Bekti-medicastore.com
20-06-2011

Cermati Asupan Gula pada Anak

Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masih adanya masalah gizi kurang terutama yang kronis & akut pada beberapa kelompok masyarakat, serta timbulnya masalah gizi lebih yang merupakan salah satu faktor utama penyakit degeneratif & dapat menjadi ancaman tersembunyi di masa depan. Gizi lebih atau obesitas pada anak semakin meningkat jumlahnya saat ini, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sendiri adalah banyak mengkonsumsi gula yang terdapat dalam makanan atau minuman.

Hal tersebut mengemuka dalam acara talkshow yang dilangsungkan di Hotel Nikko Jakarta, tanggal 15 Juni 2011 kemarin. Acara yang berjudul “Cermati Asupan Gula Tambahan pada Susu Anak” tersebut menghadirkan Marudut Bsc, MPS; Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K) & dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K) sebagai pembicara.


ki-ka : Moderator, dr. Muliaman Mansyur, Maspiyono Handoyo (Presiden Direktur PT. Fonterra Brands Indonesia), Marudut Bsc, MPS, Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K), dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K)

Menurut dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K), “makanan atau minuman manis saat dikonsumsi, akan diserap dengan cepat ke dalam pembuluh darah, sehingga meningkatkan kadar hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin ini akan bekerja menarik gula & lemak dari darah untuk disimpan di jaringan sebagai persediaan di masa mendatang. Proses penyimpanan ini jika tidak seimbang dengan pengeluaran energi akan menyebabkan terjadinya kenaikan berat badan yang dapat menjurus menjadi obesitas”.

WHO sendiri telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak. Artinya, berdasarkan AKG Indonesia tahun 2004, untuk anak usia 1-3 tahun, tidak disarankan untuk mengkonsumsi lebih dari 25 g gula tambahan/hari (setara dengan 5 sendok teh) & untuk usia 4-6 tahun tidak melebihi 38 g gula tambahan/hari (setara 8 sendok teh).

Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K) bersama medical research unit FKUI yang telah melakukan penelitian terhadap 100 anak usia 3-6 tahun di 3 TK & 1 PAUD di Jakarta mengatakan, “hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebanyak 20% anak mengalami obesitas di TK & 17,1% di PAUD. Angka prevalensi anak usia dini yang mengalami kegemukan & obesitas ini lebih tinggi dari hasil Riskesdas 2007, yaitu sebesar 12,2% & Riskesdas 2010 sebesar 14 %”.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk asupan gula harian (sukrosa, glukosa, fruktosa & laktosa) memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total kalori. Asupan gula terbanyak adalah sukrosa sebesar 49,45 g & terbanyak berasal dari konsumsi susu. Artinya prosentasi ini sudah melebihi batas ambang yang direkomendasikan WHO “, tambahnya.

Sementara itu Marudut Bsc, MPS menjelaskan mengenai jenis-jenis gula yang dapat ada dalam makanan/minuman serta kiat-kiat bagi orang tua untuk menghitung asupan gula tambahan pada anak. Menurutnya orang tua harus cerdas untuk membaca label kandungan gula yang terdapat dalam kemasan , termasuk dalam produk susu anak, selain itu orang tua juga harus mencermati jumlah total karbohidrat & total gula tambahan dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak.