Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang paling sering dijumpai, dimana pembuluh darah utama yang menyuplai jantung mengalami penyumbatan akibat pembentukan plak. Sehingga nutrisi dan oksigenasi ke jantung tidak mencukupi sehingga menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan menimbulkan keluhan.
Penyebab Penyakit jantung koroner
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyebab utama dari penyakit jantung koroner ini adalah aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan proses pembentukan plak pada pembuluh darah yang terjadi secara bertahap hingga akhirnya terjadi penimbunan pada pembuluh darah jantung.
Plak terdiri dari timbunan kolesterol, zat-zat limbah, fibrin (zat pembekuan darah), atau zat lainnya.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner:
- Usia. Semakin bertambahnya usia semakin meningkatnya risiko kerusakan dan penyumbatan pada pembuluh darah.
- Jenis Kelamin. Laki-laki lebih berisiko terjadinya penyakit jantung koroner daripada perempuan. Tetapi, pada perempuan angka kejadiannya meningkat setelah menopause.
- Riwayat Keluarga. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, terutama pada usia laki-laki lebih dari 50 tahun dan perempuan lebih dari 65 tahun.
- Merokok Aktif atau Merokok Pasif. Kandungan pada rokok dapat menyebabkan penimbunan plak pada pembuluh darah jantung.
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah jantung, sehingga pembuluh darah jantung mengalami penyempitan dan memperlambat aliran darah jantung.
- Kolesterol Tinggi. Tingginya kadar kolesterol jahat dalam darah dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis. Ketidakseimbangan kadar kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL) ini yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis.
- Diabetes. Diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner terutama tipe 2.
- Obesitas. Biasanya pada obesitas sering diikuti dengan penyakit darah tinggi atau diabetes. Sehingga hal inilah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
- Alkohol. Mengonsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
- Kurangnya Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik yang rutin baik untuk kesehatan terutama jantung, jika kurangnya melakukan aktivitas fisik maka dapat meningkat risiko terjadi obesitas dan penyakit jantung koroner.
- Stress. Stress yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
- Gangguan Tidur. Tidur yang kurang atau terlalu banyak dikaitkan dengan risiko terjadi penyakit jantung koroner.
Gejala Penyakit jantung koroner
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala-gejala penyakit jantung koroner antara lain berupa:
- Nyeri Dada Khas Angina. Perasaan tidak nyaman didada seperti tertekan atau sesak di dada. Nyeri dada biasanya dirasakan pada dada bagian tengah atau kiri dan dapat menjalar hingga ke punggung dan lengan kiri. Nyeri dada dapat bersifat hilang timbul, dan biasanya dipicu oleh perubahan emosi atau kelelahan.
- Sesak napas atau sulit bernapas
- Kelelahan
- Serangan Jantung. Hal ini dapat terjadi ketika pembuluh darah jantung mengalami penyumbatan total. Gejala yang ditemui adalah
- Nyeri dada khas angina, yaitu nyeri dada bagian kiri yang dapat menjalar hingga ke punggung dan lengan kiri.
- Pusing
- Keringat dingin
- Mual dan muntah atau rasa tidak nyaman pada perut
- Jantung berdebar-debar
- Lemah
- Sesak napas
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala penyakit jantung koroner atau mempunyai risiko terjadinya penyakit jantung koroner, segeralah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis Penyakit jantung koroner
Diagnosis Penyakit Jantung Koroner
Berbagai pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan unutk mendiagnosis jantung koroner antara lain :
- Elektrokardiogram (EKG), yaitu dengan merekam aktivitas listrik jantung.
- Echocardiogram, yaitu dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran jantung.
- Stress test. Jika tanda dan gejala paling sering terjadi saat berolahraga, maka bisa dilakukan stress test. Pemeriksaan EKG dilakukan saat melakukan treadmill atau menggunakan sepeda statis. Pada kasus tertentu, bisa diberikan obat untuk merangsang jantung sebagai pengganti olah raga.
Sumber : www.onestoptesting.com- Beberapa stress test dilakukan dengan menggunakan ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stress echos. Ekokardiografi dilakukan sebelum dan setelah berolahraga (menggunakan treadmill atau sepeda statis). Atau bisa juga menggunakan obat untuk merangsang jantung sebagai pengganti olahraga. Stress test lainnya dikenal sebagai nuclear stress test. Pemeriksaan ini membantu mengukur aliran darah ke otot jantung pada saat istirahat dan selama mendapatkan stres. Jumlah bahan radioaktif akan disuntikkan ke dalam aliran darah, sehingga daerah-daerah dalam jantung yang tidak mendapatkan aliran darah yang cukup bisa terdeteksi dengan menggunakan kamera khusus.
