Sinkop
Sinkop adalah hilangnya kesadaran secara singkat disertai hilangnya tonus postural (hilangnya keseimbangan) yang menyebabkan penderita jatuh. Oleh karena itu sinkop itu bukanlah suatu diagnosis penyakit, akan tetapi lebih ke arah suatu gejala dari suatu penyakit yang mendasari.
Penyebab Sinkop
Penyebab Sinkop
A. Sinkop kardiogenik
Sering terjadi pada usia lanjut yang mempunyai penyakit jantung/paru, seperti kelainan katup, kardiomiopati hipertrofik obstruktif, massa jantung (miksoma), penyakit pericardial, diseksi aorta akut, hipertensi portal dan emboli paru
B. Sinkop yang dimediasi oleh saraf
Sinkop Vasovagal, terjadi pada keadaan panas, sehabis olahraga, berdiri terlalu lama, makan terlalu banyak, bangun pagi hari, bangun setelah berbaring ditempat tidur terlalu lama, alkohol, dan obat-obatan.
C. Neuro-kardiogenik sinkop
Biasanya disebabkan oleh suatu stimulasi reseptor mekanik akibat dari kontraksi yang sangat kuat di ventrikel kiri jantung yang tak terisi dengan baik yang mengakibatkan sinyal/feedback ke otak dan merubah keadaan dari vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) menjadi vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), dengan hasil akhir penurunan tekanan darah dan bradikardi (detak jantung melambat), hal ini disebut fenomena Bezold-Jarisch. Biasanya terjadi setelah penderita batuk keras, buang air kecil/besar, menelan, menyelam, nyeri berat, tertawa terbahak-bahak.
E. Sinkop akibat hipersensitivitas karotis
Bisa terjadi akibat kerah baju terlalu ketat, tekanan di leher dengan kepala menoleh ke belakang.
F. Sinkop akibat hipotensi postural
Bisa terjadi diakibatkan penurunan mendadak tekanan sistolik (> 20mmHg) disertai peningkatan denyut jantung.
G. Sinkop karena insufisiensi otonomik
Biasany terjadi pada penderita yang menderita penyakit Diabetes mellitus, sindroma para neo-plastik, penyakit amyloid, penyakit Parkinson, dan lain-lain
Gejala Sinkop
Gejala Sinkop
Seperti dalam definisi, penderita mengalami kehilangan kesadaran dan juga tonus postural mendadak tapi singkat, dengan akibat terjatuh. Hal ini sebagai akibat berkurangnya secara mendadak aliran darah serebral (otak), terutama daerah sistem pengaktivasi retikuler di batang otak.
Aliran darah ini akan segera kembali normal saat penderita berbaring (terutama dengan kepala lebih rendah)
Diagnosis Sinkop
Diagnosis Sinkop
-
Anamnessis/pengkajian menyeluruh
Riwayat penyakit penderita dan keluarga, intensitas dan frekuensi serangan, serta kapan atau tiap sedang apa munculnya serangan sinkop harus ditanyakan
-
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital
-
EKG dan doppler sonografi
Untuk mendiagnosis sinkop kardiogenik, biasanya terdapat abnormalitas hasil gambaran EKG, yaitu pemanjangan QT lebih dari 500, sedangkan untuk menilai adanya stenosis (penyempitan dinding pembuluh darah) dapat menggunakan doppler sonografi
-
Echokardigrafi
-
CT scan
-
MRI
Penanganan Sinkop
Pengobatan Sinkop
Pengobatan sinkop pada saat serangan atau akut, yaitu:
- Periksa penderita bernapas.
- Pastikan orang yang sinkop berbaring atau duduk dengan kepala di antara lutut setidaknya selama 10 hingga 15 menit.
- Tawarkan orang tersebut air dingin untuk diminum (jika pasien dalam keadaan sadar
Pilihan pengobatan akan bergantung pada penyebab sinkop serta hasil evaluasi dan pengujian Anda. Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah mengalami episode sinkop.
1. Sinkop vasovagal
Tindakan konservatif termasuk menghindari situasi atau rangsangan yang menyebabkannya, pelatihan miring dan meningkatkan penggunaan garam dan cairan. Terapi obat dengan beta-blocker, SSRI, hidrofludrokortison, proamatine, dan beberapa obat lain mungkin berguna jika tindakan konservatif gagal.
2. Hipotensi ortostatik
Bangkit perlahan dari posisi terlentang dan duduk, terjadi perubahan postur secara bertahap. Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik (diuretik, vasodilator). Penggunaan stoking kompresi untuk meningkatkan aliran balik vena. Cairan intravena pada pasien yang volume intravaskularnya habis. Gunakan proamatine pada kasus refrakter.
3. Gangguan Kardiovaskular
Mengobati kondisi yang mendasarinya dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung.
Tindak lanjut: Pasien dengan etiologi yang tidak diketahui dan tanpa penyakit jantung yang mendasarinya mendapatkan hasil yang baik. Pasien dengan sinkop dan penyakit jantung yang mendasari memerlukan tindak lanjut rutin dengan dokter perawatan primer dan ahli jantung.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Sinkop
Untuk mengurangi risiko sinkop, perlu mengetahui apa penyebabnya. Mengurangi risiko Anda mungkin semudah tetap terhidrasi jika itu masalahnya. Jika Anda memiliki kondisi jantung yang menyebabkannya, Anda mungkin memerlukan obat atau alat untuk mengatasi irama jantung yang tidak normal.
Seringkali, orang merasakan episode sinkop akan datang. Mereka merasa pusing, mual dan jantung berdebar-debar (detak jantung tidak teratur yang terasa seperti “berdebar” di dada). Anda mungkin bisa terhindar dari pingsan jika: Duduk atau berbaring dan angkat kaki Anda. Kepalkan tangan Anda. Buat lengan Anda tegang atau kencang. Silangkan kaki Anda atau rapatkan paha Anda.
Referensi
Referensi:
- Hadi Martono, Kris pranaka, Buku Ajar Geriatri,2014
- Mayo-clinic, Syncope,2013
- my.clevelandclinic.org/health/diseases/17536-syncope
- www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442006/
Diperbarui 25 Agustus 2023