Pergi liburan atau berwisata merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan untuk mengisi waktu libur. Apalagi dengan kemudahan transportasi, maka pergi liburan baik ke dalam negeri ataupun luar negeri menjadi agenda tetap bagi sebagian orang. Kebanyakan para wisatwan ataupun traveler ini lebih memperhatikan mengenai pengurusan perijinan, transportasi & akomodasi saat hendak melakukan liburan. Sehingga mereka menjadi kurang memperhatikan 1 hal yang juga penting , yaitu masalah kesehatan.

 


Sumber : blogs.squaremouth.com

 

Migrasi manusia dalam perjalanan wisata atau liburan dapat meningkatkan frekuensi kontak fisik sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit, seperti: Tipus, Tetanus, Tuberculosis, Hepatitis, HIV/AIDS, Japanese Encephalitis, Malaria serta Meningitis. Tanpa perlindungan, penyakit ini bisa menimbulkan kecacatan bahkan kematian. Padahal pada umumnya, wisatawan mengutamakan persiapan dokumen, keuangan, tetapi terkadang melupakan perlindungan kesehatan yang perlu dilakukan guna melindungi dari berbagai penyakit yang dapat tertular selama melakukan perjalanan. Hal ini terungkap dalam seminar media mengenai pentingnya vaksinasi sebelum melakukan perjalanan wisata, yang berlangsung pada tanggal 14 Februari 2013 kemarin.

Menurut Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM (K), pakar Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM dalam seminar tersebut, “Perjalanan wisata atau liburan dapat berpotensi menyebarkan penyakit yang di dapat dari tempat tujuan wisata atau yang dikenal dengan travel diseases. Penyakit yang termasuk dalam travel diseases tersebut antara lain meningitis dan influenza, yang dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Penularan penyakit tersebut juga berlangsung dengan sangat cepat karena melalui udara, & bila tidak dicegah maka infeksi penyakit tersebut dapat berbahaya bahkan hingga menimbulkan kematian. Penyakit meningitis, misalnya, dapat ditularkan melalui batuk, bersin, berciuman, berbagi makan dengan mengunakan satu sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batang”.

Penyakit Meningitis adalah suatu infeksi yang terjadi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang, dan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam (2 x 24 jam). Penyakit ini juga merupakan salah satu masalah kesehatan dunia, mengingat tingkat penyebarannya yang sangat cepat. Berdasarkan data WHO, rata-rata 5-10 persen dari orang-orang yang terkena penyakit Meningitis akan meninggal dunia walaupun mereka terdiagnosa dan telah mendapatkan pengobatan dini yang tepat. Infeksi dari penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya meningitis bacterial, yaitu suatu kondisi dimana infeksi menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah (sepsis). Pencegahan yang dianggap paling baik untuk menghindari penyakit meningitis adalah melalui vaksinasi.

Namun menurut dr. Iris, dalam melakukan vaksinasi, terdapat hal penting yang harus diperhatikan, antara lain adalah : vaksin yang diberikan harus potent, memiliki kemampuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi yang cukup; aman, tidak menimbulkan masalah; tidak mempunyai kejadian ikutan yg membahayakan penerima vaksin; memenuhi persyaratan pembuatan dan penyimpanan yang sudah dibakukan; mengikuti persyaratan global dan diawasi secara berkala oleh BPOM dengan teratur & dengan standar WHO serta melakukan penyimpanan vaksin yang baik.

Lebih lanjut menurut dr. Iris, “Mempersiapkan kesehatan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan para wisatawan sehingga tidak menjadi unprepared travellers. Karena tanpa persiapan kesehatan yang cukup serta mendapat vaksinasi yang diperlukan sebelum melakukan liburan, wisatawan yang masing-masing memiliki riwayat kesehatan berbeda bisa saja tertular penyakit, bahkan membawa kuman tersebut pulang ke daerah asal mereka dan menularkannya kepada keluarga dan lingkungan terdekat”. Oleh karena itu kesiapan masalah kesehatan termasuk juga melakukan vaksinasi yang diperlukan sudah sepatutnya menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para wisatawan sebelum mulai melakukan liburan.