Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Anoreksia Nervosa

NASANDI
27 Desember 2023
Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa

NASANDI
27 Desember 2023

Anoreksia nervosa merupakan suatu gangguan makan yang menyebabkan penderita terobsesi dengan berat badan dan makanan yang mereka makan. Orang-orang dengan anoreksia nervosa berusaha untuk menjaga berat badan jauh di bawah berat badan normal yang sesuai dengan usia dan tinggi badannya. Untuk mencegah peningkatan berat badan atau untuk terus mengalami penurunan berat badan, penderita anoreksia nervosa bisa membuat dirinya kelaparan atau berolahraga secara berlebihan.

Orang-orang dengan anoreksia nervosa sangat berusaha untuk menjadi kurus, yang ditandai dengan:
- perubahan gambaran citra tubuh
- ketakutan yang luar biasa akan kegemukan
- menolak mempertahankan berat badan normal yang minimal
- hilangnya siklus menstruasi (pada wanita)

Sekitar 95% penderita adalah wanita. Kelainan ini biasanya mulai timbul pada masa remaja dan kadang pada masa dewasa.

Anoreksia nervosa terutama menyerang orang-orang golongan sosial-ekonomi menengah ke atas. Anoreksia nervosa bisa bersifat ringan dan sementara atau berat dan berlangsung lama.


Penyebab Anoreksia nervosa

Penyebab Anoreksia Nervosa

Penyebab pasti anoreksia nervosa belum diketahui. Seperti banyak penyakit lainnya, kemungkinan penyebab anoreksia nervosa adalah kombinasi dari faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.

- Biologis. Bisa terjadi perubahan genetik yang membuat sebagian orang lebih rentan untuk mengalami anoreksia. Namun, belum diketahui dengan jelas bagaimana faktor genetik bisa menyebabkan terjadi anoreksia.

- Psikologis. Karakter tertentu bisa berkontribusi untuk terjadinya anoreksia. Wanita muda bisa memiliki kepribadian obsesif-kompulsif yang membuatnya lebih mudah untuk bertahan pada diet ketat dan tidak makan meskipun merasa lapar. Mereka mungkin memiliki dorongan yang kuat pada perfeksionisme, yang membuat mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka sudah cukup kurus.

- Lingkungan. Faktor lingkungan memegang peranan yang penting. Media dipenuhi oleh gambaran model dan aktor yang kurus. Kesuksesan dan penghargaan seringkali dikaitkan dengan menjadi kurus. Tekanan dari orang-orang sebaya bisa meningkatkan keinginan seseorang untuk menjadi kurus, terutama pada wanita muda. Penderita biasanya ingin menjadi kurus karena kegemukan dianggap tidak menarik, tidak sehat dan tidak diinginkan.


Gejala Anoreksia nervosa

Gejala Anoreksia Nervosa

Indikasi awal kecenderungan terjadinya kelainan ini adalah meningkatnya perhatian terhadap makanan dan berat badan, bahkan pada penderita yang sebelumnya sudah kurus. Kekhawatiran tersebut tampaknya tidak sesuai, karena sebagian besar orang yang mengalami anoreksia nervosa awalnya sudah kurus. Obsesi dan kekhawatiran akan berat badan memperkuat penderita untuk menjadi semakin kurus. Bahkan ketika penderita sudah kurus, mereka tetap merasa gemuk dan merasa bahwa semuanya salah, sehingga biasanya menolak untuk mendapatkan pengobatan.

Anoreksia berarti kurangnya nafsu makan, tetapi orang-orang dengan anoreksia nervosa sebenarnya merasa lapar dan ingin makan. Sekitar 30-50% penderita anoreksia nervosa memakan banyak makanan (binge) dan kemudian mengeluarkannya kembali dengan cara memuntahkannya atau meminum obat pencahar. Sebagian penderita hanya membatasi jumlah makanan yang mereka makan. Mereka juga seringkali merahasiakan kebiasaan makan mereka yang aneh atau suka memuntahkan makanan. Banyak penderita juga mungkin menggunakan obat-obat yang membuat ginjal lebih banyak menghasilkan air kemih untuk mengatasi rasa kembung yang dirasakan dan untuk mengurangi berat badan.

Wanita dengan anoreksia nervosa berhenti mengalami siklus menstruasi yang kadang terjadi sebelum berat badan turun banyak. Wanita dan pria bisa kehilangan hasrat seksual. Biasanya mereka juga bisa mengalami pembengkakan akibat akumulasi cairan, rambut yang menipis atau menjadi berlebihan, rasa kembung atau tidak enak di perut, serta konstipasi.

