Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kolik pada Bayi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kolik pada Bayi

Kolik pada Bayi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Bentuk tangisan bayi yang berlebihan tanpa diketahui sebabnya dan berlangsung sedikitnya 3 jam sehari, selama lebih dari 3 hari dalam seminggu, dan terjadi lebih dari 3 minggu disebut sebagai kolik. Kolik terutama terjadi pada bayi yang berusia 6 minggu sampai 3-4 bulan.


Penyebab Kolik pada bayi

Penyebab Kolik pada Bayi

Meskipun istilah kolik mengarah pada kram perut, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terdapat gangguan pada usus atau perut bayi yang mengalami kolik. Kebanyakan bayi dengan kolik dapat makan dengan baik dan memiliki pertambahan berat badan yang normal.

Kolik pada bayi mungkin diperkirakan terjadi karena adanya gangguan pada perut, karena bayi yang menangis seringkali menelan udara saat mereka menangis, akibatnya bayi bisa buang angin dan menjadi kembung. Namun, keadaan ini tampaknya terjadi akibat bayi menangis ketimbang menyebabkan bayi menangis.

Tidak ada satu penyebab tunggal yang umumnya menimbulkan kolik. Kolik memiliki banyak penyebab yang berbeda. Beberapa teori penyebab terjadinya kolik:

  • Rasa panas di dada akibat asam lambung dan susu berbalik naik ke esofagus
  • Rasa tidak enak di pencernaan, mungkin karena intoleransi protein susu sapi atau laktosa
  • Sistem pencernaan yang belum sempurna, dimana otot halus di saluran cerna seringkali mengalami spasme
  • Adanya udara di saluran cerna
  • Meningkatnya kadar hormon, yang menyebabkan sakit perut atau anak menjadi rewel
  • Hipersensitivitas terhadap stimulasi di lingkungan (suara, cahaya, dan lain sebagainya)
  • Adanya tempramen yang kuat pada masa bayi baru lahir
  • Sistem saraf yang belum sempurna

Tangisan bayi yang berhubungan dengan kolik biasanya terjadi pada malam hari. Kolik pada bayi bisa muncul atau diperberat jika bayi merasa lapar atau kekenyangan. Rasa takut, frustasi, atau bahkan senang juga bisa menimbulkan terjadinya gejala-gejala kolik. Bayi juga bisa menjadi semakin menangis jika orang-orang disekitarnya menjadi cemas atau sedih.


Gejala Kolik pada bayi

Gejala Kolik pada Bayi

Kolik pada bayi terjadi jika anak terus menangis dengan kuat dan menjadi rewel, tanpa adanya alasan yang jelas (misalnya lapar, sakit, atau cedera) dengan kata lain pada bayi yang sehat. Kolik biasanya mulai terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, paling berat saat bayi berusia sekitar 6 minggu, dan kemudian menghilang dengan sendirinya, seringkali secara tiba-tiba, pada usia sekitar 3-4 bulan.

Bayi dikatakan mengalami kolik jika ia terus menangis dan rewel tanpa sebab yang jelas selama lebih dari 3 jam sehari, lebih dari 3 hari dalam seminggu, dan berlangsung selama lebih dari 3 minggu.

Tangisan yang biasanya berhubungan dengan kolik yaitu:

  • tangisan yang kencang, melengking, dan konstan
  • tidak diketahui penyebabnya
  • terjadi sekitar waktu yang sama di siang atau malam hari
  • berlangsung selama berjam-jam tanpa alasan yang jelas
  • terdapat jeda saat bayi bertingkah normal kembali

Biasanya, bayi dengan kolik menjadi paling rewel di malam hari. Gejala-gejala kolik seringkali dimulai secara tiba-tiba, seringkali setelah bayi disusui. Tangisan bayi kencang dan terus menerus. Wajah bayi seringkali memerah. Tangan bayi mungkin akan mengepal, kaki akan menekuk, dan perut bisa tampak menggembung. Keadaan ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau berjam-jam.


