Informasi Penyakit

Penganiayaan dan Penelantaran Anak

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Penganiayaan dan Penelantaran Anak

Penganiayaan dan Penelantaran Anak

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Penganiayaan anak adalah penyiksaan yang dilakukan pada seorang anak secara fisik, mental, atau seksual. Penelantaran anak adalah tindakan tidak menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal maupun kasih sayang yang cukup bagi seorang anak.

Sekitar 25% kasus penganiayaan dan penelantaran terjadi pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun. Penelantaran anak 12 kali lebih sering terjadi pada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.


Penyebab Penganiayaan dan penelantaran anak

Penyebab Penganiayaan dan Penelantaran Anak

Penganiayaan anak bisa terjadi jika orang tua atau pengasuhnya tidak dapat mengendalikan emosinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya pengendalian emosi adalah:

  • Orang tua mungkin memiliki masalah psikis, misalnya gangguan kepribadian atau harga diri yang rendah, atau orang tua merupakan pecandu obat-obatan/alkohol
  • Anak yang mengalami penganiayaan berbeda dengan anak lainnya (rewel, sangat tergantung, hiperaktif atau cacat)
  • Kurangnya dukungan emosional dari keluarga, tetangga atau teman
  • Krisis dalam keluarga (misalnya orang tua kehilangan uang/pekerjaan)

Penelantaran anak seringkali terjadi pada keluarga yang memiliki banyak masalah. Kecanduan obat atau alkohol maupun penyakit menahun bisa menyebabkan kesulitan keuangan sehingga pemberian makan, perawatan dan perhatian kepada anak berkurang.


Gejala Penganiayaan dan penelantaran anak

Gejala Penganiayaan dan Penelantaran Anak

Penganiayaan bisa menyebabkan perubahan perilaku yang jelas pada anak maupun pelaku penganiayaan. Cedera yang terjadi tampak janggal jika dilihat dari usia anak.

Seorang anak yang sering mengalami penganiayaan fisik bisa memiliki tanda-tanda cedera lama dan baru.

  • Sering ditemukan memar, luka bakar, atau kulit yang tergores.
  • Luka bakar karena rokok atau siraman air panas sering ditemukan pada lengan atau tungkai.
  • Selain itu, bisa terjadi cedera berat di dalam mulut, mata, otak atau organ tubuh bagian dalam lainnya yang tidak tampak dari luar.
  • Anak juga bisa mengalami patah tulang.

Seorang anak yang mengalami penganiayaan seksual, mungkin akan mengalami kesulitan berjalan dan duduk karena adanya cedera fisik. Bisa terjadi infeksi pada saluran kemih, keputihan atau penyakit menular seksual.

Jarang ditemukan cedera fisik lainnya, tetapi anak bisa berubah menjadi rewel, penakut, atau tidak tenang saat tidur dan sering terbangun. Mungkin akan sulit untuk mendapatkan bukti dari anak, karena biasanya mereka diancam untuk tidak menceritakan apa yang telah terjadi kepada orang lain.

Seorang anak yang ditelantarkan bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi), lemas, kotor, atau berpakaian tidak layak. Pada kasus yang berat, anak mungkin tinggal seorang diri atau dengan saudara kandungnya tanpa pengawasan orang dewasa. Anak yang ditelantarkan juga bisa meninggal akibat kelaparan.


Diagnosis Penganiayaan dan penelantaran anak

Diagnosis Penganiayaan dan Penelantaran Anak

Tingkat perkembangan fisik maupun emosional dari seorang anak yang dianiaya atau ditelantarkan seringkali tidak normal.

Bayi yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya bisa tampak tidak peka atau tidak menunjukkan ketertarikan terhadap lingkungannya. Mungkin terjadi gangguan pada kemampuan sosial dan berbahasa karena mereka kurang mendapatkan perhatian.

Seorang anak bisa menunjukkan sikap curiga dan sangat gelisah. Anak yang lebih besar seringkali bolos sekolah atau memiliki prestasi yang kurang baik di sekolah. Mereka mungkin mengalami masalah dalam berhubungan dengan teman-teman maupun guru di sekolahnya.


Penanganan Penganiayaan dan penelantaran anak

Penanganan Penganiayaan dan Penelantaran Anak

Diperlukan sebuah tim yang terdiri dari dokter, petugas sosial, dan praktisi kesehatan lainnya untuk menangani masalah penganiayaan dan penelantaran anak. Seorang anak yang ditelantarkan atau dianiaya mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Dilakukan penanganan khusus sesuai dengan keadaan anak.

Orang tua yang memiliki masalah dalam penyalahgunaan zat-zat terlarang atau gangguan kesehatan mental bisa diarahkan untuk mendapat terapi yang sesuai. Anggota keluarga perlu dibantu agar dapat memahami kebutuhan anak, sehingga anak bisa lebih diperhatikan.

Gangguan dan cedera fisik yang terjadi pada anak diobati. Sebagian anak memerlukan perawatan di rumah sakit, misalnya pada kasus kekurangan gizi yang berat atau adanya cedera yang berat. Beberapa cedera bahkan sampai membutuhkan tindakan pembedahan.

Bayi yang mengalami cedera akibat guncangan (shaken baby syndrome) biasanya membutuhkan perawatan di ruang perawatan intensif khusus anak. Terkadang anak-anak yang sehat juga dirawat di rumah sakit untuk mencegah terjadinya penganiayaan lebih lanjut hingga dipastikan anak bisa mendapatkan perawatan rumah yang sesuai.

Anak-anak yang mendapatkan penganiayaan secara seksual diberikan obat-obat untuk mencegah terjadinya penyakit menular seksual, termasuk infeksi HIV. Anak-anak yang tampaknya sangat terpukul membutuhkan konseling dan dukungan segera. Anak-anak yang mendapatkan penganiayaan secara seksual, meskipun tampak biasa-biasa saja, perlu diarahkan untuk mendapat penanganan ahli kesehatan mental karena seringkali terjadi gangguan jangka panjang. Seringkali diperlukan konseling psikologis untuk waktu tertentu. 

Tujuan terapi adalah untuk mengembalikan anak pada lingkungan keluarga yang aman dan sehat.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • B, Ann S. Overview of Child Neglect and Abuse. Merck Manual andbook. 2006.
  • www.casapacifica.org (Gambar Cover)

Diperbarui 20 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa