Informasi Penyakit

Anak Mengompol

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Anak Mengompol

Anak Mengompol

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Mengompol, atau enuresis (inkontinensia uri) , merupakan pengeluaran urin tanpa disadari pada anak yang telah bisa buang air kecil di toilet. Mengompol bisa terjadi pada siang hari atau malam hari, atau bahkan keduanya. Biasanya, lebih dari 90% anak tidak mengompol lagi saat siang hari setelah anak berusia 5 tahun. Kemampuan untuk tidak mengompol pada malam hari mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama.

Mengompol adalah masalah yang umum sering terjadi pada anak-anak. Secara tradisional dipandang sebagai bagian dari proses pertumbuhan menjadi dewasa, tetapi ketika mengompol berlangsung di luar anak usia dini , maka sering dapat menimbulkan masalah bagi anak sera keluarga .

 


Penyebab Anak mengompol

Penyebab Anak Mengompol

Pola mengompol pada anak bisa membantu menentukan kemungkinan penyebabnya. Jika anak tidak pernah bisa menahan kencing pada siang hari, maka kemungkinan penyebabnya adalah kelainan bawaan, yaitu adanya kelainan anatomi, atau perilaku tertentu yang menyebabkan anak mengompol.

Jika anak mengompol pada malam hari, sebagian besar kasus tidak disebabkan oleh kelainan medis, tetapi akibat kombinasi dari berbagai faktor, seperti:

  • Keterlambatan perkembangan
  • Toilet training yang belum sempurna
  • Kandung kemih berkontraksi sebelum benar-benar penuh
  • Minum terlalu banyak sebelum tidur
  • Masalah untuk bangun tidur (misalnya pada anak yang tidur sangat nyenyak)
  • Riwayat keluarga. Jika salah satu orang tua pernah mengalami gangguan yang sama (mengompol di malam hari), maka ada sekitar 30% kemungkinan gangguan tersebut diturunkan pada anak. Kemungkinan ini meningkat hingga 70% jika kedua orang tua pernah mengalaminya.

Pada anak-anak yang mengompol di siang hari (enuresis diurnal), penyebab yang sering adalah:

  • Iritasi kandung kemih akibat infeksi saluran kemih atau karena tekanan pada saluran kemih (misalnya rektum yang penuh akibat sembelit)
  • Kandung kemih yang terlalu aktif
  • Reflux uretrovaginal. Kondisi ini bisa terjadi pada anak perempuan yang buang air kecil dengan posisi yang tidak benar atau memiliki lipatan kulit tambahan. Air kemih bisa berbalik ke atas ke dalam vagina dan kemudian mengalir keluar saat anak berdiri.
  • Kelainan anatomis, misalnya kelainan letak lubang saluran kemih atau kelainan bawaan pada saluran kemih yang menyebabkan sumbatan.
  • Kelemahan pada sfinkter saluran kemih, yang mengatur keluarnya air kemih (misalnya akibat kelainan pada saraf tulang belakang).

Pada kedua tipe di atas, adanya stress, gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas, atau infeksi saluran kemih bisa meningkatkan risiko anak mengompol.


Diagnosis Anak mengompol

Diagnosis Anak mengompol

Riwayat medis dan pemeriksaan fisik lengkap diperlukan untuk mengevaluasi anak dengan enuresis primer dan sekunder. Anak-anak yang mengompol perlu diketahui bagaimana pola berkemih anak, apakah anak bisa berkemih dengan normal dan kapan terjadinya mengompol. Selain, itu perlu diketahui juga seberapa banyak asupan cairan dan makanan pada anak sebelum tidur, dan waktu tidur.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab fisik. Pemeriksaan urinalisa dan kultur dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya infeksi atau diabetes. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan juga dapat dilakukan jika diperlukan.


Penanganan Anak mengompol

Cara Mengatasi Anak Mengompol

Penanganan tergantung dari penyebab anak mengompol. Anak-anak dengan kelainan bawaan atau kelainan anatomik mungkin membutuhkan pembedahan. Penanganan lain yang non-spesifik dapat dilakukan tergantung dari kapan anak mengompol (di malam hari saja atau saat siang hari).

Mengompol saat Malam Hari

Untuk anak yang berumur kurang dari 6 tahun, biasanya tidak perlu dilakukan penanganan. Tindakan yang dilakukan hanya menunggu sampai gejala hilang dengan sendirinya. Tetapi jika hal ini tidak terjadi, maka bisa dilakukan evaluasi lebih lanjut dan pengobatan.

Konsultasi dan terapi perilaku dapat dilakukan untuk membantu mengatasi masalah mengompol pada anak. Anak dan orang tua perlu diberi penjelasan bahwa mengompol pada malam hari memang agak sering terjadi, tetapi gangguan ini bisa diperbaiki dan tidak perlu menyalahkan siapapun.

