Informasi Penyakit

Kanker Esofagus

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kanker Esofagus

Kanker Esofagus

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas, yaitu pada saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung (kerongkongan).

Kanker esofagus yang paling sering terjadi adalah karsinoma, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Keduanya lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Kanker bisa terjadi di bagian esofagus manapun.

Kanker esofagus jenis lain yang lebih jarang terjadi antara lain leiomiosarkoma (kanker otot polos esofagus) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya (metastasis).


Penyebab Kanker esofagus

Penyebab Kanker Esofagus

Merokok dan penggunaan alkohol merupakan faktor risiko utama terjadinya kanker esofagus, terutama karsinoma sel skuamosa. Pada orang-orang yang mengalami infeksi virus human papilloma (HPV), terkena kanker kepala dan leher, atau pernah mendapatkan terapi radiasi pada esofagus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker esofagus.

Risiko terjadinya kanker esofagus, terutama karsinoma sel skuamosa, juga lebih sering terjadi pada orang dengan:

  • Penyempitan esofagus akibat menelan zat korosif, misalnya cairan pembersih
  • Akalasia (keadaan dimana esofagus bagian bawah gagal membuka)
  • Kondisi pra-kanker (Barrett esophagus), yang terjadi akibat iritasi lama oleh reflux asam lambung berulang. Orang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya reflux asam lambung.

Gejala Kanker esofagus

Gejala Kanker Esofagus

Kanker esofagus stadium awal bisa tidak disadari. Gejala awal yang terjadi biasanya kesulitan dalam menelan makanan padat, yang muncul akibat kanker yang tumbuh menyempitkan esofagus. Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan lunak dan kemudian cairan, bahkan untuk menelan saliva (ludah). Sering terjadi penurunan berat badan, meskipun penderita tetap mencoba untuk makan dengan baik. Penderita juga dapat merasakan nyeri dada yang timbul sampai ke punggung.

gejala kanker esofagus

Sumber gambar: www.verywellhealth.com

Dengan berjalannya penyakit, seringkali kanker menginvasi berbagai saraf, jaringan atau organ lain. Tumor dapat menekan saraf yang mengatur pita suara, sehingga menyebabkan suara menjadi serak. Penekanan saraf juga dapat menyebabkan terjadinya sindroma Horner, nyeri pada tulang belakang, dan cegukan.

Kanker biasanya menyebar ke paru-paru (menyebabkan terjadinya sesak napas) dan ke hati (menyebabkan timbulnya demam dan pembengkakan pada perut). Selain itu, kanker juga dapat menyebar ke:

  • Tulang, sehingga menimbulkan rasa nyeri
  • Otak, menyebabkan terjadinya sakit kepala, kebingungan, dan kejang
  • Usus, dapat menyebabkan muntah, adanya darah pada tinja, dan anemia defisiensi besi
  • Ginjal, seringkali tidak bergejala

Pada kanker esofagus stadium lanjut, kanker dapat menyebabkan sumbatan pada esofagus. Penderita menjadi tidak dapat menelan, sehingga air ludah dapat terkumpul di mulut.


Diagnosis Kanker esofagus

Diagnosis Kanker Esofagus

Diagnosis didasarkan dari hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium sehingga akan tampak daerah penyumbatan pada foto rontgen esofagus.

Daerah yang mengalami kelainan sebaiknya juga diperiksa dengan endoskopi. Dengan endoskopi dapat langsung dilihat keadaan esofagus menggunakan kamera khusus yang dimasukkan ke dalam saluran cerna. Selama endoskopi dapat diambil jaringan esofagus (biopsi) atau sel-sel yang terlepas (brush cytology) untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.

Pemeriksaan CT (Computed Tomography) scan dada dan perut serta ultrasonografi dapat dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana kanker yang ada.


Penanganan Kanker esofagus

Pengobatan Kanker Esofagus

Pembedahan untuk mengangkat tumor bisa sangat meringankan gejala, tetapi jarang dapat menyembuhkan, karena kanker biasanya telah menyebar saat pembedahan dilakukan. Kemoterapi yang dikombinasi dengan terapi radiasi dapat meringankan gejala dan memperpanjang masa harapan hidup selama beberapa bulan. Terkadang terapi radiasi dan kemoterapi yang dilakukan sebelum pembedahan dapat meningkatkan pemulihan setelah pembedahan.

Ada beberapa tindakan yang hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang ada, terutama kesulitan dalam menelan. Tindakan-tindakan tersebut berupa:

stent esofagus

Stent Esofagus

Sumber gambar: www.cancer.gov

  • Melebarkan daerah esofagus yang menyempit dan kemudian memasukan stent untuk menjaga agar esofagus tetap terbuka
  • Menghancurkan jaringan kanker dengan laser untuk melebarkan daerah yang tersumbat
  • Menggunakan terapi radiasi untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat esofagus

Nutrisi yang baik membuat terapi yang diberikan menjadi lebih mungkin untuk dilakukan dan ditoleransi. Penderita yang masih dapat menelan bisa diberikan cairan nutrisi tambahan. Penderita yang tidak dapat menelan mungkin membutuhkan selang untuk makan, yang dimasukkan melalui dinding perut ke lambung.

Kanker esofagus cenderung menyebabkan kematian. Kurang dari 5% penderita kanker kerongkongan bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul. Untuk itu penderita kanker esofagus sebaiknya membicarakan dengan dokter yang merawat tentang perawatan medis yang diinginkan dan juga kebutuhkan perawatan pada masa akhir hidup.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Kanker Esofagus

Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Namun, untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan, Anda dapat:

  1. Berhenti merokok atau tidak mulai merokok
  2. Batasi minum alkohol atau tidak sama sekali. Untuk perempuan dan orang tua cukup satu gelas sehari. Untuk laki-laki tidak lebih dari dua gelas per hari.
  3. Pilih makanan sehat penuh dengan buah dan sayur. Vitamin dan antioksidan dalam buah dan sayur dapat mengurangi resiko kanker esofagus. Makanlah berbagai buah dan sayuran berwarna.
  4. Berhati-hati saat berada di sekitar bahan kimia. Ketika bekerja dengan bahan kimia, baik di pekerjaan atau di sekitar rumah Anda, ikuti petunjuk penggunaan dengan hati-hati. Hindari menghirup uap kimia berbahaya. Perbaiki ventilasi ruangan tempat Anda bekerja dan pakai masker hidung dan mulut Anda.

 

 

 


Referensi

Referensi:

  • L, Elliot M. Esophageal Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

Diperbarui 21 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa