Informasi Penyakit

Sindroma Asperger

BELLA PRICYLLA
4 April 2024
Sindroma Asperger

Sindroma Asperger

BELLA PRICYLLA
4 April 2024

Sindroma Asperger, atau disebut juga gangguan Asperger merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pervasif, dimana terdapat hambatan dalam perkembangan kemampuan dasar tertentu, yaitu kemampuan bersosialisasi dan komunikasi dengan orang lain.

Gangguan ini diberi nama sesuai dengan orang yang menemukannya. Hans Asperger, seorang dokter Austria, pada tahun 1944 menggambarkan adanya sekumpulan pola perilaku yang ditemukan pada beberapa pasiennya, yang sebagian besar laki-laki. Hans Asperger menemukan bahwa meskipun anak-anak laki-laki tersebut memiliki kecerdasan dan perkembangan berbahasa yang normal, mereka memiliki gangguan yang berat pada kemampuan bersosialisasi, dimana mereka tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, dan memiliki koordinasi yang buruk.

Meskipun sindroma Asperger mirip dengan autisme, tetapi ada beberapa perbedaan penting. Anak-anak dengan sindroma Asperger biasanya bisa beraktivitas dengan lebih baik dibanding anak-anak autisme. Selain itu, anak-anak dengan sindroma Asperger umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang normal dan perkembangan bahasa yang mendekati normal, meskipun mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi setelah mereka besar.


Penyebab Sindroma asperger

Penyebab Sindroma Asperger

Penyebab terjadinya sindroma Asperger belum diketahui, meskipun mungkin berkaitan dengan adanya perubahan pada gen tertentu. Gangguan ini tampaknya juga berkaitan dengan perubahan pada struktur otak.

Pendapat bahwa sindroma Asperger disebabkan oleh pola asuh yang salah atau akibat imunisasi tertentu pada anak adalah salah. Sindroma Asperger tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut, tetapi merupakan suatu gangguan neurobiologis yang belum diketahui dengan jelas penyebabnya.


Gejala Sindroma asperger

Gejala Sindroma Asperger

Gejala-gejala sindroma Asperger bervariasi dan bisa berkisar dari yang ringan sampai yang berat. Gejala-gejala yang umumnya ditemukan :

  • Gangguan dalam kemampuan bersosialisasi. Anak-anak dengan sindroma Asperger umumnya mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan seringkali canggung dalam situasi sosial. Mereka tidak mudah berteman, serta memiliki kesulitan dalam memulai dan mengikuti percakapan.
  • Adanya perilaku eksentrik atau repetitif. Anak-anak dengan sindroma Asperger bisa memiliki perilaku yang aneh dan melakukan gerakan-gerakan berulang, misalnya memutar-mutar jari atau meremas-remas tangan.
  • Adanya preokupasi atau melakukan kebiasaan yang tidak biasa, misalnya berpakaian dengan cara tertentu.
  • Kesulitan dalam berkomunikasi. Anak-anak dengan sindroma Asperger mungkin tidak akan membuat kontak mata saat berbicara dengan seseorang. Mereka bisa memiliki kesulitan dalam mengekspresikan wajah dan gerakan tubuh, serta kesulitan dalam mengerti bahasa tubuh. Anak-anak dengan sindroma Asperger berbicara dalam suara yang monoton, kaku, atau sangat cepat. Mereka bisa mendominasi percakapan, tanpa menyadari apakah orang lain mendengarkan atau mencoba untuk mengganti topik pembicaraan. 
  • Lingkup ketertarikan yang terbatas. Anak-anak dengan sindroma Asperger bisa memiliki ketertarikan yang kuat, hampir obsesif, pada sedikit hal, misalnya olahraga, cuaca, atau peta.
  • Gangguan dalam berkoordinasi. Gerakan-gerakan anak-anak dengan sindroma Asperger bisa tampak kikuk atau janggal.
  • Memiliki talenta khusus. Banyak anak dengan sindroma Asperger yang sangat berbakat dalam bidang tertentu, misalnya musik atau matematika.

Meskipun memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, tetapi anak-anak dengan sindroma Asperger biasanya tidak memiliki keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berbahasa.

Anak-anak dengan sindroma Asperger mungkin tidak menunjukkan adanya minat untuk berteman. Anak-anak dengan gangguan ini seringkali mengalami keterlambatan dalam kemampuan motorik, misalnya berjalan, menangkap bola, atau bermain.

