Penyakit-penyakit yang Bisa Mempersulit Kehamilan
Penyakit yang bisa mempersulit kehamilan merupakan berbagai penyakit atau gangguan yang bisa membuat seorang wanita memiliki masalah atau risiko yang lebih tinggi saat kehamilan.
Penyebab Penyakit-penyakit yang bisa mempersulit kehamilan
Berbagai penyakit atau gangguan yang bisa mempersulit kehamilan:
- Gagal jantung, yaitu suatu kondisi dimana jantung tidak mampu untuk memompa darah dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
- Penyakit jantung rematik, yaitu komplikasi yang bisa ditemukan pada demam rematik, dimana bisa terjadi gangguan pada katup jantung.
- Kelainan jantung bawaan
- Tekanan darah tinggi
- Anemia, yaitu suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) di bawah normal.
- Gangguan ginjal atau hati
- Penyakit infeksi. Ada beberapa infeksi yang berbahaya bagi janin, antara lain campak Jerman, toksoplasmosis, dan infeksi sitomegalovirus.
- Diabetes
- Gangguan tiroid
- Asma
- Lupus eritematosus sistemik
- Reumatoid artritis
- Miastenia gravis
- ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)
- Pembedahan saat kehamilan
Gejala Penyakit-penyakit yang bisa mempersulit kehamilan
Gagal Jantung
Sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, seorang wanita penderita gagal jantung akan semakin merasa cepat lelah meskipun dia cukup istirahat, menghindari stres, mengkonsumsi makanan yang bergizi, mengkonsumsi zat besi untuk mencegah anemia dan membatasi kenaikan berat badannya.
Saat-saat yang memerlukan perhatian khusus dimana tuntutan terhadap jantung sangat besar adalah pada kehamilan 28-34 minggu, selama persalinan dan segera setelah persalinan. Risiko tinggi dimiliki oleh ibu dan juga bayinya. Janin bisa lahir prematur atau meninggal ketika ibu mengalami serangan gagal jantung.
Kelainan Jantung Bawaan
Jika sebelum hamil kelainan jantung bawaan ini tidak menimbulkan gejala, maka resiko terjadinya komplikasi selama hamil tidak meningkat. Namun, jika kelainan ini mengenai sisi kanan jantung dan paru-paru (misalnya sindroma Eisenmenger), maka besar kemungkinannya penderita mengalami kolaps dan meninggal selama persalinan atau segera sesudahnya. Penyebab terjadinya kematian tidak diketahiu, tetapi resikonya cukup besar sehingga penderita tidak dianjurkan untuk hamil.
Tekanan Darah Tinggi
Jika seorang wanita yang memiliki tekanan darah agak tinggi, maka tekanan darah perlu dipantau dan dikendalikan sesuai dengan petunjuk dokter, terutama saat kehamilan. Biasanya dokter menghentikan pemakaian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, karena kerugian yang ditimbulkan oleh obat terhadap janin lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang diperoleh ibu.
Wanita hamil yang menderita hipertensi berat (diatas 180/110 mmHg) memerlukan perawatan khusus. Kehamilan bisa semakin memperburuk hipertensi dan mungkin menyebabkan stroke.
Penyakit Infeksi
Beberapa infeksi yang berbahaya bagi janin:
Pada persalinan melalui vagina, herpes genitalis bisa ditularkan pada bayi. Jika seorang wanita hamil memiliki luka herpes, biasanya dianjurkan untuk menjalani operasi sesar untuk mencegah penularan penyakit pada bayinya.
Infeksi HIV (human immunodeficiency virus, virus penyebab AIDS) merupakan masalah utama dalam kehamilan. Sekitar 25% wanita hamil yang menderita infeksi ini menularkannya kepada janinnya.
Diabetes
Berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan menyebabkan semakin sulit untuk mengendalikan gula darah pada wanita penderita diabetes. Diabetes menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya infeksi, persalinan dini dan tekanan darah tinggi akibat kehamilan.
Diabetes yang bermula atau pertama kali muncul saat kehamilan (diabetes gestasional) terjadi pada 1-3% kehamilan. Setelah persalinan biasanya diabetes ini akan menghilang.
