Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Depresi Pasca Melahirkan

VIDYA HARTIANSYAH
9 Januari 2024
Depresi Pasca Melahirkan

Depresi Pasca Melahirkan

VIDYA HARTIANSYAH
9 Januari 2024

Kelahiran bayi dapat memberikan emosi yang berbeda-beda bagi ibu yang melahirkan, mulai dari rasa gembira, cemas, bahkan hingga depresi.

Sebagian besar ibu baru mengalami "baby blues" setelah melahirkan. Baby blues adalah perasaan yang berubah-ubah, sering menangis, cemas, kewalahan, dan sulit tidur. Baby  blues biasanya dimulai dalam 2 hingga 3 hari setelah melahirkan, dan dapat berlangsung hingga dua minggu. Gejala-gejala yang ada tidak berat dan tidak membutuhkan terapi.

Akan tetapi sebagian ibu mengalami gejala depresi yang lebih lama, yang disebut dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression). 

Gejala-gejala depresi pasca melahirkan terjadi lebih lama dan lebih berat. Penderita juga dapat merasa putus asa, tidak berguna, dan kehilangan rasa ketertarikan dengan bayinya. Dalam bentuk yang berat, penderita bahkan dapat memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayinya. Pengobatan perlu segera diberikan untuk mengatasinya.

Depresi pasca melahirkan bukanlah kelemahan dari sifat seseorang, terkadang hal ini terjadi karena komplikasi dari melahirkan. Pengobatan yang cepat dilakukan dapat membantu mengatasi kondisi ini.


Penyebab Depresi pasca melahirkan

Penyebab Depresi Pasca Melahirkan

Depresi pasca melahirkan bisa terjadi kapan pun pada tahun pertama setelah melahirkan. Penyebabnya tidak diketahui. Perubahan fisik dan hormonal setelah melahirkan, serta stress akibat merawat bayi dapat berperan dalam terjadinya gangguan ini. Wanita yang pernah mengalami depresi sebelum kehamilan memilki risiko yang lebih tinggi. Untuk itu, wanita yang telah memiliki depresi sebelum hamil harus memberitahukan kepada dokter mengenai hal tersebut selama kehamilan.

Berbagai stress juga dapat mempengaruhi terjadinya depresi setelah melahirkan, misalnya stress karena memiliki bayi, stress akibat kesulitan saat persalinan, kurang tidur, dan merasa terasing. Kurangnya dukungan sosial dan pernikahan yang tidak harmonis juga meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya depresi pasca melahirkan.


Gejala Depresi pasca melahirkan

Gejala Depresi Pasca Melahirkan

Tanda dan gejala depresi setelah melahirkan bervariasi, tergantung dari jenisnya.

Gejala Baby Blues

Tanda dan gejala baby blues, yang hanya berlangsung selama beberapa hari sampai satu atau dua minggu setelah persalinan, dapat berupa: mood yang berubah-ubah, kecemasan, rasa sedih, mudah menangis, menurunnya konsentrasi, dan gangguan tidur.

Gejala Depresi Pasca Melahirkan

Depresi setelah melahirkan dapat tampak seperti baby blues pada awalnya, tetapi tanda dan gejala yang ada lebih hebat dan berlangsung lebih lama, bahkan dapat mengganggu kemampuan penderita untuk merawat bayinya dan untuk mengerjakan tugas sehari-hari.

Gejala-gejala depresi setelah melahirkan dapat berupa:

  • Hilang nafsu makan
  • Sulit tidur
  • Sangat mudah marah
  • Mengalami kelelahan yang sangat
  • Hilang ketertarikan untuk berhubungan seksual
  • Tidak ada kesenangan dalam hidup
  • Adanya perasaan malu atau bersalah
  • Mood yang mudah berubah
  • Kesulitan untuk menjalin ikatan dengan bayinya
  • Menarik diri dari keluarga dan teman
  • Adanya pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi

Depresi setelah melahirkan yang tidak diobati bisa membuat gangguan berlangsung lebih lama.