Pada awal masa kanak-kanak, anak-anak dengan sindroma Asperger mungkin cukup aktif. Pada usia dewasa muda, orang-orang dengan sindroma Asperger bisa mengalami depresi atau kecemasan.


Kapan harus ke dokter?

Penanganan sindroma asperger harus dilakukan saat otak anak masih berkembang. Jika anda melihat tanda-tanda sindroma asperger atau salah satu gejala Autisme pada anak, segeralah konsultasikan anak anda pad dokter yang ahli dibidangnya.


Diagnosis Sindroma asperger

Diagnosis Sindroma Asperger

Jika ditemukan adanya gejala-gejala yang mengarah pada sindroma Asperger, maka akan dilakukan pemeriksaan lengkap terhadap riwayat medis, serta pemeriksaan fisik dan neurologis. Tidak ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk memastikan adanya sindroma Asperger. Berbagai pemeriksaan penunjang, misalnya foto sinar-x dan pemeriksaan darah, dilakukan untuk menyingkirkan gangguan lain yang mungkin menyebabkan gejala.


Penanganan Sindroma asperger

Pengobatan Sindroma Asperger

Saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan sindroma Asperger, tetapi pengobatan dapat memperbaiki gangguan fungsi yang ada dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Terapi dapat berupa kombinasi dari:

  • Pendidikan khusus. Pendidikan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhkan pendidikan anak.
  • Terapi modifikasi perilaku. Terapi ini dilakukan untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku yang bermasalah.
  • Terapi bicara, fisik, dan okupasi. Terapi ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan anak dalam beraktivitas.
  • Terapi kemampuan sosial. Terapi ini bertujuan untuk membangun kemampuan sosial anak dan kemampuan untuk mengerti bahasa verbal dan non-verbal yang biasanya terganggu pada sindroma Asperger.
  • Obat-obatan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan sindroma Asperger, tetapi obat dapat diberikan untuk mengatasi gejala-gejala spesifik yang ada, misalnya kecemasan, depresi, hiperaktivitas, dan perilaku obsesif-kompulsif.

Komplikasi Sindroma Asperger

Ada beberapa komplikasi sindrom Asperger. Komplikasi ini dapat berupa kondisi yang mendasari yang memicu kesulitan fungsional atau komplikasi dapat timbul dari beberapa gejala sindrom Asperger. Beberapa risiko komplikasi yang dapat dialami, seperti:

  • Gangguan sensorik: Beberapa penderita mungkin memiliki sensitivitas sensorik yang terganggu, sehingga indera anak dapat meningkat atau kurang berkembang. Hal ini dapat memengaruhi cara penderita tersebut dalam merasakan suara bising, cahaya terang, bau menyengat, tekstur makanan, dan bahan makanan.
  • Masalah sosial: Tantangan dalam menafsirkan bahasa tubuh, emosi, dan cara mereka berbicara dapat menyebabkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini dapat berdampak negatif pada kehidupan sekolah, pekerjaan, sosial, dan rumah.
  • Perkembangan kondisi lain: Kondisi lain yang dapat berkembang pada sindroma asperger, seperti depresi atau kecemasan yang berkaitan dengan isolasi sosial atau tantangan lainnya. Kondisi medis lainnya juga lebih sering terjadi pada penyandang autisme, seperti kondisi kekebalan tubuh, gangguan pencernaan dan tidur, kejang, obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan diabetes.

Prognosis Sindroma Asperger

Individu dengan sindroma asperger memiliki prognosis yang baik daripada gangguan spektrum autisme lainnya. Meskipun gangguan sosial yang mendasari mereka diyakini bersifat seumur hidup, beberapa peningkatan fungsi sering kali terjadi melalui proses pendewasaan.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Sindroma Asperger

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti pencegahan sindroma asperger. Diagnosis dan penanganan secara dini sangat membantu dalam penanganan sindroma asperger.


Referensi

Referensi:

  • Mayo Clinic. Asperger's Syndrome. 2010.
  • S, Stephen B. Autism Spectrum Disorders. Merck Manual Handbook. 2009.
  • W, Alan G. Asperger's Syndrome. Web MD. 2013.
  • W, Rhonda. Asperger Syndrome. Kids Health. 2012.
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa