Bekti-medicastore.com
04-04-2017

Gaya Hidup Modern Dapat Memicu Gangguan Bipolar ?

Gangguan Bipolar adalah suatu gangguan pada alam perasaan yang pada episode waktu tertentu timbul dalam bentuk suasana hati depresi, atau dalam episode waktu lainnya justru kebalikannya yaitu kondisi manik atau hipomanik. Kadang2 bisa juga terjadi episode campuran (manik dan depresi ada bersamaan dalam 1 periode waktu tertentu) atau perubahan mood yang terjadi sangat cepat (mood swing). Keadaan mood (suasana hati) pada gangguan bipolar disebut episode. Berikut adalah jenis-jenis episode mood, yaitu:

1. Depresi          : hilangnya minat atau rasa senang.

2. Mania            : periode mood yang ekspansif atau iritabel dan menetap selama minimal satu minggu.

3. Hipomanik      : mood yang bersifat ekspansif atau iritabel yang menetap minimal empat hari, terlihat jelas perbedaan mood dengan keadaan tidak depresi.

4. Campuran     : memenuhi kriteria episode manik dan episode depresi mayor (kecuali untuk durasi) hampir setiap hari selama paling sedikit satu minggu.

Menurut Dr. A. A. A. Agung Kusumawardhani, SpKJ (K), psikiater sekaligus Kepala Departemen Psikiatri RSCM, “Gangguan bipolar merupakan gangguan yang bersifat kronik & serius. Angka kematian akibat gangguan bipolar 2-3 kali lebih tinggi daripada skizofrenia dan biasanya akibat bunuh diri. Tindakan bunuh diri seringkali terjadi saat awal munculnya gangguan dan berhubungan dengan episode depresi berat dan fase disforia agitatif khususnya setelah episode depresi berat berulang. Tercatat sebanyak 30% kasus gangguan bipolar pernah mencoba bunuh diri & 10-20% nya meninggal karena bunuh diri”.

Meskipun demikian, gangguan bipolar adalah penyakit yang dapat diatasi dan dikendalikan. Setelah diagnosis dapat ditegakkan dengan benar, kebanyakan orang dengan gangguan Bipolar dapat mencapai taraf kehidupan yang optimal. Hal terpenting untuk mencapai ini adalah dengan terapi obat, psikoterapi, dukungan sekitar dan informasi yang cukup tentang gangguan ini. 80 – 90% penderita dapat diobati dengan efektif & bila diagnosis tepat, angka keberhasilan pengobatan mencapai 80% (lebih baik dari pada penyakit jantung yang 45%), tambah dr. Agung.

Tentang pengaruh gaya hidup modern, Dr. Iman Firmansyah, SpKJ, Kepala Rehabilitasi BNN dan Kepala Bidang Hukum dan Etika PDSKJI Jaya menjelaskan “Masyarakat yang mengikuti arus gaya hidup modern namun tidak bijaksana menyikapinya sehingga dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam masalah dalam kehidupannya. Masalah masalah tersebut bila tidak segera mendapat solusi dan semakin lama bertambah dapat menyebabkan gangguan stres, gangguan mood, emosi labil, mudah emosi , agresif hingga sedih berkepanjangan dan semakin lama menjadi gangguan keseimbangan mental atau masalah dengan kejiwaan. Masyarakat modern yang banyak hidup tanpa kawan dekat dan menyimpan masalahnya seorang diri dan tidak dapat berbagi perasaan dengan orang lain sehingga berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Penyelesaian masalah sendiri ini terkadang membuat masalah baru seperti mencari solusi dengan penyalahgunaan zat yang merupakan masalah dengan kejiwaan dan berhubungan dengan gaya hidup modern.

Masalah penyalahgunaan zat sangat erat berhubungan dengan gangguan bipolar. Penyalahgunaan zat pada Gangguan Bipolar lebih banyak dari Gangguan Jiwa Lainnya. Hubungan tersebut dapat dilihat akibat penyalahgunaan zat dapat mengalami gangguan bipolar karena otak terkena narkoba atau sebaliknya, karena gangguan bipolar akan menyalahgunakan zat atau narkoba untuk menghilangkan manik atau depresinya. Gangguan bipolar dan gaya hidup modern dapat merusak kehidupan bila tidak diarahkan dengan baik, dapat menghancurkan hubungan dengan pasangan, pekerjaan dan karir seseorang bahkan dapat menyebabkan tindakan mengakhiri hidup bila gangguan atau masalah tersebut dianggap terlalu berat bagi mereka” lanjutnya.

Ia juga mengatakan, “Untuk mengatasinya, dapat dilakukan melalui dua cara tergantung dari asesmen masalah yang dimiliki penderita. Pharmakoterapi atau Psikoterapi ataupun keduanya dapat dilakukan bersamaan. Penderita gangguan bipolar harus dapat menyadari gejala-gejala saat gangguan tersebut datang sehingga dapat mengantisipasinya. Pendekatan terapi bagi pengidap bipolar yang dapat membantu adalah menulis. Membuat tulisan pribadi tentang suasana hati dapat membantu melihat pola untuk episode moodnya, seperti mengenal saat depresi atau maniknya akan muncul sehingga dapat diarahkan menjadi tindakan yang positif. Selain itu, keluarga wajib mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan gangguan bipolar dan selalu memberi suportif demi kesembuhan penderita”. Demikian hal tersebut dijelaskan dalam acara seminar media untuk memperingati hari bipolar sedunia yang diadakan setiap tanggal 31 Maret.