Memahami Gejala dan Pengobatan TBC Tulang

Setiap mendengar penyakit TBC, mungkin yang terbayang adalah penyakit paru-paru, dengan gejala batuk, keringat malam, dan penurunan berat badan.

Akan tetapi tahukah Anda, bakteri penyebab penyakit TBC dapat menyebar dan menyebabkan penyakit pada bagian tubuh lainnya? Salah satunya adalah tulang.

TBC tulang termasuk kategori TBC ekstra paru. Di Indonesia, pada tahun 2019, terdapat 240 kasus TBC tulang. Sementara jumlah total kasus TBC ekstra paru di tahun yang sama adalah 59.525 dari 563.456 total seluruh kasus TBC di Indonesia.

Dengan kasus tersebut maka proporsi kasus TBC Tulang dibanding total kasus TBC hanya 0,04 persen. Meskipun jumlahnya kecil, penyakit ini tidak boleh diremehkan, karena tetap dapat menimbulkan komplikasi yang berat, bahkan kematian.

Dari sejumlah tulang yang terdapat di tubuh, tulang belakang adalah tulang yang paling sering terkena TBC, dan disebut dengan penyakit Pott.

Penyebab TBC Tulang

Penyebab penyakit TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditularkan melalui droplet di udara. Seorang penderita TBC dapat menularkan bakteri TBC melalui bersin, atau bicara. Ketika sudah berada di udara, droplet ini dapat terhirup orang lain dan menimbulkan penyakit.

Seseorang dengan sistem imun yang baik dapat tidak bergejala meskipun tertular. Kondisi ini disebut dengan infeksi TB laten atau inaktif.

TBC tulang terjadi ketika bakteri menyebar keluar dari paru-paru melalui darah. TBC tulang biasanya terjadi karena banyaknya suplai darah di bagian tengah tulang panjang dan tulang belakang.

TBC tulang juga dapat terjadi pada orang yang tidak menderita atau memiliki riwayat penyakit TBC di bagian tubuh lain (misal paru-paru), karena bakteri penyebab penyakit TBC bisa berada di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala.

Gejala TBC Tulang

Tidak seperti TBC paru-paru yang gejalanya lebih jelas misalnya batuk berdahak berkepanjangan, nyeri dada, demam, dan keringat malam hari, gejala TBC tulang biasanya lebih sulit dikenali hingga penyakit menjadi berat.

TBC tulang, terutama tulang belakang, sulit didiagnosis karena pada tahap awal tidak ada gejala.

Ketika penyakit sudah lanjut, gejala yang timbul misalnya:

  • sakit punggung berat
  • bengkak
  • kaku
  • gangguan saraf
  • kelainan bentuk tulang

Selain itu, penderita TBC tulang mungkin juga mengalami gejala penyakit TBC lainnya seperti mudah lelah, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan.

Bagaimana Cara Mendiagnosis TBC Tulang?

Beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit TBC yaitu:

  • Tes Mantoux (tes tuberculin). Dapat memberikan hasil positif pada sekitar 84–95% pasien dengan penyakit TBC.
  • Pemeriksaan laju endap darah (LED). Pada pasien TBC, hasilnya sangat tinggi (>100 mm/jam)
  • Polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini dapat mendeteksi dengan cepat dan mendiagnosis berbagai strain bakteri mycobacterium tanpa memerlukan kultur yang lebih lama.
  • Radiografi. Gambaran radiografi sinar-X yang menunjukkan adanya penyakit TBC tulang biasanya baru terlihat pada penyakit yang sudah lanjut.  

rontgen CT scan MRI tbc tulang

Sumber gambar: www.thespinejournalonline.com

  • CT scan. CT scan dapat memberikan gambaran tulang dengan kelainan yang lebih jelas. CT scan dapat menunjukkan kelainan awal dan lebih efektif untuk menentukan bentuk dan kalsifikasi abses jaringan lunak yang sering ditemukan pada penyakit TBC.
  • Pemeriksaan mikrobiologi. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Sampel dari tulang atau abses (nanah) diambil dan dilakukan kultur.
  • MRI. MRI adalah pemeriksaan standar untuk mengevaluasi infeksi di diskus dan osteomyelitis tulang belakang, dan paling efektif untuk menunjukkan luasnya/penyebaran penyakit ke jaringan lunak.
  • Biopsi. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai cara untuk mengeluarkan (drainase) abses yang besar.

Pengobatan TBC Tulang

Tidak seperti banyak penyakit bakteri lainnya yang hanya memerlukan antibiotik selama satu atau dua minggu, pengobatan TBC berbeda. Penderita TBC memerlukan 6–18 bulan pengobatan.

Bila pasien tidak menyelesaikan pengobatan, penyakit dapat kambuh dan pengobatan dapat menjadi lebih sulit karena bakteri dapat resisten (kebal) terhadap obat-obatan.

Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat karena ada strain bakteri TBC yang kebal terhadap obat-obat tertentu.

Obat-obat yang digunakan untuk terapi TBC yaitu:

  • isoniazid
  • etambutol
  • pirazinamid
  • rifampisin

Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan efek samping pada liver atau hati, sehingga penggunaannya harus benar-benar berdasarkan rekomendasi dokter.

Efek samping yang dapat timbul misalnya:

  • mual, muntah, tidak nafsu makan
  • demam lebih dari 3 hari
  • nyeri perut
  • air seni keruh/gelap
  • kulit kuning (jaundice)

Segera konsultasikan dengan dokter apabila Anda memiliki keluhan tersebut saat mengkonsumsi obat-obat anti TBC.

Operasi

Pada banyak kasus, terutama bila sudah terjadi kerusakan tulang, diperlukan penanganan dengan operasi. Misalnya operasi laminektomi (pembuangan sebagian dari tulang belakang).

Bisakah TBC Tulang Dicegah?

Vaksinasi adalah metode utama untuk pencegahan TBC tulang. Jenis vaksin yang diberikan adalah bacillus Calmette-Guérin (BCG).

Di Indonesia, vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir hingga berusia 1 bulan, karena vaksin ini lebih efektif bila diberikan pada bayi dibandingkan pada orang dewasa.

pencegahan penularan TBC

Sumber gambar: tbindonesia.or.id

Untuk menghindari penularan penyakit TBC, bila seseorang menderita penyakit ini, sebaiknya:

  • Minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.
  • Gunakan masker pada awal pengobatan, terutama bila ada gejala batuk yang produktif.
  • Jangan batuk dan membuang dahak di sembarang tempat. Gunakan tempat penampungan khusus, lalu buang dahak ke dalam toilet dan guyur hingga bersih.
  • Kurangi kontak dengan orang lain.
  • Buka jendela rumah, pastikan ventilasi udara baik, dan ruangan tidak lembab, cukup sinar matahari.

 

 

 

Referensi:

  • https://tbindonesia.or.id/berita/tbc-tulang-awalnya-sekadar-nyeri-bagaimana-harus-menyikapi-saat-pandemi/
  • https://www.healthline.com/health/bone-tuberculosis#symptoms
  • https://www.physio-pedia.com/Pott%27s_Disease