Abses Peritonsillar
Abses Peritonsillar atau disebut juga Quinsy merupakan suatu infeksi bakteri yang terjadi akibat peradangan tonsil yang tidak ditangani dengan baik, sehingga berkembang membentuk kantong yang berisi nanah (abses) pada sekitar tonsil.
Abses Peritonsillar dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering abses peritonsillar terjadi pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda.
Penyebab Abses peritonsillar
Penyebab Abses Peritonsillar
Abses peritonsillar paling sering disebabkan oleh bakteri streptokokus, tetapi terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya. Abses peritonsillar biasanya terjadi sebagai komplikasi dari tonsilitis. Namun pada orang dewasa, abses peritonsillar jarang terjadi karena adanya penggunaan antibiotik untuk mengobati tonsilitis.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terbentuknya abses peritonsillar:
- infeksi gigi dan gusi
- tonsilitis kronis
- infeksi mononukleosis
- merokok
- leukemia limfositik kronik
- endapan kalsium atau batu pada tonsil
Gejala Abses peritonsillar
Gejala Abses Peritonsillar
Biasanya tanda awal abses peritonsillar adalah sakit tenggorokan. Beberapa gejala yang bisa terjadi adalah:
- tonsil (amandel) yang membengkak dan merah
- kelenjar getah bening leher pada sisi yang terkena membengkak dan terasa nyeri
- nyeri tenggorokan yang hebat
- nyeri dan kesulitan dalam menelan atau membuka mulut
- adanya demam dan menggigil
- sakit kepala
- sakit pada telinga
- air ludah mengalir keluar atau tidak mampu menelan air ludah
- suara seperti bergumam (hot potato voice) atau serak
- bau mulut yang tidak enak
Kapan harus segera ke dokter?
Segerlah konsultasikan diri anda ke dokter jika anda mempunyai keluhan terkait amandel atau sakit tenggorokkan yang tidak kunjung membaik dalam beberapa hari.
Bawa diri anda ke rumah sakit terdekat jika mempunyai keluhan sakit tenggorokkan diserta dengan:
- Sulit bernapas
- Lemas
- Sulit makan atau minum
- Keluar air liur yang banyak
Diagnosis Abses peritonsillar
Diagnosis Abses Peritonsillar
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti, aspirasi abses dengan jarum untuk memastikan infeksi, atau pemeriksaan pencitraan (misalnya CT scan atau MRI) untuk melihat abses lebih jelas.
Penanganan Abses peritonsillar
Pengobatan Abses Peritonsillar
Penanganan yang biasanya dilakukan untuk peritonsillar adalah mengeluarkan nanah di dalamnya. Nanah bisa dikeluarkan dengan menggunakan jarum suntik (aspirasi) atau membuat sayatan kecil pada abses.
Jika cara ini tidak berhasil, maka mungkin perlu dilakukan pengangkatan tonsil (amandel) melalui pembedahan, yang disebut tonsilektomi. Tindakan ini sebaiknya dilakukan pada orang-orang yang sering mengalami tonsilitis atau pernah mengalami abses peritonsil sebelumnya.
Jika penderita mengalami kesulitan untuk minum atau makan, maka perlu dilakukan pemasangan infus untuk menjaga hidrasi tubuh. Obat-obat untuk mengatasi rasa nyeri dan antibiotik juga diberikan.
Komplikasi Abses Peritonsillar
Abses peritonsillar yang tidak diobati untuk waktu yang lama bisa menyebabkan komplikasi serius, misalnya penyebaran infeksi ke daerah rahang bawah, leher, atau dada, bahkan terkadang sampai ke paru-paru dan menyebabkan terjadinya pneumonia.
Jaringan yang membengkak bisa menyebabkan sumbatan pada jalan nafas. Keadaan ini bersifat mengancam nyawa dan merupakan suatu kedaruratian medis.
Prognosis Abses Peritonsillar
Kebanyakan abses peritonsillar yang diobati dengan antibiotik dan pengeluaran abses dapat pulih dalam beberapa hari. Mungkin ada beberapa penderita yang kemudian muncul abses jenis lain, sehingga memerlukan operasi amandel. Jika penderita setelah dilakukan pengobatan peneluaran abses tetapi masih sering mengalami sakit ternggorokkan berulang, mungkin pengangkatan tonsil akan dianjurkan.
Risiko kekambuhan abses peritonsillar paling sering terjadi pada pasien berusia kurang dari 30 tahun dan memiliki riwayat mengalami lebih dari lima episode tonsilitis sebelumnya.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Abses Peritonsillar
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terbentuknya abses peritonsillar, antara lain dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta tidak merokok.
Jika terjadi tonsilitis, terutama tonsilitis bakteri, maka infeksi perlu segera diobati sampai tuntas untuk mencegah terjadinya abses.
Referensi
Referensi:
- Cleveland Clinic. Peritonsillar Abscess. 2022
- B, Elana P. Peritonsillar Abscess. KidsHealth. 2012.
- Healthline. Peritonsillar Abscess. 2023
- S, Clarence T. Peritonsillar Abscess and Cellulitis. The Merck Manual. 2012.
- Medscape. Peritonsillar Abscess. 2022
Diperbarui 5 Februari 2024