Kenali Perbedaan Buscopan dan Buscopan Plus

Didalam perut terdapat banyak organ tubuh, sehingga ada banyak penyakit dengan gejala keluhan di bagian perut, baik berupa sakit perut ataupun kram perut. Jjika Anda mengalami gejala kram pada perut terdapat obat bernama Buscopan dan Buscopan Plus yang biasa diberikan dokter untuk mengatasinya.

 

Kedua obat tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk meredakan kram perut. Lalu apa perbedaan dari kedua Buscopan ini? Selengkapnya simak artikel ini hingga selesai!

 

Kenali Perbedaan Buscopan dan Buscopan Plus

Produk Buscopan dan Buscopan Plus

Meskipun sama-sama berguna untuk mengatasi kram perut, Buscopan dan Buscopan Plus memiliki perbedaan yaitu Buscopan hanya mengandung Hyoscine butylbromide, sedangkan Buscopan Plus mengandung kombinasi Hyoscine butylbromide  dan Paracetamol

 

Hyoscine butylbromide berfungsi untuk melemaskan otot yang sedang kram sehingga bisa mengatasi kram sedangkan Paracetamol memiliki manfaat untuk meredakan rasa nyeri yang biasanya dirasakan ketika mengalami kram perut.

 

Sebelum mengenal lebih jauh tentang dosis dan penggunaan obat ini untuk mengatasi penyakit lambung dan usus halus, sebaiknya Anda mengenal berbagai jenis penyakit dengan gejala kram perut yang umum dialami masyarakat.

 

Jika mengalami gangguan di bagian perut, maka sudah pasti akan mengganggu aktivitas Anda. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai jenis gangguan penyakit dengan gejala kram perut yang dapat disembuhkan dengan Buscopan dan Buscopan Plus, yaitu:

 

1. Sindrom Iritasi Usus Besar

 

Sindrom Iritasi Usus Besar (Irritable Bowel Syndrome atau disingkat IBS) adalah suatu gangguan fungsional pada saluran pencernaan yang ditandai dengan sejumlah gejala seperti nyeri perut, perubahan pola buang air besar, kembung, dan perasaan tidak nyaman di area perut. IBS merupakan kondisi yang bersifat kronis, tetapi tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus atau meningkatkan risiko perkembangan penyakit serius lainnya.

 

Gejala sindrom iritasi usus besar dapat bervariasi antar individu, dan kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari. Beberapa gejala umum termasuk:

 

  • Nyeri Perut: Terutama di bagian bawah perut, yang bisa merasa lebih baik setelah buang air besar.

 

  • Perubahan Pola Buang Air Besar: Ini dapat mencakup diare, sembelit, atau kombinasi keduanya.

 

  • Kembung dan Perasaan Tidak Nyaman: Pasien dengan IBS sering mengalami sensasi kembung atau perasaan penuh di perut.

 

Diagnosis IBS dapat memerlukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang dapat menyebabkan gejala serupa. Pengelolaan IBS sering melibatkan perubahan gaya hidup, modifikasi diet, manajemen stres, dan terapi simptomatik. Pengobatan spesifik dapat bervariasi tergantung pada dominasi gejala (misalnya, diare atau sembelit) dan respons pasien terhadap berbagai strategi pengelolaan. Dalam beberapa kasus, dukungan psikologis atau farmakoterapi mungkin direkomendasikan.

 

2. Penyakit Kantong Empedu

 

Penyakit Kantong Empedu umumnya merujuk pada kondisi yang melibatkan masalah dengan kantong empedu, organ kecil yang berada di bawah hati. Kantong empedu berfungsi menyimpan empedu, cairan yang diproduksi oleh hati dan diperlukan untuk mencerna lemak dalam makanan.

 

Salah satu penyakit umum yang melibatkan kantong empedu adalah "kolelitiasis" atau batu empedu. Kolelitiasis terjadi ketika batu-batu kecil terbentuk di dalam kantong empedu. Batu-batu ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk nyeri hebat, peradangan, atau bahkan penyumbatan saluran empedu.

 

Gejala penyakit kantong empedu, terutama pada kasus batu empedu, melibatkan:

  • Nyeri di Perut Bawah atau Punggung Atas: Nyeri dapat timbul setelah makan, terutama makan makanan berlemak.

 

  • Mual dan Muntah: Terutama setelah makan makanan berlemak.

 

  • Perut Kembung: Rasa penuh atau kembung di perut.

 

  • Gangguan Pencernaan: Mungkin disertai dengan gangguan pencernaan, termasuk perubahan frekuensi buang air besar.

 

  • Demam dan Kehilangan Berat Badan: Pada kasus-kasus yang lebih serius, gejala ini dapat terjadi.

 

Pengobatan untuk penyakit kantong empedu, terutama pada kasus batu empedu, dapat melibatkan pengelolaan diet, penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala, dan dalam beberapa kasus, pembedahan (kolesistektomi) untuk mengangkat kantong empedu yang terkena atau batu empedu yang menyebabkan masalah. Perawatan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis penyakit kantong empedu yang dialami seseorang.

 

3. Gangguan Kandung Kemih

 

Gangguan Kandung Kemih mengacu pada berbagai kondisi atau masalah yang memengaruhi fungsi normal kandung kemih, organ yang menyimpan dan mengeluarkan urin dari tubuh. Gangguan kandung kemih dapat melibatkan gangguan pada berbagai bagian sistem kemih, termasuk kandung kemih itu sendiri, saluran kemih, atau otot-otot yang terlibat dalam pengendalian buang air kecil.

