Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Melahirkan

VIDYA HARTIANSYAH
10 November 2023
Melahirkan

Melahirkan

VIDYA HARTIANSYAH
10 November 2023

Melahirkan adalah proses keluarnya janin dan plasenta (setelah persalinan) dari rahim ke dunia luar.


Gejala Melahirkan

Tanda-tanda Persalinan

Ketika seorang wanita akan melahirkan, maka ia akan diposisikan setengah duduk dengan bagian punggung disangga oleh bantal atau sandaran. Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi dan mengurangi ketegangan pada bagian punggung dan panggul wanita yang akan melahirkan. Beberapa wanita mungkin lebih memilih untuk melahirkan dengan posisi berbaring. Namun, dengan posisi ini, persalinan bisa berlangsung lebih lama.

Saat proses melahirkan, dokter atau bidan akan memeriksa vagina untuk menentukan posisi kepala janin. Ketika leher rahim telah terbuka sepenuhnya, menipis, dan mendatar, maka wanita tersebut akan diminta untuk berusaha keras mengedan setiap terjadi kontraksi untuk membantu gerakan janin turun melalui panggul dan melebarkan bukaan vagina sehingga kepala janin semakin tampak. Ketika kepala janin telah tampak lebih dari 3-4 cm, maka dokter atau bidan akan menempatkan tangannya pada kepala janin saat kontraksi untuk mengendalikan proses keluarnya janin. Saat bagian terlebar kepala janin telah melalui bukaan vagina, maka kepala dan dagu akan ditopang keluar dari bukaan vagina untuk mencegah terjadinya robekan.

Ekstraksi vakum pada bagian kepala janin bisa digunakan untuk membantu persalinan ketika janin dalam keadaan bahaya dan harus cepat dilahirkan atau ketika seorang wanita mengalami kesulitan untuk mendorong janin keluar. 

Forceps adalah alat yang terbuat dari besi, seperti penjepit dengan tepi bulat yang dipaskan dengan besar kepala bayi. Forceps kadang digunakan untuk alasan yang sama dengan ekstraksi vakum, tetapi lebih jarang dilakukan dibanding ekstraksi vakum.

Episiotomi adalah irisan yang dibuat untuk melebarkan bukaan vagina sehingga membuat persalinan bayi lebih mudah. Episiotomi tidak lagi rutin dilakukan. Episiotomi hanya dilakukan ketika diperlukan untuk persalinan yang segera. Sebelum dilakukan episiotomi, obat anestesi lokal disuntikkan terlebih dahulu untuk membuat baal daerah tersebut dan kemudian dilakukan irisan pada daerah antara bukaan vagina dan anus.

Setelah kepala bayi keluar, tubuh bayi diputar ke samping sehingga bagian bahu dapat keluar dengan mudah, satu per satu. Bagian tubuh lainnya biasanya dapat keluar dengan cepat setelah bahu pertama keluar. Lendir dan cairan dihisap keluar dari hidung, mulut, dan tenggorokan bayi. Tali pusat dijepit dan dipotong. Bayi kemudian dikeringkan, dibungkus dalam selimut yang ringan, dan diletakkan di atas perut ibunya atau di tempat tidur yang hangat.

Setelah melahirkan bayi, dokter atau bidan meletakkan tangan dengan lembut pada perut ibu untuk memastikan bahwa rahim berkontraksi. Setelah melahirkan, plasenta biasanya terlepas dari rahim dalam waktu 3-10 menit, dan diikuti dengan keluarnya darah. Biasanya, wanita dapat mendorong plasenta keluar dengan sendirinya. Tetapi jika tidak bisa dan terutama jika terjadi perdarahan yang hebat, maka dokter atau bidan akan memberikan tekanan ringan pada perut sehingga plasenta dapat terlepas dari rahim dan dapat lahir keluar. Jika plasenta tidak keluar dalam waktu 45-60 menit setelah melahirkan bayi, maka dokter atau bidan dapat memasukkan tangan ke dalam rahim untuk memisahkan plasenta dari rahim dan mengeluarkannya.

Setelah plasenta keluar, maka plasenta akan diperiksa apakah lengkap atau tidak. Bagian-bagian plasenta yang tertinggal di rahim mencegah rahim untuk berkontraksi. Kontraksi rahim penting untuk mencegah perdarahan lebih lanjut. Sehingga, jika terdapat bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim, maka dapat terjadi perdarahan setelah persalinan dan juga dapat terjadi infeksi. Jika saat diperiksa ternyata bagian plasenta tidak lengkap, maka dokter atau bidan dapat mengeluarkan bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim dengan tangan. Terkadang bagian plasenta tersebut harus dikeluarkan melalui pembedahan.


Penanganan Melahirkan

Penanganan Setelah Persalinan

Setelah proses melahirkan selesai, dokter akan menjahit setiap robekan yang ada pada leher rahim, vagina, otot atau jaringan di dekatnya, serta luka episiotomi, jika dilakukan. Wanita pasca melahirkan kemudian dipindahkan ke ruang pemulihan. Seringkali, bayi yang tidak membutuhkan perawatan medis lebih lanjut diletakkan bersama ibunya. Banyak wanita yang berharap dapat segera mulai menyusui segera setelah melahirkan.

Karena kebanyakan komplikasi, terutama perdarahan, terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan, maka dokter dan perawat akan memantau dengan ketat ibu dan bayinya selama waktu tersebut.

Di banyak rumah sakit, segera setelah plasenta dilahirkan atau dikeluarkan, wanita tersebut diberikan obat untuk membantu rahim berkontraksi (disuntik melalui pembuluh darah atau pada otot), dan perutnya perlu dipijat secara berkala.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi :

  • B, Haywood L. Delivery. Merck Manual Home Health Handbook. 2008. 

Diperbarui 12 September 2023