Psikosis Pasca Melahirkan

Psikosis setelah melahirkan adalah kondisi yang jarang terjadi, biasanya muncul dalam waktu satu atau dua minggu setelah melahirkan. Tanda dan gejala psikosis setelah melahirkan bahkan dapat lebih berat, yaitu berupa:

  • Kebingungan dan disorientasi
  • Halusinasi dan delusi
  • Paranoia
  • Adanya usaha untuk melukai diri sendiri atau bayinya

Kapan harus ke Dokter?

Bila Anda merasa depresi setelah melahirkan, Anda mungkin merasa malu untuk mengakuinya, akan tetapi bila Anda memiliki gejala baby blues atau depresi, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter, bila gejala depresi yang Anda alami:

  • tidak menghilang setelah dua minggu
  • memburuk
  • membuat Anda sulit merawat bayi
  • membuat Anda sulit melakukan aktivitas sehari-hari
  • disertai pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi Anda

Diagnosis Depresi pasca melahirkan

Diagnosis Depresi Pasca Melahirkan

Diagnosis didasarkan dari tanda dan gejala yang ada, serta hasil pemeriksaan oleh dokter. Berdasarkan pedoman DSM, Depresi setelah melahirkan didiagnosis jika tanda dan gejala depresi mayor paling tidak telah terjadi selama 4 minggu setelah melahirkan.

Untuk membedakan antara baby blues dan bentuk depresi yang lebih berat, maka penderita dapat diminta untuk mengisi kuesioner skrining depresi. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat apakah terdapat gangguan tiroid yang hipoaktif sehingga berkontribusi dalam munculnya tanda dan gejala depresi.


Penanganan Depresi pasca melahirkan

Pengobatan Depresi Pasca Melahirkan

Terapi dan waktu pemulihan bervariasi, tergantung dari seberapa berat depresi yang diderita dan kebutuhan individu.

Baby Blues

Baby blues biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari sampai satu atau dua minggu. Saat itu, istirahatlah sebanyak mungkin yang Anda bisa. Terimalah bantuan dari keluarga dan teman-teman. Berinteraksilah dengan orang lain yang juga baru menjadi ibu. Hidari alkohol, yang dapat membuat perubahan mood menjadi lebih buruk. Jika Anda memiliki tiroid yang hipoaktif, maka dapat juga diberikan pengobatan tiroid.

Depresi Pasca Melahirkan

Depresi setelah melahirkan seringkali diatasi dengan konseling dan pengobatan.

  • Konseling, dapat dilakukan dengan seorang psikiater, atau psikolog untuk menemukan cara yang baik sehingga dapat mengatasi perasaan dan mengatasi masalah yang ada. Terkadang, terapi dengan keluarga atau pasangan juga dapat membantu.
  • Obat-obatan juga bisa diberikan untuk mengatasi depresi setelah melahirkan. Namun, jika sedang menyusui, harus diketahui bahwa setiap obat yang diminum dapat ikut keluar melalui air susu ibu. Untuk itu, perlu dipilih obat-obat yang memiliki risiko efek samping yang kecil untuk bayi.
  • Terapi hormon, juga bisa membantu mengatasi turunnya kadar hormon estrogen setelah melahirkan, yang mungkin dapat meredakan tanda dan gejala depresi setelah melahirkan pada beberapa wanita.

Dengan penanganan yang tepat, depresi setelah melahirkan biasanya akan hilang dalam waktu beberapa bulan. Pada beberapa kasus, depresi setelah melahirkan dapat berlangsung lebih lama. Untuk itu, pengobatan penting untuk tetap dilanjutkan meskipun penderita mulai merasa membaik, karena penghentian pengobatan yang terlalu cepat dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan.

Psikosis Pasca Melahirkan

Psikosis setelah melahirkan membutuhkan terapi yang segera dan seringkali memerlukan perawatan di rumah sakit. Pengobatan bertujuan untuk mengendalikan tanda dan gejala yang ada. Terkadang diperlukan terapi elektrokonvulsif untuk menghasilkan gelombang otak yang mirip dengan gelombang otak saat kejang. Perubahan kimia yang dipicu oleh arus listrik dapat mengurangi gejala-gejala depresi, terutama jika terapi lainnya telah gagal atau jika diperlukan hasil yang cepat. Selain itu semua, tetap diperlukan dukungan dari anggota keluarga dan teman.

