Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Osteoporosis (Tulang Keropos)

BELLA PRICYLLA
11 Desember 2023
Osteoporosis (Tulang Keropos)

Osteoporosis (Tulang Keropos)

BELLA PRICYLLA
11 Desember 2023

Penyakit osteoporosis merupakan keadaan di mana tulang kehilangan massa/kepadatannya sehingga tulang menjadi keropos dan rapuh.

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi lebih mudah patah jika penderitanya terjatuh atau mengalami kecelakaan. Jika tidak ditangani, osteoporosis akan membuat penderitanya kesakitan dan kehilangan kemampuan untuk bergerak.

Wanita berisiko lebih besar terkena osteoporosis dibandingkan pria, karena kepadatan masa tulang dipengaruhi oleh hormon wanita estrogen. Penyakit osteoporosis umumnya menyerang tulang belakang, tulang paha, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

Penyebab Osteoporosis

Penyebab Osteoporosis

Tulang kita sebenarnya tidak pernah diam. Setiap saat terjadi pembentukan sel tulang baru, sedangkan sel tulang yang sudah tua dibuang dari tubuh. Pada masa anak-anak, kecepatan pembentukan jauh lebih besar ketimbang hilangnya sel-sel tulang yang sudah tua. Akibatnya tulang pada anak-anak akan bertambah panjang dan besar.

Pada dewasa muda kecepatan pembentukan dan hilangnya sel tulang hampir seimbang. Namun mulai usia 30 sampai 40 tahun, kecepatan pembentukan tulang semakin menurun, akibatnya jumlah sel tulang semakin sedikit, sehingga rawan terjadi osteoporosis.

Beberapa jenis osteoporosis berdasarkan penyebab osteoporosis:

Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer meliputi lebih dari 95% osteoporosis pada wanita dan mungkin sekitar 80% osteoporosis pada pria. Sebagian besar kasus terjadi pada wanita post menopause dan pria usia tua (osteoporosis senilis).

Penyebab utama osteoporosis adalah kekurangan hormon estrogen, terutama penurunan hormon estrogen yang cepat, yang terjadi saat menopause. 

Kekurangan hormon estrogen meningkatkan penghancuran tulang dan menyebabkan penurunan massa tulang yang cepat. Pada pria, penurunan massa tulang bahkan lebih cepat terjadi jika memiliki asupan kalsium atau kadar vitamin D yang rendah. 

Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis bisa disebabkan oleh:

  • Penyakit ginjal kronis
  • Gangguan hormonal, misalnya hiperparatiroidisme, hipertiroidisme, dan diabetes mellitus.
  • Obat-obat tertentu, misalnya kortikosteroid dan obat kemoterapi tertentu.

Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

Osteoporosis Idiopatik

Osteoporosis idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang jarang terjadi. Kata idiopatik berarti penyebabnya tidak diketahui. Osteoporosis jenis ini terjadi pada wanita sebelum menopause, pria yang berusia kurang dari 50 tahun, serta anak-anak dan remaja yang memiliki kadar hormon yang normal, kadar vitamin D yang normal, dan tidak ada penyebab osteoporosis yang jelas.

Kelompok Berisiko Terkena Osteoporosis:

 - Wanita menopause.

Hal ini disebabkan karena setelah menopause, kadar estrogen yang diproduksi ovarium turun drastis. Sebagaimana diketahui, estrogen berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dengan cara membantu kerja sel pembentuk tulang. Pada kenyataannya, semakin cepat menopause terjadi, semakin besar resiko timbulnya osteoporosis.

- Perokok.
Risiko terkena osteoporosis pada perokok dua kali lebih besar dibanding bukan perokok. Hal ini terjadi karena rokok menurunkan kadar estrogen di dalam darah.

- Tidak berolahraga secara teratur.

Latihan yang teratur membantu memperlambat timbulnya osteoporosis. Sebaliknya, kurang olahraga menyebabkan osteoporosis lebih mudah timbul. Olahraga misalnya jalan atau lari, memicu sel tulang untuk lebih aktif sehingga terbentuk tulang yang kuat.

- Wanita dengan berat badan yang kurang dari normal.

Wanita kurus lebih cepat terkena osteoporosis dibandingkan dengan wanita gemuk. Hal ini dikaitkan dengan perbedaan tingkat produksi estrogen, di mana wanita gemuk cenderung lebih banyak.

- Faktor keturunan.

Wanita yang mempunyai ibu osteoporosis mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena osteoporosis.

- Kurang konsumsi kalsium atau Vitamin D.

Jika makanan kita kurang mengandung kalisum selama bertahun-tahun, terutama pada masa pertumbuhan, maka risiko untuk mengalami osteoporosis juga meningkat. Kurangnya kalsium menyebabkan kurangnya pembentukan tulang sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium dan menghantarkannya ke tulang.

