Bekti-medicastore.com
19-07-2011

Break Free Rokok dengan Klinik Stop Merokok

Indonesia merupakan negara no. 3 terbesar di dunia & no. 1 di ASEAN dalam hal jumlah perokoknya. Saat ini diperkirakan jumlah perokok di Indonesia sekitar 62,8 juta jiwa dimana 69% diantaranya adalah pria. Sekitar 70 % perokok mulai merokok pada usia yang sangat muda, yaitu sebelum 19 tahun, bahkan sebanyak 12,77 % diantaranya sudah merokok sejak usia SD. Berdasarkan data Riskesdas 2010 mencatat bahwa secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh 52,3% perokok adalah 1-10 batang, sedangkan 20% perokok lainnya menghisap 11-20 batang per hari.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena biasanya semakin lama seseorang mengalami kecanduan merokok, maka akan semakin sulit untuk dihentikan. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan terjadinya beberapa penyakit kronis seperti bronkitis, emfisema, stroke, jantung koroner & kanker paru-paru.

Berdasarkan hal tersebut, maka PT. Pfizer Indonesia bekerja sama dengan Sahid Sahirman Memorial Hospital mengumumkan pembukaan Klinik Stop Merokok untuk membantu para perokok menghadapi kendala-kendala selama proses berhenti merokok. Terapi tersebut nantinya akan diberikan oleh tim dokter secara terpadu selama 12 minggu. Proses tersebut antara lain meliputi konsultasi psikologis individual, sharing session, terapi farmakologis hingga pemantauan berkala melalui Costumer Relationship Management (CRM).


                                     Foto seremonial saat acara launching Klinik Stop Merokok



Menurut Dr. Aulia SAni, Sp.JP (K), FJCC, FIHA, FasCC, rokok dapat menimbulkan kecanduan karena merangsang pelepasan dopamin, yaitu suatu zat dalam otak yang dapat menimbulkan perasaan nyaman. Akibatnya bila selesai merokok, maka zat dopamin tersebut akan berkurang sehingga rasa nyaman juga akan hilang & timbul keinginan untuk merokok kembali.

Untuk para perokok, yang ingin menghentikan kebiasaan merokoknya dapat memanfaatkan keberadaan klinik stop merokok ini. Karena untuk menghentikan kebiasaan merokok, selain dibutuhkan niat yang kuat serta dukungan dari orang sekitarnya, juga dibutuhkan terapi oleh tenaga medis, baik terapi obat ataupun terapi konsultasi perubahan tingkah laku sehingga sukses mencapai tujuan yang diinginkan.

Ayo, bersama kita sehatkan Indonesia !