Diagnosis Kolik pada bayi

Diagnosis Kolik pada Bayi

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada. Orang tua harus waspada terhadap adanya penyakit atau nyeri yang menyebabkan anaknya menjadi rewel atau terus menangis, yaitu jika tangisan anak disertai dengan:

  • muntah, terutama jika muntah berwarna hijau atau mengandung darah, atau terjadi lebih dari 5 kali sehari
  • perubahan pada tinja anak (sembelit atau diare)
  • suhu tubuh anak yang tidak normal
  • rewel, di mana anak terus menangis sepanjang hari dan hanya bisa tenang untuk waktu yang singkat
  • sulit untuk bertambah berat badan
  • sesak napas
  • adanya memar atau tanda-tanda cedera lainnya
  • anak tampak lemas, mengantuk, kurangnya senyuman atau tatapan tertarik dari anak
  • adanya pergerakan yang abnormal atau sentakan-sentakan pada bagian tubuh anak

Penanganan Kolik pada bayi

Penanganan Kolik pada Bayi

Pada bayi dengan kolik, orang tua perlu ditenangkan bahwa bayi sehat, dan kolik akan menghilang dengan sendirinya tanpa ada efek jangka panjang.

Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi kolik, tetapi tindakan-tindakan berikut bisa dilakukan untuk membantu menenangkan bayi:

  • Gendong bayi, ayun-ayun perlahan-lahan, atau ditepuk-tepuk
  • Letakkan bayi di ayunan bayi
  • Mendengarkan suara yang konstan, misalnya suara hujan, suara kipas, atau pengering rambut
  • Mendengarkan musik
  • Memberikan dot bayi
  • Menepuk-nepuk punggung bayi agar bayi bersendawa
  • Bayi disusui, tetapi jangan sampai berlebihan agar bayi tidak kekenyangan
  • Menyelimuti bayi dengan rapat
  • Cobalah memberikan pijatan bayi
  • Kurangi stimulus yang didapat bayi dari lingkungan
  • Ubah pemberikan makan bayi, misalnya:
    • ganti susu formula dengan susu formula yang lain
    • ganti susu formula (susu sapi) dengan susu soya
    • ganti susu formula yang biasa dengan susu formula yang hipoalergenik
    • hindari makanan tertentu (misalnya kafein atau susu sapi) pada ibu menyusui

Sangatlah penting untuk mengkonsultasikan bayi yang kemungkinan mengalami kolik pada dokter anak sejak awal. Hal ini penting untuk menyingkirkan kemungkinan adanya berbagai gangguan yang bisa membuat anak menangis lama secara tiba-tiba, misalnya hernia, infeksi, atau sumbatan pada saluran cerna.

Bayi harus segera dibawa ke dokter jika bayi terus menangis selama berjam-jam, tidak dapat ditenangkan, tidak bisa makan dengan bayi, demam, mengalami diare atau muntah-muntah, atau kurang sadar dibandingkan biasanya.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Kolik pada Bayi

Kebanyakan kolik tidak dapat dicegah. Menghindari faktor-faktor yang berhubungan dengan kolik mungkin bisa membantu, misalnya dengan mengubah posisi bayi saat menyusu atau mengganti susu formula yang digunakan (jika terdapat alergi susu sapi). Kolik pada anak bukan disebabkan oleh pengasuhan atau perawatan anak yang salah, jadi sebagai orang tua, jangan merasa bersalah atau saling menyalahkan satu sama lain.


Referensi

Referensi:

  • A, Renee A. Could Your Baby's Crying Be Colic? Web MD. 2012.
  • C, Deborah M. Colic. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • J, Eleana Pearl B. Your Colicky Baby. Kids Health. 2011.
  • K, Neil K. Colic and Crying. Medline Plus. 2011.
  • P, David. Colic. Medicine Net. 2010.