Tes Pendengaran untuk Deteksi Dini Autisme

Gangguan spektrum autisme adalah gangguan yang ditandai dengan terganggunya kemampuan komunikasi-sosial serta tingkah laku yang terbatas dan berulang. Salah satu cara mendeteksinya dengan melakukan tes pendengaran. Untuk lebih jelasnya bisa dlihat pada artikel dibawah ini yang medicastore ambil dari healthday.com. 

sumber gambar: www.chs.ca

Tes pendengaran yang sederhana ternyata bisa membantu mendeteksi risiko autisme pada anak-anak sejak dini, bahkan sejak sebelum mereka bisa berbicara. Demikian hasil dari sebuah penelitian terbaru. Para peneliti dari University of Rochester di Rochester, New York, Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi masalah telinga bagian dalam pada anak-anak dengan autisme yang bisa mengganggu kemampuan mereka untuk mengenali ucapan.

“Penelitian ini mengidentifikasi suatu metode yang sederhana, aman serta non invasif untuk mendeteksi kurangnya pendengaran pada anak-anak yang berkaitan dengan autisme”, demikian salah satu peneliti Profesor Anne Luebke, yang merupakan associate professor di departments of biomedical engineering and neuroscience University of Rochester. ”Teknik ini dapat memberikan jendela baru tentang autisme pada para dokter yang bisa membuat kita melakukan intervensi lebih awal dan membantu mendapatkan hasil yang optimal”, tambahnya.

Gangguan spektrum autisme ditandai dengan terganggunya kemampuan komunikasi-sosial serta tingkah laku yang terbatas dan berulang. Meskipun biasanya banyak tanda autisme sudah mulai terlihat sejak sebelum usia 2 tahun, tetapi sebagian besar anak tidak terdiagnosis hingga berusia 4 tahun. Para peneliti menyebutkan bila penanganan autisme bisa dimulai lebih awal, maka hasilnya bisa lebih baik.

Pada penelitian tersebut, Luebke dan para peneliti lain memeriksa pendengaran anak-anak berusia 6 dan 17 tahun dengan atau tanpa autisme. Mereka yang dengan autisme mempunyai kesulitan pendengaran pada frekuensi yang spesifik (1-2 kilohertz atau kHz) dan penting untuk memperoses ucapan. Menurut penelitian tersebut, derajat gangguan pendengaran yang dialami berkaitan dengan tingkat keparahan gejala autisme.

“Sudah sejak lama gangguan pendengaran dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan dan masalah lain seperti misalnya kekurangan bahasa”, menurut Loisa Bennetto, salah satu peneliti dari penelitian tersebut yang juga merupakan associate professor dari clinical and social sciences dalam bidang psikologi. “Meskipun tidak ada kaitan antara masalah pendengaran dengan autisme, tetapi kesulitan dalam memproses kata-kata dapat berkontribusi terhadap salah satu gejala utama dari penyakit tersebut”, tambahnya.

Bila penelitian lebih lanjut di masa depan mengkonfirmasi hasil penelitian ini, maka deteksi tersebut dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang beresiko autis lebih dini dan juga bisa membuat mereka mendapatkan penanganan lebih dini. “Lebih lanjut, penemuan ini dapat memberikan perkembangan bagi tindakan untuk memperbaiki gangguan pendengaran dengan alat bantu dengar atau alat bantu lain yang bisa memperbaiki jangkauan suara yang bisa diproses oleh telinga”, kata Benneto. Tes pendengaran ini juga non invasif, tidak mahal dan tidak membutuhkan anak untuk memberikan respon secara verbal, sehingga bisa diadaptasikan untuk memeriksa para bayi, tambah peneliti. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di the journalAutism Research.

Sumber:

1. healthday.com

Save