Terapi perilaku bisa dilakukan untuk anak maupun orang tua. Terapi perilaku untuk anak dapat berupa:

  • Menahan diri untuk tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
  • Buang air kecil sebelum tidur
  • Mengganti pakaian dan sepreinya sendiri jika ia mengompol
  • Menandai pada kalender kapan ia mengompol maupun tidak

Terapi perilaku untuk orang tua dapat berupa:

  • Tidak menghukum atau memarahi anak karena mengompol. Memberi hukuman pada anak karena mengompol tidak akan membantu.
  • Memberi pujian atau hadiah jika anak tidak mengompol, misalnya memberikan tanda bintang pada kalender atau hadiah lainnya, tergantung dari usia anak.

Ada cara yang efektif untuk mengatasi masalah anak mengompol di malam hari yaitu dengan menggunakan metode alarm. Alarm akan berbunyi jika beberapa tetes air kemih telah keluar. Pada beberapa minggu pertama, anak mungkin baru terbangun setelah mengompol. Beberapa minggu berikutnya, anak bisa terbangun saat baru sedikit mengeluarkan air kemih, sehingga tempat tidurnya belum terlalu basah. Lama-lama anak akan terbangun karena ingin buang air kecil dan tempat tidurnya akan tetap kering. Metode alarm bisa dilepas setelah anak tidak mengompol setidaknya selama 3 minggu.

Meskipun membutuhkan waktu yang lama (bisa sampai sekitar 4 bulan hingga gejala benar-benar menghilang), metode alarm memiliki angka keberhasilan yang tinggi, yaitu sampai 70% saat anak termotivasi untuk berhenti mengompol. Hanya sekitar 10-15% anak yang mengompol kembali setelah metode ini dihentikan.

Mengompol Saat Siang Hari

Beberapa penanganan umum yang dapat dilakukan antara lain:

  • mencoba melakukan latihan menahan kencing untuk memperkuat sfingter saluran kencing
  • secara bertahap memperpanjang waktu antara buang air kecil jika anak tampaknya memiliki otot kandung kemih yang lemah atau gangguan fungsi berkemih
  • atur jadwal untuk buang air kecil
  • ingatkan anak untuk berkemih, misalnya dengan memasang alaram
  • gunakan metode yang dapat mencegah air kemih tertahan di vagina, misalnya buang air kecil di toilet dengan duduk menghadap ke arah belakang atau dengan membuka lebar kedua kaki saat buang air kecil

Latihan untuk menahan hasrat ingin buang air kecil bisa dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk segera pergi ke toilet saat mereka merasa ingin kencing. Tetapi, saat di toilet, anak diminta untuk menahan air kemih selama mungkin yang ia biasa. Saat anak tidak lagi dapat menahannya, maka mereka bisa mulai berkemih, tetapi kemudian berhenti dan mulai berkemih lagi setiap beberapa detik. Latihan ini akan memperkuat sfingter saluran kemih dan juga memberikan kepercayaan diri pada anak bahwa mereka bisa buang air kecil di kamar mandi sebelum sempat mengompol.

Cara lain dengan Obat

Anak mengompol biasanya menghasilkan sejumlah besar urin selama tidur. Untuk mengurangi produksi urin berlebih, dokter mungkin akan meresepkan obat yang disebut desmopressin yang khasiatnya mirip dengan hormon antidiuretik (ADH) yang dapat mengurangi produksi urin. Sampai dengan 70% anak-anak yang mengompol menunjukkan respon yang baik terhadap pengobatan ini.

Diperlukan waktu sekitar dua minggu untuk mencoba obat ini untuk menilai respon anak, karena hanya sekitar 70% dari anak-anak akan merespon obat. Jika mendapatkan respon yang memuaskan, maka pengobatan dilanjutkan setidaknya selama tiga bulan, setelah itu perawatan akan perlu ditinjau ulang. Beberapa anak mungkin memerlukan perawatan untuk jangka waktu yang lama.

Obat ini umumnya dianggap aman. Namun, karena obat ini mengurangi keluarnya air dari tubuh, obat ini berpotensi dapat menyebabkan tubuh menyimpan air jika anak minum berlebihan setelah minum obat. Air yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan ketidakteraturan yang merupakan efek samping utama yang tidak diinginkan.

Untungnya, anak-anak yang mengompol "tidur lelap" dan tidak terbangun untuk minum air dan efek dari obat biasanya berlangsung selama delapan sampai sembilan jam atau semalaman. Pada saat anak bangun di pagi hari, pengaruh obat itu akan memudar dan anak kemudian dapat melanjutkan minum biasa.

Kewaspadaan seperti tidak minum air dalam satu sampai dua jam sebelum tidur, dan tidak minum sampai anak bangun di pagi hari adalah penting pada saat penggunaan obat ini.

Harus diingat untuk menghentikan pengobatan jika asupan air lebih banyak diperlukan misalnya jika anak demam atau mengalami diare dan muntah.

Mungkin ada terjadinya sesekali efek samping ringan lainnya, yang meliputi sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan kram perut.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • F, Teodoro E. Urinary Incontinence in Children (Enuresis). Merck Manual. 2012.
  • http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Bedwetting-Nocturnal-Enuresis.aspx
  • K, Neil K. Bedwetting. Medline Plus. 2011.
  • P, David. Bedwetting (Nocturnal Enuresis). Medicine Net. 2010.

 

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa