Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-63, tanggal 26 Juni 2014 kemarin, IBI bersama dengan BKKBN dan Bayer Indonesia mengadakan diskusi mengenai peningkatan profesi bidan di Indonesia untuk membantu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas, antara lain dengan pemantapan program Bidan Delima.

Pada acara tersebut, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, dr Julianto Witjaksono SpOG, KFER, MGO, mengatakan bahwa profesi bidan memiliki peran yang penting di Indonesia, dimana sekitar 83% persalinan yang terjadi ditolong oleh bidan dan sekitar 76% pelayanan KB juga dilakukan oleh bidan. Pelayanan KB ini sangat berperan dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat besar, yaitu sekitar 4.9 juta kelahiran per tahun. Angka kematian ibu akibat persalinan di Indonesia juga masih besar, yakni mencapai 17.000-18.000 kejadian per tahun. Angka ini sangat besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand. Oleh karena itu, pelayanan pemeriksaan kehamilan dan juga pelayanan KB yang baik sangatlah penting, sehingga jumlah kehamilan dan risiko yang mungkin terjadi akibat kehamilan juga bisa diturunkan.

Sumber : www.orehovgaj.si, www.id.wikipedia.org

Dr Julianto Witjaksono SpOG, KFER, MGO juga mengatakan bahwa jika jumlah anak tidak banyak, maka sang ibu bisa mengurus anak-anaknya dengan lebih baik, antara lain dalam hal pemberian gizi dan juga pendidikan. Hal ini pada akhirnya bisa berperan dalam menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP IBI, Dr Emi Nurjasmi, M.Kes, mengatakan bahwa IBI sesuai dengan visi dan misinya selalu berusaha untuk mewujudkan bidan profesional berstandar global.

Mungkin kita masih ingat pada iklan di TV tentang Bidan Delima beberapa tahun yang lalu. Dimana iklan tersebut menunjukkan adanya pelayanan bidan berkualitas oleh bidan-bidan yang telah mendapatkan sertifikasi Bidan Delima. Bidan Delima merupakan program IBI yang dilakukan untuk menstrandarisasi kompetensi dan pelayanan bidan sehingga meningkatkan kualitas pelayanan bidan di Indonesia. Dr Emi Nurjasmi, M.Kes mengatakan bahwa program ini dibuat untuk mengkualifikasi bidan praktek mandiri yang disertai oleh pemantauan dan evaluasi, serta pelatihan yang berkesinambungan. Salah satu pelatihan yang terus dilakukan adalah pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian bidan dalam bidang KB.

Sumber : www.bidan-delima.org

Namun, memang belum semua provinsi di Indonesia memiliki bidan dengan sertifikasi Bidan Delima, misalnya di Papua. Hal ini juga berkaitan dengan jumlah bidan praktek mandiri di daerah tersebut yang masih terbatas. IBI sendiri terus berupaya untuk memperluas cakupan Bidan Delima di Indonesia. Beberapa provinsi, seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur, sedang bersiap-siap untuk ikut melaksanakan program Bidan Delima. Kita berharap semoga di kemudian hari program Bidan Delima bisa mencapai seluruh provinsi di Indonesia, sehingga kualitas layanan kesehatan ibu dan anak oleh bidan akan semakin meningkat.