Informasi Penyakit

Masalah Ovulasi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Masalah Ovulasi

Masalah Ovulasi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Penyebab ketidaksuburan yang paling sering pada wanita adalah gangguan ovulasi. Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur) setiap bulan.


Penyebab Masalah ovulasi

Penyebab Gangguan Ovulasi

Reproduksi dikendalikan oleh sistem yang terdiri dari hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium (indung telur), dan kelenjar-kelenjar lainnya, seperti kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid. Masalah pada ovulasi terjadi jika ada gangguan fungsi pada salah satu sistem ini. Misalnya :

  • Hipotalamus bisa tidak menghasilkan hormon (GRH) yang menstimulasi kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon (LH dan FSH) yang merangsang ovarium untuk ovulasi.
  • Kelenjar pituitari menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) atau FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang terlalu sedikit.
  • Ovarium bisa menghasilkan estrogen yang terlalu sedikit
  • Kelenjar pituitari bisa menghasilkan prolaktin yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan penurunan kadar hormon yang memicu ovulasi.
  • Gangguan fungsi kelenjar lainnya, misalnya kelenjar adrenal dapat menghasilkan hormon pria yang berlebihan, atau kelenjar tiroid dapat menghasilkan atau kurang menghasilkan hormon tiroid, yang membantu menjaga keseimbangan kelenjar pituitari dan ovarium.

Masalah ovulasi bisa disebabkan oleh banyak gangguan. Salah satu yang paling sering menjadi penyebabnya adalah sindroma ovarium polikistik, yang biasanya ditandai dengan adanya berat badan berlebih dan produksi hormon pria yang berlebihan. Penyebab lainnya dapat juga dari :

  • Diabetes
  • Obesitas
  • Olahraga yang berlebihan
  • Pemakaian obat-obat tertentu, seperti estrogen dan progestin
  • Penurunan berat badan
  • Stress psikis
  • Awal masa menopause, dimana sel telur telah hampir habis

Masalah ovulasi seringkali merupakan penyebab ketidaksuburan pada wanita yang memiliki periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi (amenore). Pada kasus yang jarang, masalah ovulasi merupakan penyebab ketidaksuburan pada wanita yang memiliki periode menstruasi yang teratur tetapi tidak memiliki gejala-gejala pre-menstruasi, seperti rasa nyeri pada payudara, pembengkakan perut bagian bawah, dan perubahan mood.


Gejala Masalah ovulasi

Gejala Gangguan Ovulasi

Gangguan ovulasi berdampak pada adanya kesulitan untuk mendapatkan keturunan (ketidaksuburan).


Diagnosis Masalah ovulasi

Diagnosis Gangguan Ovulasi

Waktu ovulasi seorang wanita dapat ditentukan dengan melihat bagaimana periode menstruasi selama ini. Selain itu, waktu ovulasi juga dapat ditentukan dengan cara mengukur suhu tubuh saat istirahat (suhu tubuh basal) setiap hari. Biasanya, waktu yang paling baik untuk mengukur suhu tubuh basal adalah segera setelah bangun tidur. Penurunan suhu tubuh basal menunjukkan bahwa ovulasi akan terjadi. Peningkatan suhu tubuh basal lebih dari 0.5oC biasanya menunjukkan bahwa ovulasi baru saja terjadi. Namun, cara ini seringkali sulit untuk banyak wanita dan tidak akurat. Cara ini hanya dapat memprediksikan ovulasi dalam 2 hari. 

Cara yang lebih akurat untuk menentukan kapan ovulasi terjadi adalah dengan pemeriksaan ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon. Pemeriksaan lain dapat dilakukan untuk memeriksa adanya kelainan yang dapat menyebabkan masalah ovulasi.


Penanganan Masalah ovulasi

Pengobatan Gangguan Ovulasi

Obat yang digunakan dipilih berdasarkan penyebab gangguan yang spesifik. 

  • Clomiphene.

 Clomiphene paling efektif digunakan jika penyebabnya adalah sindroma ovarium polikistik. Biasanya, seseorang akan mengalami ovulasi dalam waktu 5-10 hari setelah Clomiphene dihentikan. 

Namun, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping seperti : hot flash, kembung, nyeri pada payudara, mual, gangguan penglihatan, dan sakit kepala. Selain itu, adakalanya bisa terjadi sindroma hiperstimulasi ovarium, dimana ovarium menjadi sangat membesar dan sejumlah cairan dalam jumlah besar keluar dari pembuluh darah ke dalam perut. Sindroma ini dapat mengancam nyawa. Untuk itu, pemakaian clomiphene harus sesuai dengan petunjuk dan pengawasan dokter. Obat diberikan dalam dosis terendah yang efektif dan dihentikan jika ovarium membesar.

  • Penghambat Aromatase

biasanya digunakan untuk mengobati kanker payudara pada wanita yang telah menopause. Tetapi obat ini juga dapat digunakan untuk memicu ovulasi ketika terapi dengan clomiphene tidak berhasil.

Namun, obat ini belum menjadi terapi standar untuk mengatasi masalah ovulasi. Wanita yang mengkonsumsi obat ini saat hamil dapat menyebabkan cacat genitalia bawaan pada janin yang dikandungnya.

  • Obat Lainnya

Jika hipotalamus tidak menghasilkan GRH, maka dapat diberikan hormon sintetik yang mirip dengan hormon alaminya untuk menstimulasi kelenjar pituitari menghasilkan hormon-hormon yang memicu ovulasi.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi :

  • R, Robert W. Problems With Ovulation. Merck Manual Home Health Handbook. 2013

Diperbarui 11 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa