Ancaman Kesehatan Di Balik Kegemukan
Kegemukan termasuk salah satu yang ditakuti sebagian besar perempuan karena kegemukan dianggap menjadikan badan tidak menarik lagi, dan akan mengurangi kecantikan seseorang. Kegemukan pada orang yang berumur di atas 18 tahun dapat diukur salah satunya dengan indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh diketahui dengan mengukur berat badan (BB) dalam kilogram dan tinggi badan (TB) dalam meter. Rumus IMT yang digunakan BB dibagi (TB)2. Status gizi dikatakan gemuk (overweight) bila perhitungan IMT nilainya di atas 25,0, dan di katakan gemuk tingkat berat (obesitas) bila nilai IMT di Atas 27,0.

Masukan makanan, kekurangan aktivitas, dan keturunan, merupakan tiga faktor yang dianggap mengatur perlemakan tubuh dalam proses terjadinya kegemukan. Menurut Soetrisno (1996), dua faktor pertama, yaitu masukan makanan dan kekurangan aktivitas, dianggap sebagai penyebab langsung, sedangkan keturunan sebagai penyebab tidak langsung. Penimbunan lemak tersebut terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah energi yang dikonsumsi dengan yang digunakan.

Husaini (1996) mengatakan, bahwa seseorang berada dalam keadaan tetap (konstan) apabila jumlah energi yang masuk sama besarnya dengan energi yang dikeluarkan. Jumlah energi yang masuk dapat dihitung dari masukan makanan dan minuman setiap harinya. Sedangkan total pengeluaran energi merupakan jumlah energi yang dikeluarkan dalam keadaan istirahat atau disebut basal metabolic rate (BMR), ditambah dengan energi yang dikeluarkan untuk pencernaan makanan dan penyerapan zat-zat gizi atau disebut specific dynamic action (SDA), dan ditambah lagi dengan energi yang dikeluarkan untuk bekerja atau melakukan kerja fisik. Jadi total energi yang dikeluarkan merupakan penjualan BMR + SDA + kegiatan fisik.

LUASNYA MASALAH
Prevalensi kegemukan di Indonesia relatif tinggi. Penelitian kodyat dkk. (1996) terhadap 10.459 orang berumur 18 tahun ke atas di 12 kotamadya di Indonesia pada tahun 1996 menunjukkan penderita kegemukan sebanyak 22,5%, yang 54,2% di antaranya menderita kegemukan tingkat berat (obesitas). Bila dilihat menurut jenis kelamin, ternyata perempuan sebesar 26,1% dan laki-laki 15,7%. Nah, kaum hawa hendaknya hati-hati barangkali termasuk Anda di antara 26,1% ini. Bila dilihat menurut jenis pekerjaan, pegawai negeri sipil (PNS) sebesar 27,3% termasuk gemuk. ABRI (dulu belum dipisah TNI dan Polisi) sebesar 26,4% di antaranya termasuk gemuk. Di antara wiraswasta sebesar 26,5% termasuk gemuk. Bila hanya dilihat kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi gemuknya lebih tinggi, yaitu dari 2.586 orang sebesar 33,7%, yang 59,0% di antaranya termasuk obesitas.

AKIBAT KEGEMUKAN
Banyak orang beranggapan bahwa kegemukan dapat mengurangi kemolekan tubuh, kegemukan juga bisa mengurangi kegesitan gerak badan dan kerap lebih mudah menimbulkan kelelahan. Selain itu kelebihan berat badan menimbulkan beragam gangguan kesehatan.

Soegih (1988) merangkum hubungan kesehatan individu dengan kegemukan, yang ringkasnya sebagai berikut :
  1. Umur rata-rata seseorang
    Penelitian yang dilakukan oleh Metropolitan life Insurance terhadap 50.000 orang menunjukkan bahwa angka kematian pria gemuk 79% lebih tinggi dari pada pria yang mempunyai berat badan normal, sedangkan untuk wanita gemuk 61% lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai berat badan normal.

  2. Penyakit gula (diabetes mellitus)
    Dalam penelitian di Jakarta pada tahun 1982 ditemukan diabetes mellitus lebih banyak terdapat pada orang-orang yang gemuk dibandingkan dengan orang-orang yang tidak gemuk. Pada penelitian ini ditemukan 6,7% orang-orang gemuk tersebut menderita diabetes mellitus, sedangkan pada orang-orang yang tidak gemuk hanya 0,95%.

  3. Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
    Penelitian terhadap 74.000 karyawan di Amerika menunjukkan bahwa jelas terdapat hubungan antara bertambah beratnya badan dengan tekanan darah tinggi. Penurunan berat badan 2 kg akan menurunkan tekanan darah sistolik 2,5 mm Hg dan tekanan diastolic 1,5 mm Hg.

    Penyebab kenaikan tekanan darah ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa pada orang gemuk terdapat peningkatan jumlah darah yang beradar sehingga tekanan darah meningkat.

  4. Penyakit jantung
    Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang dengan kelebihan berat badan lebih mudah terkena penyakit jantung dibandingkan dengan yang berat badan normal. Jenis penyakit jantung yang sering terjadi yaitu aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Pada orang gemuk kerja jantung akan lebih besar dan akan dapat menyebabkan pembesaran jantung dan jadi lemah, keadaan yang akan normal kembali apabila berat badan turun.

  5. Penyakit-penyakit lain
    Masih banyak penyakit akibat kegemukan, seperti pada wanita kelainan haid dan kemandulan, keputihan, penyakit kulit di lipatan paha dan payudara, keracunan kehamilan, pada pria gangguan pernapasan, rematik, varices, hernia, dan sering terjadi juga penyakit batu empedu.
WASPADAI KEGEMUKAN
Anda yang sudah merasa gemuk hendaknya perlu waspada. Rencanakan suatu pola penurunan berat badan, dan sesuai dengan segi-segi kesehatan.

Beberapa latihan fisik untuk mengurangi kegemukan harus dilakukan. Kegiatan fisik, misalnya olahraga, dimaksudkan agar dapat membakar energi yang tertumpuk dalam badan. Kegiatan fisik ini hendaknya secara bertahap dan terencana. Dimulai dengan kegiatan ringan, kemudian ditingkatkan, secara teratur setiap hari. Untuk ini diperlukan motivasi yang tinggi untuk mengubah cara hidup dari kurang bergerak ke dalam kondisi yang senantiasa melakukan kegiatan fisik secara berkesinambungan.

Penurunan berat badan yang perlahan dan stabil lebih ideal daripada penurunan yang cepat karena biasanya menimbulkan keluhan yang bermacam-macam seperti pusing, berkunang-kunang, lesu dan tidak konsentrasi.

Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara mengurangi atau bahkan menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sumber lemak tinggi banyak terdapat pada makanan trendi (fast foot), soto babat, jeroan, dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhadap kegemukan. Sangat dianjurkan mengkonsumsikan makanan berserat tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relatif rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral.

Untuk informasi yang lebih jelas, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli gizi.