Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kontraksi dan Persalinan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kontraksi dan Persalinan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

His (Kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melalui rahim bagian bawah dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu.

His biasanya mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu sebelum atau sesudah tanggal perkiraan persalinan. Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya his tidak diketahui. Mungkin karena pengaruh dari hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan.

Persalinan biasanya berlangsung sekitar 12-14 jam (pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam).

Kadang selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai dan cairan ketuban mengalir melalui serviks dan vagina. Jika selaput ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan.

Sekitar 80-90% wanita yang selaput ketubannya pecah berlanjut menjadi persalinan spontan dalam waktu 24 jam.


Gejala Kontraksi dan persalinan

Gejala Kontraksi dan Persalinan

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa saat persalinan semakin mendekat

Tanda Makna Waktu terjadi
Perasaan seolah-olah bayi telah turun ke bawah Lightening, yaitu turunnya bayi. Kepala bayi telah masuk ke dalam panggul ibu Beberapa minggu sampai beberapa jam sebelum persalinan dimulai
Keluar cairan dari vagina (jernih, berwarna pink atau sedikit mengandung darah) Show, yaitu lendir kental yang tertimbun di serviks selama kehamilan. Ketika serviks mulai berdilatasi, lendir ini terdorong ke dalam vagina Beberapa hari sebelum persalinan dimulai atau pada awal persalinan
Keluar cairan encer yang memancar atau mengucur dari vagina Selaput ketuban pecah, yaitu pecahnya kantung berisi cairan yg mengelilingi bayi selama dalam kandungan Beberapa jam sebelum persalinan dimulai
Pola kram yang teratur, yang mungkin dirasakan sebagai nyeri punggung atau kram menstruasi Kontraksi, yaitu mengerut dan mengendurnya rahim. Semakin dekat saat persalinan, kontraksi ini semakin kuat dan bisa menyebabkan nyeri karena serviks membuka dan bayi bergerak di sepanjang jalan lahir Pada awal persalinan

Diagnosis Kontraksi dan persalinan

Pemeriksaan yang secara rutin dilakukan terhadap wanita hamil yang sedang memasuki proses persalinan antara lain:

  • Berat badan 
  • Tekanan darah, denyut nadi dan laju pernapasan 
  • Analisa air kemih dan darah 
  • Pemeriksaan perut untuk memperkirakan besar, posisi dan letak janin 
  • Denyut jantung bayi 
  • Pemeriksaan dalam untuk mengetahui besarnya pembukaan atau keutuhan selaput ketuban

Penanganan Kontraksi dan persalinan

Tindakan saat Kontraksi dan Persalinan

Letak dan posisi janin akan mempengaruhi proses persalinan. Letak kepala merupakan letak yang terbaik untuk persalinan yang aman. Selama 1-2 minggu terakhir, sebagian besar janin akan berputar sehingga kepalanya terletak di bawah.

Selama proses persalinan, untuk mencegah dehidrasi biasanya cairan diberikan melalui infus. Selain itu, infus juga bisa digunakan untuk memberikan obat.

Pemberian cairan melalui infus memungkinkan ibu untuk tidak makan dan minum selama persalinan sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya muntah dan terhirupnya muntahan.

Tahapan persalinan:

  • Tahap I : mulai dari awal his sampai pembukaan lengkap
  • Tahap II : mulai pembukaan lengkap sampai bayi keluar dari rahim ibu
  • Tahap III : mulai kelahiran bayi sampai pengeluaran plasenta (ari-ari)

Selama tahap I, ibu dilarang mengedan karena mengedan sebelum pembukaan lengkap akan menghabiskan tenaga dan bisa menyebabkan robekan pada serviks. Selama tahap II, ibu diharuskan mengedan setiap merasakan kontraksi agar bayi terdorong ke vagina.

Persalinan spontan

Pada persalinan spontan, untuk mengontrol nyeri selama persalinan digunakan teknik relaksasi dan pernapasan. Untuk mempelajari teknik ini, calon ibu dan suaminya bisa mengikuti latihan di rumah sakit maupun klinik bersalin.

Pada teknik relaksasi, ibu secara sadar menegangkan sebagian tubuhnya kemudian mengendurkannya. Teknik ini membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi dan ketika rahim tidak berkontraksi.

Beberapa jenis pernapasan bisa membantu ibu dalam menghadapi persalinan tahap I (sebelum diperbolehkan mengedan):

  • Menarik napas dalam, dilakukan pada awal dan akhir kontraksi
  • Menarik napas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat kontraksi mencapai puncaknya
  • Menarik napas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut, dilakukan untuk menahan keinginan untuk mengedan (sebelum terjadi pembukaan lengkap).

Selama hamil, calon ibu dan pasangannya sebaiknya melakukan latihan teknik relaksasi dan pernafasan secara rutin. Selama persalinan berlangsung, sang suami bisa membantu calon ibu dengan mengingatkan apa yang seharusnya dilakukan pada setiap tahapan persalinan dan menenangkannya jika terlihat tegang. Pemijatan bisa membantu mengurangi ketegangan pada calon ibu.

PERSALINAN

Persalinan adalah keluarnya/lahirnya janin dan plasenta dari rahim.

Di ruang bersalin, ibu dibaringkan pada posisi setengah duduk agar gaya gravitasi bisa digunakan semaksimal mungkin. Setiap kali rahim berkontraksi, ibu harus mengedan untuk membantu turunnya janin ke jalan lahir dan untuk memperlebar lubang vagina sehingga bagian kepala janin yang tampak semakin besar.

Forseps adalah sebuah alat yang bentuknya menyerupai tang dan terbuat dari logam, yang digunakan untuk menarik bayi keluar dari jalan lahir. Forseps bisa digunakan jika ibu tidak kuat mengedan karena telah menerima suntikan epidural atau jika bayi berada dalam keadaan gawat.

Jika lubang vagina tidak cukup teregang sehingga bayi tidak dapat melewatinya dan jika kemungkinan akan terjadi robekan, maka bisa dilakukan pemotongan dinding vagina dan perineum. Tindakan ini dilakukan untuk mempermudah proses persalinan dan untuk mencegah robekan yang lebih tidak beraturan dan lebih sulit diperbaiki.

Setelah bayi lahir, perut ibu ditekan dengan lembut untuk merangsang kontraksi rahim. Pada kontraksi pertama atau kedua setelah persalinan, biasanya plasenta akan lepas dari rahim dan dikeluarkan. 

Luka robekan karena episiotomi lalu dijahit. Kemudian ibu dipindahkan ke ruang pemulihan. Jika tidak memerlukan perawatan khusus, bayi bisa dibiarkan bersama ibu (rooming in). Dengan metoda rooming in, ibu bisa menyusui bayinya sesuai dengan kebutuhan bayi dan ibu juga belajar merawat bayinya sendiri.

Komplikasi (terutama perdarahan) sering terjadi dalam 4 jam pertama setelah persalinan. Karena itu pada saat ini dilakukan pemantauan ketat terhadap ibu-ibu yang baru melahirkan anaknya.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • B, Irina. Apgar Score. Johns Hopkins University. 2012.
  • Z, David. APGAR. Medline Plus. 2011.