Mieloma Multipel
Mieloma Multipel adalah suatu jenis kanker sel plasma yang paling sering terjadi.
Sel plasma merupakan jenis sel darah putih yang membentuk antibodi, yang bekerja bersama sistem imunitas tubuh lainnya untuk melindungi tubuh dari infeksi dan substansi berbahaya lainnya. Setiap jenis sel plasma membentuk antibodi yang berbeda.
Pada kanker, sel-sel baru terus dibentuk meskipun tidak dibutuhkan, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak dihancurkan seperti seharusnya. Sel-sel yang berlebihan ini membentuk jaringan massa yang disebut tumor.
Mieloma dimulai ketuka sel plasma menjadi abnormal. Sel plasma terus membelah membentuk sel-sel baru yang juga abnormal (disebut sel mieloma). Sel mieloma akan terkumpul di sumsum tulang dan menghancurkan bagian utuh dari tulang. Ketika sel-sel mieloma telah menyebar dan mengenai beberapa tulang maka disebut mieloma multipel. Penyakit ini juga dapat merusak jaringan dan organ, seperti ginjal.
Sel-sel mieloma membentuk antibodi abnormal yang disebut protein M. Protein ini dapat terkumpul di darah, air kemih dan juga organ.
Mieloma multipel dapat terjadi pada pria dan wanita, dan biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun.
Tumor sel plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang panggul, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang tengkorak. Kadang plasmasitoma juga ditemukan di daerah selain tulang, seperti paru-paru dan organ reproduksi.
Sel plasma yang abnormal hampir selalu menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal dan mengurangi pembentukan antobodi yang normal. Sebagai akibatnya, penderita lebih mudah terkena infeksi.
Pecahan dari antibodi yang abnormal seringkali terkumpul di ginjal, menyebabkan kerusakan dan kadang menyebabkan gagal ginjal. Endapan dari pecahan antibodi di dalam ginjal atau organ lainnya bisa menyebabkan amiloidosis. Pecahan antibodi abnormal di dalam air kemih disebut protein Bence-Jones.
Penyebab Mieloma multipel
Penyebab Mieloma Multipel
Penyebab pasti terjadinya mieloma multipel belum diketahui. Namun demikian, berdasarkan penelitian terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena mieloma multiple :
- Usia diatas 65 tahun. Semakin tua umur seseorang maka akan meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya mieloma multiple. Kebanyakan penderita mieloma didiagnosa setelah usia 65 tahun. Penyakit ini jarang ditemukan pada usia kurang dari 35 tahun.
- Ras. Angka kejadian mieloma multiple paling tinggi pada ras African American, dan paling rendah pada Asian American.
- Laki-laki. Penderita mieloma laki-laki lebih banyak daripada penderita perempuan setiap tahunnya.
- Riwayat terjadinya monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS). MGUS merupakan bentuk jinak dimana sel plasma yang abnormal membentuk protein M. Biasanya penyakit ini tidak bergejala, namun ditemukan kadar protein M yang abnormal di dalam darah. Terkadang, beberapa penderita MGUS berkembang menjadi keganasan, seperti mieloma multipel. Tidak ada pengobatan untuk MGUS. Tetapi penderita MGUS perlu memeriksakan diri dan kadar protein M secara teratur.
- Riwayat keluarga yang terkena mieloma multipel. Kemungkinan terjadinya mieloma multipel lebih tinggi jika terdapat riwayat penyakit tersebut di dalam keluarga.
- Faktor-faktor lain seperti paparan radiasi, zat, atau infeksi virus tertentu
Gejala Mieloma multipel
Gejala Mieloma Multipel
Mieloma multipel seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.
Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal yang dialami penderita. Tetapi terkadang penyakit ini baru terdiagnosis setelah penderita mengalami:
- Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang
- Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi
- Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (Protein Bence-Jones) merusak ginjal
Kadang mieloma multipel mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas). Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.
Kapan harus ke dokter?
Penyakit Mieloma Multipel merupakan penyakit yang cukup sulit dideteksi. Rutinlah anda untuk melakukan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi secara dini penyakit ini.
Konsultasi segera ke dokter, jika anda mempunyai keluhan yang membuat anda khawatir.
Diagnosis Mieloma multipel
Diagnosis Mieloma Multipel
Beberapa pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosa penyakit ini:
- Hitung jenis darah lengkap, untuk menemukan adanya anemia dan sel darah merah yang abnormal
- Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya meningkat
- Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium masuk ke dalam aliran darah
Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa penyakit ini adalah elektroforesis protein serum dan imunoelektroforesis, yaitu pemeriksaan darah untuk menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari mieloma multipel. Antibodi ini ditemukan pada sekitar 85% penderita.
Elektroforesis air kemih dan imunoelektroforesis bisa digunakan untuk menemukan adanya protein Bence-Jones, pada sekitar 30-40% penderita. Rontgen seringkali menunjukkan adanya pengeroposan tulang (osteoporosis). Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang abnormal tersusun dalam barisan dan kelompok; sel-sel tersebut juga tampak abnormal.
Sumber : wikipedia.com
Penanganan Mieloma multipel
Pengobatan Mieloma Multipel
Pengobatan mieloma multipel ditujukan untuk :
- Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi
- Menghancurkan sel plasma yang abnormal
- Memperlambat perkembangan penyakit
Pengobatan yang diberikan meliputi :
- Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang terkena, untuk mengurangi nyeri tulang.
- Penderita harus tetap aktif. Tirah baring yang berkepanjangan bisa mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah. Aktivitas yang dilakukan tidak boleh yang membebani, seperti lari atau mengangkat beban berat karena tulang yang rapuh.
- Antibiotika, diberikan pada penderita dengan tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, daerah kemerahan di kulit).
- Minum air dalam jumlah cukup. Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus minum air yang cukup untuk mengencerkan air kemih dan mencegah dehidrasi, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
- Tansfusi darah, diperlukan pada penderita dengan anemia berat. Pemberian hormon untuk merangsang pembentukan sel darah merah (erythropoietin) dapat dilakukan pada gangguan ginjal berat.
- Kemoterapi. Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma yang abnormal. Namun kemoterapi juga ikut membunuh sel yang normal, karena itu sel darah perlu dipantau dan dosis kemoterapi disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak berkurang.
Pemberian kemoterapi dosis tinggi dengan kombinasi terapi penyinaran masih dalam penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat berat, sehingga sebelum pengobatan dilakukan, sel induk (stem cell) harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 50 tahun. Pada 60% penderita, kemoterapi dapat memperlambat perkembangan penyakit. Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani kemoterapi, bisa menderita leukemiaatau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang. Komplikasi ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kerentanan penderita terhadap infeksi.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi :
- National Cancer Institute. Multiple Myeloma. Medicine Net. 2008.
- J, Sundar, et al. Multiple Myeloma and Other Plasma Cell Dyscrasias. 2011.
- www.cancernetwork.com
Diperbarui 21 September 2023