiology (AFC) yang terdiri dari satu perhimpunan ahli jantung di tiap negara ASEAN. Salah satu kegiatan AFC adalah mengadakan council meeting untuk memantapkan perkembangan ilmu kardiovaskular di negara-negara ASEAN.

PERKI yang mewakili Indonesia di kancah ASEAN ini telah memiliki 418 anggota yang berprofesi sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Dalam usianya yang genap menginjak setengah abad, PERKI terus menjaga agar pelayanan jantung di Indonesia setara dengan negara lain di ASEAN bahkan internasional.

Keistimewaan kongres AFC yang rutin diadakan setiap 2 tahun kali ini adalah adanya dukungan dari World Heart Failure Society. Kongres ini sebelumnya sudah didukung oleh Asia Pacific Society of Hypertension, International Society of Hypertension, dan ASEAN Federation of Cardiology.

Tema yang diusung dalam kongres kardiologi ASEAN kali ini "Challenges and Opportunities in Prevention and Management of Heart Disease in ASEAN" ini akan menghadirkan 100 orang pembicara ahli jantung dan lebih dari 1000 peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Amerika, Jerman, Belanda, Jepang, Taiwan, Australia, Hongkong, Cina, Kanada, India Korea.

Untuk pertama kalinya, Kongres Kardiologi ASEAN akan menorehkan sejarah baru dengan pemberian gelar FASSC (Fellow of ASEAN Congress of Cardiology) kepada 62 orang yang termasuk pendiri AFC maupun mantan presiden AFC serta tokoh-tokoh kardiologi yang berjasa dalam mengembangkan kardiologi. Penentuan penerima gelar FASCC ini ditentukan oleh suatu komite Credential yang diketuai oleh Datuk Dr. Richard Ng, seorang cardiologist senior dari Singapura.

Sesuai dengan temanya, kongres yang terbagi dalam 42 simposium selama 4 hari ini akan membahas perkembangan mutakhir teknik diagnosis, pencegahan dan pengobatan. Dalam kongres tersebut, 14 dokter dari Indonesia akan mempresentasikan hasil penelitian bebas dan lomba peneliti muda ASEAN.

Kegemukan telah menjadi wabah baru yang menyebabkan sindroma metabolik dan penyakit jantung koroner serta diabetes. Kurang berolahraga dapat menyebabkan kegemukan serta kemungkinan timbulnya penyakit jantung koroner dan diabetes, karena itu dibahas pencegahan dan pengobatannya dalam kongres ini.

Teknik diagnosis baru untuk melihat penyempitan koroner dengan Multi Slice Coronary Tomografi telah banyak digunakan di Indonesia, khususnya di kota besar. Teknik pemeriksaan pembuluh darah koroner dengan kateter lewat tangan dan tanpa menginap semakin banyak di Indonesia, khususnya di kota besar. Pengobatan sumbatan koroner akut (Primary PCI), maupun yang sudah tersumbat menahun (Chronic Total Oclusion) dengan ring (Stent) dengan obat ataupun tanpa obat di ring, telah menjadi sandar pengobatan seperti di negara maju.

Penyakit rheumatik dengan akibat penyempitan katup telah banyak berhasil dilebarkan dengan balon, bahkan Indonesia termasuk negara terbanyak di ASEAN melakukan pelebaran katup dengan balon (BMV/PTMC), sedangkan kebocoran katup yang tidak bisa diatasi dengan obat, telah banyak yang berhasil dioperasi ganti katup metalik dan makan obat pengencer.

Penderita jantung di Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri seperti ke Penang, Melaka dan Singapura atau Malaysia karena para ahli jantung Indonesia telah mampu menangani sebagian besar kasus penyakit jantung. Transfer knowledge antara para ahli jantung yang berasal dari negara di ASEAN melalui forum AFC ini membuat semacam standarisasi penanganan kasus penyakit jantung baik dari segi ukuran atau cara penanganan yang sama pada pasien penyakit jantung atau hipertensi.

Perhimpunan ahli jantung Indonesia menghimbau pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan sarana pemeriksaan atau sarana diagnostik dan pengobatan penyakit jantung serta membantu penempatan ahli jantung ke seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia.

Meskipun kemajuan di bidang pengobatan kardiovaskular di Indonesia cukup baik, masyarakat tetap harus menjaga kesehatan karena mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. check up kesehatan jantung pada fase awal akan jauh lebih mudah diobati ketimbang yang masuk sudah gawat di ICU. Jika ternyata kemudian sakit jantung, maka dapat berobat kepada profesional kedokteran dan meninggalkan mitos-mitos tradisional yang keliru.

Untuk undangan liputan seminar dan kegiatan lain hubungi redaksi kami di fax. : 021 - 7397069 atau redaksi@medicastore.