Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Divertikulosis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Divertikulosis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Divertikulosis merupakan adanya penonjolan mukosa membentuk kantong-kantong atau balon (divertikula) yang biasanya terdapat di usus besar.

Divertikulosis jarang terjadi sebelum usia 40 tahun, tetapi banyak terjadi setelahnya. Hampir semua orang yang mencapai usia 90 tahun memiliki banyak divertikula di ususnya.


Penyebab Divertikulosis

Terbentuknya divertikula tampaknya disebabkan oleh adanya spasme pada lapisan otot usus. Penyebab terjadinya spasme usus ini belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan pola makan rendah serat. Spasme usus ini menimbulkan tekanan pada dinding usus, sehingga terjadi penonjolan pada bagian yang lemah, biasanya di dekat tempat masuknya pembuluh darah arteri ke lapisan otot di usus besar. Adanya peningkatan ketebalan lapisan otot di kolon sigmoid juga sering ditemukan pada orang-orang dengan divertikulosis. Mengapa bisa terbentuk divertikula yang besar juga belum diketahui.


Gejala Divertikulosis

Divertikula itu sendiri tidak berbahaya. Pada kenyataannya, sebagian besar orang dengan divertikulosis tidak memiliki gejala. Namun, divertikulosis terkadang bisa menimbulkan gejala seperti : kram perut yang terasa nyeri, gangguan saat buang air besar, dan adanya darah pada tinja.

Lubang kecil pada divertikula bisa mengalami perdarahan, terkadang bisa terjadi perdarahan hebat ke dalam usus, dan keluar melalui rektum. Perdarahan itu sendiri tidak terasa nyeri. Perdarahan juga bisa terjadi jika kotoran terjepit pada divertikula dan menyebabkan kerusakan pembuluh darah (biasanya arteri di dekat divertikula). Kotoran yang terjepit di divertikula mungkin tidak hanya menyebabkan perdarahan, tetapi juga peradangan dan infeksi, sehingga terjadi divertikulitis.


Diagnosis Divertikulosis

Dugaan adanya divertikulosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, seperti kram perut yang tidak diketahui penyebabnya, gangguan buang air besar, atau perdarahan saat buang air besar yang tidak terasa nyeri, terutama pada orang-orang tua.

Pemeriksan yang bisa dilakukan untuk memastikan diagnosa antara lain :

  • Kolonoskopi atau sigmoidoskopi
  • Pemeriksaan foto sinar-X dengan barium
  • CT scan perut
  • Angiografi, bisa dilakukan untuk menentukan sumber perdarahan

 


Penanganan Divertikulosis

Penanganan biasanya bertujuan untuk mengurangi spasme usus, yaitu paling baik dengan cara menjaga pola makan kaya serat, meliputi sayur, buah-buahan, dan gandum, serta minum air yang cukup. Volume kotoran yang meningkat di usus besar akan mengurangi spasme usus, sehingga menurunkan tekanan pada dinding usus besar. Jika cara diatas belum berhasil, maka bisa ditambahkan obat untuk menambah volume kotoran (bulking agent).

Divertikulosis tanpa komplikasi, di mana penderita tidak mengalami adanya peradangan, infeksi, atau komplikasi lainnya, maka gangguan tersebut tidak perlu dioperasi. Sebagian besar perdarahan bisa berhenti tanpa penanganan. Tetapi jika tidak, maka seringkali dilakukan kolonoskopi untuk menghentikan perdarahan yang ada, misalnya dengan laser atau suntikan zat tertentu. Jika perdarahan sering terjadi atau jika sumber perdarahan tidak dapat ditemukan, maka perlu dilakukan operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar. Tetapi, tindakan tersebut jarang dilakukan. Operasi mungkin diperlukan untuk divertikula yang besar, karena cenderung untuk terinfeksi dan pecah. Beberapa orang yang mengalami perdarahan yang cukup hebat mungkin membutuhkan tambahan darah melalui transfusi.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

- D, Michael C. Diverticulosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.