Gangguan Disosiatif
Amnesia dan gangguan yang serupa dikategorikan sebagai gangguan disosiatif , termasuk amnesia disosiatif, disosiatif fugue, gangguan kepribadian disosiatif, dan gangguan depersonalisasi.
Gangguan disosiatif merupakan kondisi kesehatan mental yang melibatkan hilangnya hubungan antara pikiran , ingatan , perasaan , lingkungan sekitar , perilaku , dan identitas.
Gangguan disosiatif biasanya muncul sebagai reaksi terhadap peristiwa yang mengejutkan , peristiwa yang sulit , atau menyakitkan dan membantu menghilangkan kenangan yang buruk .
Mengalami kondisi ini menyebabkan penderita melarikan diri dari kenyataan dengan berbagai hal cara .
Penyebab Gangguan disosiatif
Penyebab Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif biasanya disebabkan oleh stress yang berlebihan. Stress bisa disebabkan oleh pengalaman atau mengalami peristiwa yang traumatis , kecelakaan , atau bencana.
Gangguan disosiatif biasanya terjadi sebagai respon pertahanan diri untuk mengatasi trauma yang dialami. Gangguan ini paling sering terjadi pada anak-anak yang mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual, atau lingkungan yang menakutkan.
Gejala Gangguan disosiatif
Gejala Gangguan Disosiatif
Tanda dan gejala yang umumnya terjadi pada semua jenis gangguan disosiasi , berupa :
- Hilangnya ingatan atau amnesia terhadap kejadian yang dialami , orang , atau periode waktu tertentu
- Gangguan kesehatan mental , yaitu mengalami depresi , kecemasan atau memiliki keinginan untuk bunuh diri .
- Perasaan terlepas dari dirinya sendiri (depersonalisasi)
- Persepsi bahwa orang-orang dan segala sesuatu di sekitar penderita terdistorsi dan tidak nyata (derealisasi)
- Merasa tidak jelas akan identitas diri
- Tidak mampu mengatasi stres emosional atau terkait pekerjaan dengan baik.
Diagnosis Gangguan disosiatif
Diagnosis Gangguan Disosiatif
Diagnosa didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan riwayat penderita. Berbagai pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa gangguan bukan berasal dari gangguan organik , misalnya cedera kepala , penyakit otak tertentu, gangguan tidur , dan intoksikasi, yang dapat menyebabkan timbul gejala serupa. Jika gangguan memang tidak disebabkan oleh gangguan organik , maka untuk pemeriksaan selanjutnya dilakukan oleh dokter ahli kesehatan jiwa.
Penanganan Gangguan disosiatif
Pengobatan Gangguan Disosiatif
Psikoterapi merupakan terapi utama untuk gangguan disosiasi. Terapi ini berupa konseling dengan ahli kejiwaan mengenai gangguan yang terjadi dan masalah-masalah yang berkaitan dengan dirinya . Terapis akan membantu penderita memahami kondisi yang ada dan menemukan cara untuk mengatasi penderitaan yang dialami.
Psikoterapi seringkali menggunakan berbagai teknik (misalnya hipnosis) untuk membantu penderita mengingat dan mengatasi trauma yang memicu terjadinya gangguan disosiatif. Psikoterapi mungkin membutuhkan waktu yang lama dan menyakitka , tetapi terapi ini sangat efektif untuk mengatasi gangguan disosiatif.
Terapi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan disosiatif , yaitu :
- Terapi seni kreatif. Jenis terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu penderita yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Terapi seni kreatif bisa berupa tarian, drama, musik, atau puisi.
- Terapi kognitif. Terapi ini membantu penderita mengidentifikasi kepercayaan dan perilaku yang negatif dan salah, lalu menggantinya dengan hal-hal yang positif dan baik.
- Obat-obatan. Meskipun tidak ada obat yang dapat mengobati gangguan disosiatif secara spesifik, tetapi pengobatan bisa diberikan untuk mengendalikan gejala-gejala mental lainnya yang berhubungan dengan gangguan disosiatif , seperti depresi atau kecemasan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Gangguan Disosiatif
Anak-anak yang mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual lebih berisiko untuk terjadi gangguan kesehatan mental, termasuk gangguan disosiatif. Jika orang tua mengalami stress atau masalah pribadi lainnya yang mempengaruhi cara mendidik anak , maka orang tua perlu berkonsultasi dengan orang yang dipercaya atau ahli kesehatan untuk mendapatkan bantuan , sehingga dapat mendidik anak dengan lebih baik.
Anak-anak yang mengalami peristiwa traumatik perlu dibawa ke dokter atau ahli kejiwaan untuk mendapatkan pengobatan , sehingga anak dapat pulih dan memiliki kemampuan untuk mengatasinya.
Referensi
Referensi :
- Mayo Clinic. Dissociative Disorders. 2023.
5 Oktober 2023