Bayi yang dilahirkan oleh penderita diabetes biasanya sangat besar meskipun selama hamil kadar gula darah ibunya normal atau mendekati normal. Kelainan bawaan kemungkinan terjadi jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, terutama pada kehamilan awal.
Asma
Kehamilan bisa mempengaruhi penderita asma, sebaliknya asma juga bisa mempengaruhi kehamilan, yaitu bisa menghambat pertumbuhan janin atau memicu terjadinya persalinan prematur.
Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus adalah suatu penyakit autoimun yang bisa muncul pertama kali pada saat hamil, atau semakin memburuk pada saat hamil atau semakin membaik pada saat hamil. Pengaruh kehamilan terhadap lupus tidak dapat diramalkan, tetapi kekambuhan paling mungkin terjadi segera setelah persalinan.
Penderita lupus seringkali memiliki riwayat keguguran berulang, kematian lahir pada pertengahan kehamilan, pertumbuhan janin yang terhambat (IUGR, intrauterine growth retardation) dan persalinan prematur.
Antibodi yang menyebabkan terjadinya lupus bisa melewati plasenta dan menyebabkan denyut jantung yang sangat lambat, anemia, penurunan jumlah trombosit atau sel darah merah pada janin. Antibodi ini secara perlahan akan menghilang dalam beberapa minggu setelah bayi lahir.
Reumatoid Artritis
Penyakit ini tidak mempengaruhi janin, tetapi mungkin akan timbul kesulitan dalam persalinan jika artritis menyerang persendian pinggul atau tulang belakang bagian bawah.
Miastenia Gravis
Antibodi penyebab miastenia gravis bisa melewati plasenta, sehingga 20% bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita penyakit ini juga menderita miastenia gravis. Tetapi karena antibodi ibu secara perlahan akan menghilang dan bayi tidak membentuk antibodi sejenis ini, maka kelemahan otot pada bayi biasanya bersifat sementara.
ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)
Purpura Trombositopenik Idiopatik merupakan suatu penyakit autoimun, dimana jumlah trombosit dalam darah sangat menurun, kemungkinan karena adanya antibodi di dalam tubuh yang menghancurkannya. Akibatnya penderita mudah mengalami perdarahan. Jika selama hamil tidak diobati, penyakit ini cenderung akan memburuk.
Antibodi bisa melewati plasenta dan menyebabkan berkurangnya trombosit pada janin sebelum atau segera setelah dilahirkan. Bayi bisa mengalami perdarahan selama persalinan, yang mungkin akan menyebabkan cedera atau kematian, terutama jika perdarahan terjadi di dalam otak.
Pembedahan Saat Hamil
Apendisitis (peradangan usus buntu) bisa menyebabkan nyeri kram yang menyerupai kontraksi rahim. Jika apendisitis menimbulkan masalah, maka perlu segera dilakukan operasi pengangkatan usus buntu, karena apendisitis yang pecah bisa berakibat fatal. Apendektomi tidak membahayakan janin dan tidak menyebabkan keguguran.
Kista ovarium bisa terjadi selama hamil dan bisa menyebabkan nyeri kram. Jika kista ini jinak, pembedahan biasanya ditunda sampai usia kehamilan mencapai 12 minggu. Jika kista terus membesar atau nyeri bila ditekan, maka pembedahan bisa dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu karena kemungkinan penyebabnya adalah kanker atau abses.
Sumbatan usus bisa terjadi selama kehamilan. Jika terbentuk gangren (kematian jaringan usus) dan peritonitis (peradangan selaput rongga perut), maka nyawa ibu terancam dan bisa terjadi keguguran. Biasanya dilakukan pembedahan eksplorasi jika timbul gejala sumbatan usus, terutama jika penderita pernah menjalani pembedahan perut atau infeksi perut.
Diagnosis Penyakit-penyakit yang bisa mempersulit kehamilan
Diagnosis berdasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan.
Penanganan Penyakit-penyakit yang bisa mempersulit kehamilan
GAGAL JANTUNG
Pada penderita gagal jantung yang berat, bisa diberikan anestesi pada punggung bagian bawah dan membuat penderita tidak perlu mengedan selama proses persalinan berlangsung. Mengedan menyebabkan terganggunya penyerapan oksigen melalui paru-paru ibu sehingga jumlah oksigen yang sampai ke janin berkurang. Bayi bisa dilahirkan dengan bantuan forseps atau melalui operasi caesar.