- Kateterisasi pembuluh koroner. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui saluran panjang, tipis, dan fleksibel (kateter) yang masukkan melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung. Dengan foto sinar-X bisa terlihat adanya penyempitan dan penyumbatan pada arteri koroner. Jika terdapat sumbatan yang membutuhkan penanganan, maka bisa dimasukkan balon pada kateter dan dikembangkan untuk membuka sumbatan, sehingga aliran darah jantung meningkat. Sebuah stent bisa dipasang untuk menjaga agar arteri tetap terbuka.
- CT angiogram koroner, bisa digunakan untuk melihat arteri koroner dengan menggunakan zat kontras yang disuntikkan secara intravena saat melakukan pemeriksaan CT scan.
- Magnetic Resonance angiogram (MRA). Prosedur ini menggunakan teknologi MRI dengan pemberian zat kontras untuk memeriksa daerah penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner.
Penanganan Penyakit jantung koroner
Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Pengobatan yang dianjurkan untuk penyakit jantung koroner adalah:
1. Obat-obatan
- Obat Kolesterol. Obat ini diberikan untuk mengurangi kadar kolesterol yang tinggi dalam darah sehingga mencegah pembentukan plak pada pembuluh darah jantung. Seperti obat golongan satin atau fibrat.
- Aspirin. Obat ini diberikan untuk mengencerkan darah dan mencegah terjadinya pembekuan darah sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung.
- Nitrogliserin. Obat ini diberikan bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah jantung yang menyempit, sehingga dapat membantu mengurangi keluhan nyeri dada.
- Obat tambahan lain. Pada penyakit jantung koroner biasanya diikuti dengan penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Obat ini harus dikonsumsi setiap harinya jika telah dianjurkan oleh dokter. Pemberian obat ini bertujuan untuk mengontrol tekanan darah dan kadar gula sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
2. Tindakan Pembedahan
Tindakan pembedahan pada penyakit jantung koroner dapat dilakukan jika pembuluh darah jantung mengalami penyumbatan yang berat.Tujuan dari tindakan ini adalah memperbaiki aliran darah ke jantung.
Tindakan yang disarankan, adalah:
- Pemasangan Stent. Tindakan ini dilakukan dengan cara memasang stent pada pembuluh darah jantung yang menyempit melalui tindakan katerisasi jantung. Pemasangan stent ini bertujuan untuk menjaga pembuluh darah jantung yang menyempit ini untuk tetap terbuka.
- Tindakan bypass. Tindakan dilakukan dengan cara membuat jalur baru pada pembuluh darah yang mengalami sumbatan, sehingga aliran darah ke bagian jantung tersebut tetap terjaga.
Sumber : cardiac.surgery.ucsf.edu
Komplikasi Penyakit Jantung Koroner
- Serangan Jantung. Serangan jantung terjadi akibat plak pada pembuluh darah pecah dan menyebabkan penyumbatan pada aliran darah jantung. Penyumbatan ini menyebabkan aliran darah ke jantung tidak lancar sehingga jantung tidak mendapatkan oksigenasi dan nutrisi yang cukup, otot jantung mengalami kematian jaringan dan terjadi serangan jantung. Jika serangan jantung ini tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gagal jantung hingga kematian.
- Gagal Jantung. Gagal jantung terjadi akibat adanya gangguan pada pembuluh darah jantung atau gangguan kontraksi otot jantung sehingga jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh.
- Aritmia (Gangguan Irama Jantung). Artimia terjadi akibat jantung tidak mendapatkan suplai darah dan nutrisi yang cukup sehingga jantung berdetak secara irreguler (tidak teratur).
Prognosis Penyakit Jantung Koroner
Prognosis berbeda-beda pada setiap pasien, bergantung pada banyak hal, seperti usia, kondisi kesehatan, faktor risiko, dan gejala. Perubahan gaya hidup dan pengobatan lainnya dapat membantu memperbaiki prognosis.
Kondisi penyakit jantung koroner dapat ditangani dan dicegah perburukannya. Patuhi terapi yang diberikan oleh dokter agar kesempatan Anda untuk hidup sehat lebih lama menjadi semakin besar.
Informasi Produk Terkait Penyakit Jantung Koroner
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa tindakan berikut:
- Berhenti merokok
- Menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
- Mengendalikan tekanan darah pada orang-orang dengan hipertensi
- Mengendalikan kadar gula darah pada orang-orang dengan diabetes
- Mengurangi berat badan jika mengalami kegemukan
- Jaga berat badan ideal
- Melakukan olah raga
- Melakukan diet sehat, misalnya:
- perbanyak makanan berserat, seperti buah dan sayur
- kurangi asupan lemak jenuh
- tidak minum alkohol berlebihan
Sumber : www.cdc.gov
Referensi
Referensi:
- Cleveland Clinic. Coronary Artery Disease. 2023.
- Mayo Clinic. Coronary Artery Disease. 2022.
- NHS. Coronary Artery Disease. 2020.
- W, James W. Overview of Coronary Artery Disease. Merck Manual Handbook. 2013.
- Web MD. Coronary Artery Disease. 2022.