 

 

Beberapa jenis gangguan kandung kemih meliputi:

  • Inkontinensia Urin: Ini adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil. Inkontinensia urin dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk stres, urgensi, campuran, atau overflow incontinence.

 

  • Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada kandung kemih atau saluran kemih dapat menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan sering buang air kecil.

 

  • Kandung Kemih Hiperaktif (Overactive Bladder - OAB): Ini adalah kondisi di mana kandung kemih berkontraksi lebih sering daripada yang diinginkan, menyebabkan urgensi buang air kecil, sering buang air kecil, dan dalam beberapa kasus, inkontinensia.

 

  • Kandung Kemih Tidak Lengkap Kosong: Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih tidak dapat sepenuhnya mengosongkan dirinya sendiri, meninggalkan sejumlah urin di dalam kandung kemih dan menyebabkan frekuensi buang air kecil yang lebih tinggi.

 

  • Kanker Kandung Kemih: Ini adalah kanker yang berkembang dalam jaringan kandung kemih. Gejalanya dapat mencakup darah dalam urin, nyeri saat buang air kecil, dan sering buang air kecil.

 

Pengobatan untuk gangguan kandung kemih bervariasi tergantung pada jenis gangguan dan tingkat keparahan gejalanya. Pengelolaan dapat melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, terapi fisik, atau dalam beberapa kasus, prosedur medis atau pembedahan. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang berpengalaman dapat membantu menentukan diagnosis dan rencana pengobatan yang sesuai.

 

4. Nyeri Haid

 

Nyeri haid, juga dikenal sebagai dismenore, merujuk pada rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dialami oleh sebagian wanita selama periode menstruasi mereka. Ini adalah gejala umum yang dapat terjadi sebelum atau selama menstruasi dan biasanya terjadi di bagian bawah perut atau panggul. Beberapa wanita mengalami nyeri haid ringan, sedangkan yang lain dapat mengalami nyeri yang lebih parah yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.

 

Gejala nyeri haid dapat mencakup:

  • Nyeri Perut Bawah: Sebagian besar wanita mengalami rasa sakit atau kram di bagian bawah perut saat menstruasi.

 

  • Nyeri Pinggang Bawah: Beberapa wanita juga merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di daerah pinggang bawah.

 

  • Nausea: Mual atau perasaan tidak nyaman di perut.

 

Nyeri haid disebabkan oleh kontraksi otot rahim (miometrium) saat menstruasi untuk membantu mengeluarkan lapisan dalam rahim (endometrium). Nyeri tersebut terjadi karena pelepasan senyawa kimia bernama prostaglandin, yang merangsang kontraksi otot.

 

Pengelolaan nyeri haid dapat melibatkan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pemanasan pada area yang sakit, relaksasi, dan dalam kasus nyeri yang lebih parah, konsultasi dengan profesional kesehatan untuk penanganan yang lebih intensif. Jika nyeri haid sangat mengganggu aktivitas sehari-hari atau mengalami perubahan yang signifikan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk penilaian lebih lanjut.

 

Penyakit-penyakit ini tidak hanya mengganggu aktivitas tetapi juga mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan. Untuk menjaga asupan nutrisi tetap tercerna dengan baik, maka Anda harus membiarkan tubuh tetap dalam kondisi sehat. Caranya adalah dengan mengubah gaya hidup, dan mulai berolahraga.

 

Namun, jika Anda sudah terlanjur mengalami gejala penyakit di atas maka tak ada salahnya untuk mencari informasi mengenai jenis obat yang bisa dipilih seperti Buscopan dan Buscopan Plus. Kedua obat ini tersedia di apotik.

 

Obat ini dapat dikonsumsi 1-2 tablet 3 kali sehari dengan maksimum konsumsi 6 tablet. Perlu diingat, penggunaan obat ini harus berdasarkan petunjuk dari dokter.

 

Dapatkan Buscopan dan Buscopan Plus Hanya di Apotik Online Medicastore

 

Anda bisa mendapatkan baik Buscopan maupun Buscopan Plus dengan mudah di apotik online Medicastore. Membeli obat di apotik Medicastore sangat lah mudah dan cepat. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengunjungi tokonya.

 

Hal ini karena kami merupakan apotik online yang melayani ke seluruh wilayah Indonesia. Anda juga dapat mencari berbagai produk dan alat kesehatan lainnya yang menunjang kebutuhan kesehatan Anda.

 

Selain itu, jika Anda mendapatkan resep Buscopan dan Buscopan Plus ini dari dokter, Anda bisa langsung mengunggah resepnya melalui website resmi kami disini. Membeli obat dengan mudah dan cepat mungkin menjadi impian bagi banyak pasien.

 

Anda tidak perlu mengantri atau menunggu lama untuk memperoleh obat sesuai resep dokter. Anda hanya perlu mengunggah resep melalui website resmi kami lalu Anda akan mendapatkan obat hanya dengan menunggu di rumah.

 

Selain pembelian obat Buscopan dan Buscopan Plus, Anda juga dapat melakukan konsultasi dengan tim profesional Medicastore mengenai pilihan obat yang terbaik dan paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

 

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya, Anda dapat mengunjungi halaman utama website Medicastore disini, dan dapatkan informasi mengenai kesehatan dan obat-obatan hanya di Medicastore!