KELAINAN JANTUNG BAWAAN
Penanganan yang diberikan untuk ibu hamil dengan kelainan jantung bawaan tergantung dari kondisi yang dialami, sehingga dokter nantinya akan memberikan penanganan yang berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Hal ini termasuk juga memberikan obat yang berbeda saat sedang hamil, karena ada beberapa obat yang tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, contohnya obat golongan ACE inhibitor seperti misalnya Captopril. Selama hamil sebaiknya turuti saran dokter untuk menjaga kondisi kesehatan. Olahraga low impact seperti misalnya berenang & berjalan biasanya baik untuk menjaga tetap sehat, tetapi sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mulai melakukan olahraga.
TEKANAN DARAH TINGGI
Dokter biasanya akan menghentikan pemakaian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darahnya. Sehingga untuk membantu mengontrol tekanan darahnya, penderita dianjurkan untuk membatasi asupan garam dan mengurangi aktivitas fisik.
Untuk melindungi janin dan ibu, biasanya penderita harus dirawat di rumah sakit. Jika kondisinya semakin memburuk, disarankan untuk mengakhiri kehamilan guna menyelamatkan ibu.
ANEMIA
Semakin berat keadaan penyakit ini sebelum hamil, maka semakin tinggi resiko terjadinya komplikasi dan kematian selama hamil. Untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi, diberikan transfusi darah guna mempertahankan kadar hemoglobin.
PENYAKIT INFEKSI
Untuk wanita hamil yang terinfeksi AIDS maka sedini mungkin diberikan pengobatan yang bisa menurunkan angka penularan kepada janin. Jika terinfeksi, maka bayi segera menjadi sakit berat dan biasanya meninggal akibat komplikasi AIDS sebelum usianya mencapai 2 tahun.
DIABETES
Diabetes yang tidak terkontrol bisa membahayakan janin dan ibunya. Oleh karena itu selama masa kehamilan bila kadar gula darahnya tinggi, bisa diberikan suntikan insulin untuk menurunkan kadar gula darahnya karena obat anti-diabetes yang diminum bisa membahayakan janin.
PENYAKIT HATI
Wanita dengan penyakit Hepatitis B bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya saat melahirkan. Oleh karena itu bayi yang beresiko harus diberikan vaksinasi Hepatitis B segera setelah dilahirkan.
ASMA
Obat asma yang telah dikonsumsi sebelum hamil masih bisa digunakan saat hamil & bila asmanya tidak makin memburuk maka dosis yang dipakai juga tetap sama. Bila obat berhenti digunakan & asmanya menjadi tidak terkontrol maka bisa meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu & juga janin yang dikandungnya bisa beresiko lahir dengan berat badan yang rendah.
Oleh karena itu penting untuk selalu mengontrol kondisi asma yang dialami ke dokter selama masa kehamilan supaya asmanya tetap terkontrol. Saat menyusui pun ibu masih tetap bisa mengkonsumsi obat asmanya, tentunya atas petunjuk dari dokter
MIASTENIA GRAVIS
Karena ibu hamil dengan miastenia gravis bisa mengelami kelemahan otot, maka pada saat persalinan, penderita mungkin memerlukan ventilator untuk membantu pernafasannya.
PURPURA TROMBOSITOPENIK IDIOPATIK
Dengan melakukan analisa terhadap sejumlah contoh darah dari korda umbilikalis, bisa diketahui adanya antibodi dan kadar trombosit yang rendah pada janin. Jika pada janin ditemukan antibodi, maka dilakukan operasi sesar untuk mencegah terjadinya trauma kelahiran yang bisa menyebabkan perdarahan pada otak bayi. Antibodi akan menghilang dalam waktu 21 hari dan darah bayi akan kembali membeku secara normal.
Transfusi trombosit dilakukan hanya jika dilakukan operasi sesar uantuk melindungi bayi dan jika jumlah trombosit ibu sangat sedikit sehingga bisa menyebabkan perdarahan hebat. Jika setelah dilakukan pengobatan kadar trombosit tetap rendah, kadang dilakukan splenektomi (pengangkatan limpa). Saat yang paling tepat untuk melakukan splenektomi adalah pada pertengahan kehamilan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
- NHS. Existing health problem. 2013.