Ada berbagai jenis obat anti depresan, antara lain:

  • Selective serotonin reuptake inhibitors. Contoh obatnya adalah: Fluoxetine, Citalopram, dan Sertraline.
  • Obat anti depresan trisiklik. Obat golongan ini biasanya tidak lagi direkomendasikan untuk terapi lini pertama dan bisa berbahaya jika terjadi overdosis. Efek samping yang dirasakan juga lebih tidak menyenangkan dibandingkan golongan sebelumnya. Contoh obatnya adalah: Amitriptyline, Clomipramine, dan Imipramine.
  • Monoamine oxidase inhibitors. Obat jenis ini merupakan obat generasi lama dengan efek samping yang luas dan sudah jarang digunakan saat ini. Orang-orang yang mengkonsumsinya harus menghindari makanan yang mengandung tyramine (seperti keju atau acar ikan), karena bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah yang berbahaya. Contoh obat golongan ini adalah: Moclobemide dan Phenelzine.

Obat-obat anti-depresan bisa memiliki berbagai efek samping, mulai dari yang ringan (seperti mual, gangguan perut, sakit kepala, mulut kering, gemetar, sulit tidur, peningkatan berat badan, disfungsi seksual), sampai efek yang berat atau bahkan kematian jika digunakan dalam dosis berlebihan. Oleh karena itu, penggunaannya harus berdasarkan konsultasi dengan dokter.

Pada wanita menyusui, perlu dipilih obat-obat yang memiliki risiko efek samping yang kecil untuk bayi karena obat juga bisa keluar melalui air susu ibu. Pilihan obat juga harus didasarkan pada gangguan yang dialami oleh masing-masing orang. Pemakaian obat ini hanya dilakukan jika terdapat indikasi, berdasarkan pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu, dan dengan pengawasan ketat oleh dokter.


Komplikasi Depresi Pasca Melahirkan

Bila tidak diatasi, depresi pasca melahirkan dapat menyebabkan berbagai masalah:

  • Bagi ibu. Depresi dapat berlangsung lama, dan terkadang menjai penyakit depresi. Ibu dapat berhenti menyusui, kesulitan memiliki ikatan dengan bayi, dan sulit merawat bayinya, dan berisiko tinggu melakukan bunuh diri. Meskipun diobati, depresi pasca melahirkan akan meningkatkan risiko depresi seorang wanita di masa yang akan datang.
  • Bagi ayah. Depresi pasca melahirkan dapat menyebabkan masalah emosional bagi orang-orang yang dekat dengan bayi, misalnya ayah bayi atau kakek dan nenek bayi.
  • Bagi anak. Anak-anak dari ibu yang tidak mendapatkan pengobatan untuk masalah depresinya cenderung memiliki masalah emosi dan perilaku, misalnya sulit tidur dan gangguan makan, banyak menangis, dan mengalami keterlambatan bicara.

Prognosis Depresi Pasca Melahirkan

Dengan bantuan tenaga profesional, sebagian besar ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan dapat mengatasi gejala yang dialaminya.


Informasi Produk Terkait Depresi Pasca Melahirkan


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Depresi Pasca Melahirkan

Jika Anda memiliki riwayat depresi - terutama depresi pasca melahirkan - katakan ke dokter segera setelah Anda mengetahui bahwa Anda hamil. Dokter akan memantau dengan cermat akan adanya tanda dan gejala depresi. Kadang-kadang depresi ringan dapat dikelola dengan melakukan dukungan kelompok, konseling atau terapi lain. Dalam kasus lain, dianjurkan pemberian antidepresan, bahkan selama kehamilan.

Setelah bayi Anda lahir, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan postpartum dini untuk skrining tanda dan gejala depresi setelah melahirkan. Jika Anda memiliki riwayat depresi setelah melahirkan, dapat juga direkomendasikan untuk diberikan pengobatan antidepresan segera setelah melahirkan


Referensi

Referensi:

  • Departement of Health and Human Services Office on Women's Health.
  • Mayo Clinic. Postpartum Depression. 2022.
  • Medline Plus. Postpartum Depression.
  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/9312-postpartum-depression#outlook-prognosis

Diperbarui 9 Januari 2024