Kebiasaan untuk merangsang muntah bisa membuat email gigi menjadi aus, kelenjar air ludah di pipi (kelenjar parotis) membesar, dan esofagus meradang. Penderita seringkali mengalami depresi.

Bahkan saat penderita telah menjadi sangat kurus, mereka cenderung tetap aktif, melakukan olahraga berlebihan untuk mengendalikan berat badan. Sampai akhirnya penderita menjadi kurus kering dan mengalami beberapa gejala kekurangan gizi.

Anoreksia nervosa juga menyebabkan terjadinya perubahan hormon, antara lain berupa penurunan kadar hormon estrogen (pada wanita) dan hormon tiroid yang sangat besar, dan peningkatan kadar kortisol. Jika penderita mengalami malnutrisi berat, maka kondisi ini cenderung akan mempengaruhi setiap sistem organ tubuh. Densitas tulang bisa menurun, dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.

Penurunan berat badan yang banyak dan cepat bisa menyebabkan berbagai gangguan yang mengancam nyawa. Yang paling berbahaya adalah gangguan jantung, cairan dan kadar elektrolit (natrium, kalium, dan klorida), di mana jantung bisa menjadi lemah dan memompa lebih sedikit darah ke seluruh tubuh, terjadi gangguan irama jantung, dehidrasi, serta pingsan. Kondisi ini bisa semakin diperberat dengan adanya penggunaan pencahar, diuretik atau jika terus muntah. Kematian mendadak bisa terjadi, kemungkinan akibat gangguan irama jantung.


Diagnosis Anoreksia nervosa

Diagnosis Anoreksia Nervosa

Diagnosis biasanya didasarkan dari adanya penurunan berat badan yang berlebihan dan gejala psikis yang khas. Perlu diketahui bagaimana perasaan penderita akan tubuh dan berat badannya. Jika penderita mengalami hal-hal berikut ini, maka kemungkinan ia menderita anoreksia:

  • Adanya penurunan berat badan, dengan indeks massa tubuh (BMI - Body Mass Index) kurang dari 17.5
  • Merasa takut kegemukan
  • Menyangkal dirinya sakit
  • Berhentinya periode menstruasi pada wanita

Pemeriksaan fisik dan laboratorium juga dilakukan untuk melihat efek penurunan berat badan dan kurang gizi. Pemeriksaan densitas tulang bisa dilakukan untuk memeriksa hilangnya densitas tulang. EKG (Elektrokardiografi) bisa dilakukan untuk memeriksa adanya kelainan irama jantung.


Penanganan Anoreksia nervosa

Penanganan Anoreksia Nervosa

Biasanya pengobatan terdiri dari 2 tahap:

  1. Mengembalikan berat badan normal
  2. Terapi psikis, yang seringkali dibarengi dengan pemberian obat-obatan

Jika berat badan turun sangat cepat atau sangat banyak (sampai lebih dari 25% dibawah berat badan normal), maka sangat penting untuk mengembalikan berat badan karena penurunan yang sedemikian hebat bisa berakibat fatal. Pengobatan awal biasanya dilakukan di rumah sakit, dimana penderita akan didorong untuk makan. Kadang diberikan makanan melalui infus atau selang yang dipasang ke dalam lambung.

Jika status gizi penderita sudah baik, maka dimulai terapi jangka panjang untuk mengatasi kelainan pola makan. Terapi bisa berupa psikoterapi individual, kelompok dan keluarga.

Tidak ada obat spesifik yang bisa mengatasi anoreksia nervosa. Namun, obat anti-piskotik tertentu mungkin bisa digunakan untuk membantu penderita meningkatkan berat badan dan mengatasi rasa takut yang berlebihan untuk menjadi gemuk.


Informasi Produk Terkait Anoreksia Nervosa


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Anoreksia Nervosa

Belum ada cara yang diketahui bisa mencegah anoreksia nervosa. Penanganan sejak dini mungkin merupakan cara yang paling baik untuk mencegah berkembangnya gangguan dan terjadinya komplikasi dari anoreksia.

Jika ada anggota keluarga atau teman yang sepertinya mengalami gangguan pola makan berat, merasa rendah diri, tidak puas dengan penampilan tubuhnya, maka pertimbangkan untuk berbicara dengannya. Meskipun kita tidak bisa mencegah terjadinya gangguan pola makan, tetapi kita bisa membicarakan tentang perilaku hidup yang lebih sehat atau pilihan pengobatan yang bisa dilakukan.


Referensi

Referensi:

  • dimensionsofdentalhygiene.com (Gambar Cover)
  • Mayo Clinic. Anorexia Nervosa. 2012.
  • S, Albert J. Anorexia Nervosa. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.