Gejala Osteoporosis

Gejala Osteoporosis

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Tetapi, setelah tulang telah menjadi sangat lemah akibat osteoporosis, maka bisa timbul tanda dan gejala-gejala osteoporosis seperti:

  • Nyeri punggung, akibat fraktur atau kollaps tulang belakang
  • Tinggi badan yang semakin berkurang
  • Postur tubuh yang membungkuk
  • Lebih mudah terjadi patah tulang/fraktur. Selain itu, proses penyembuhan patah tulang pada orang-orang dengan osteoporosis cenderung berlangsung dengan lambat.

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami menopause dini atau mengkonsumsi kortikosteroid selama beberapa bulan, atau ada orang tua Anda yang mengalami patah tulang panggul.


Diagnosis Osteoporosis

Diagnosis Osteoporosis

Untuk mendeteksi atau memastikan dugaan adanya osteoporosis bisa dilakukan pemeriksaan kepadatan tulang, seperti:

  • DEXA (dual-energy x-ray absorptiometry), yaitu pemeriksaan untuk melihat kepadatan tulang pada tempat-tempat yang rentan mengalami fraktur
  • Pemeriksaan darah, untuk mengukur kadar kalsium dan vitamin D.

Penanganan Osteoporosis

Penanganan Osteoporosis

Pengobatan yang diberikan untuk osteoporosis tergantung dari masing-masing orang, sesuai penyebabnya, misalnya:

- Pemberian obat golongan bifosfonat untuk meningkatkan kepadatan tulang. Namun obat ini harus digunakan sesuai petunjuk dokter, karena bisa menimbulkan berbagai efek samping, seperti mual, nyeri perut, gangguan menelan, peradangan saluran cerna, serta osteonekrosis pada tulang rahang.

Pemakaian bifosfonat jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko terjadinya patah tulang paha. Namun, penggunaan bifosfonat yang tepat bisa mencegah terjadinya fraktur lebih besar dari efek samping yang mungkin terjadi.

Bifosfonat sebaiknya tidak digunakan pada:

  • Wanita yang hamil atau menyusui
  • Orang-orang dengan kadar kalsium yang rendah di dalam darah
  • Orang-orang dengan penyakit ginjal berat

- Terapi hormon, misalnya hormon estrogen, bisa membantu menjaga kepadatan tulang pada wanita. Namun, terapi estrogen bisa meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah, kanker endometrium, kanker payudara, dan juga gangguan jantung. Oleh karena itu, terapi hormon biasanya bukan merupakan pilihan terapi. Selain itu, terapi estrogen juga tidak bermanfaat untuk pria.


Komplikasi Osteoporosis

Patah tulang, terutama tulang belakang atau panggul, adalah komplikasi osteoporosis yang paling serius. Patah tulang panggul sering terjadi karena jatuh dan dapat menyebabkan disabilitas dan bahkan meningkatnya risiko kematian dalam tahun pertama setelah cedera.

Pada sebagian kasus, patah tulang belakang dapat terjadi meskipun tidak jatuh.  Patah tulang belakang dapat menyebabkan gejala nyeri punggung, berkurangnya tinggi badan, dan postur bungkuk.


Dokter Spesialis


Pencegahan Osteoporosis

Ada 3 faktor yang penting untuk menjaga kesehatan tulang, yaitu :

- Kalsium dalam jumlah cukup

Sumber kalsium yang baik pada makanan antara lain:

  • Produk susu rendah lemak
  • Sayuran berdaun hijau tua
  • Salmon atau sarden dengan tulang (kalengan)
  • Produk kedelai, seperti tahu
  • Sereal dan jus jeruk dengan fortifikasi kalsium

- Vitamin D dalam jumlah cukup

Tubuh membutuhkan vitamin D untuk penyerapan kalsium. Banyak orang mendapatkan vitamin D yang cukup dari sinar matahari, tetapi ada sebagian orang yang kurang mendapatkan sinar matahari, misalnya orang-orang yang banyak tinggal di dalam rumah atau menggunakan tabir surya. Asupan vitamin D juga bisa didapat melalui makanan atau supplemen.

- Olahraga teratur

Olahraga bisa membantu seseorang untuk membentuk tulang yang kuat, terutama jika dilakukan secara teratur sejak usia muda dan berkelanjutan.

Tindakan pencegahan lainnya yang bisa dilakukan: berhenti merokok, serta menghindari konsumsi alkohol dan kafein berlebih.


Referensi

Referensi:

  • B, Marcy B. Osteoporosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • Mayo Clinic. Osteoporosis. 2023.

Diperbarui 5 Desember 2023