Sindroma Levator Ani
Sindrom Levator Ani adalah kondisi langka, ditandai dengan nyeri terbakar yang hilang timbul di rektum dan daerah perineum dan perasaan buang air besar yang tidak tuntas. Meskipun penyebab pasti sindrom levator ani sebagian besar tidak diketahui, nyeri diyakini disebabkan oleh spasme pada otot levator ani itu sendiri atau peradangan pada tendon acrus.
Angka kejadiannya secara keseluruhan relatif rendah, namun hal ini tampaknya lebih sering terjadi perempuan, diperkirakan sekitar 7,4% perempuan dalam populasi umum menderita sindrom levator ani, dibandingkan dengan laki-laki sekitar 5,4%.
Sumber: https://ainsworthinstitute.com
Penyebab Sindroma levator ani
Penyebab Sindroma Levator Ani
Penyebab pasti dari Sindroma Levator belum diketahui. Spasme otot levator ani atau peradangan pada tendon arcus diketahui menyebabkan episode nyeri itu sendiri, tetapi mengapa kedua hal ini terjadi masih belum diketahui.
Persalinan dan pembedahan diduga menjadi penyebab potensial atau faktor pencetus yang membuat lebih mungkin terkena penyakit ini.
Sindrom Levator ani telah dikaitkan dengan tingginya insiden hipokondriasis, depresi, histeria, ketekunan, dan katastofisasi.
Gejala Sindroma levator ani
Gejala Sindroma Levator Ani
Spasme otot yang menimbulkan nyeri biasanya tidak berhubungan dengan buang air besar. Nyeri biasanya terjadi kurang dari 20 menit. Nyeri bisa bersifat singkat dan hebat atau bisa juga berupa nyeri tumpul pada rektum bagian atas.
Nyeri bisa muncul secara tiba-tiba atau saat penderita duduk, dan bisa sampai membangunkan penderita dari tidur. Rasa nyeri bisa dirasakan seolah-olah nyeri akan hilang jika penderita buang angin atau buang air besar.
Pada kasus yang berat, rasa nyeri bisa terus dirasakan dalam waktu yang lama dan dapat terjadi secara berulang. Penderita mungkin telah menjalani berbagai operasi rektum untuk mengatasi gejala-gejala ini.
Diagnosis Sindroma levator ani
Diagnosis Sindroma Levator Ani
Diagnosis dilakukan dengan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi-kondisi lainnya, seperti wasir, fisura ani, atau abses. Pada sindroma levator, hasil pemeriksaan seringkali normal, meskipun otot mungkin terasa kencang.
Pencitraan seperti MRI dan CT scan relatif tidak berguna untuk kondisi ini kecuali untuk menyingkirkan penyebab nyeri dubur lainnya. Tidak ada tes atau jenis pemeriksaan tertentu yang sangat berguna untuk membuat diagnosis sindrom levator ani, bahkan blok saraf pun tidak berperan nyata.
Diagnosis pada dasarnya dibuat berdasarkan gambaran dan pola tanda dan gejala. Untuk membuat diagnosis seseorang harus memiliki ketiga hal berikut:
- Nyeri yang hilang timbul (nyeri yang terus-menerus dan tak henti-hentinya bukanlah sindroma levator ani)
- Episode nyeri yang berlangsung setidaknya 30 menit
- Nyeri dengan traksi posterior otot puborectalis
- Tidak ada sensasi mati rasa atau kesemutan
Penanganan Sindroma levator ani
Pengobatan Sindroma Levator Ani
Nyeri mungkin dapat reda dengan cara:
- Buang angin atau buang air besar
- Berendam di air hangat (sitz bath)
- Menggunakan obat pereda nyeri
Namun, jika gejala-gejala terasa lebih berat, dapat dilakukan penanganan lebih lanjut, misalnya dengan memberikan stimulasi elektrogalvanik ke otot melalui probe yang dimasukkan ke dalam anus. Stimulasi ini membantu menghentikan spasme otot.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi :
- A, Parswa. Levator Syndrome. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
- ainsworthinstitute.com/
Diperbarui 11 September 2023