Diare pada anak merupakan suatu keluhan yang sering dirasakan umumnya pada orang tua.
Diare merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pada saluran cerna anak yang dapat disebabkan oleh banyak hal.
Saat diare terjadi perubahan buang air besar anak dengan konsistensi menjadi lebih cair , frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dapat atau ada tidaknya disertai lendir atau darah.
Tetapi, hal yang sebenarnya yang harus ditakutkan adalah jika anak mengalami dehidrasi akibat diare ini. Dimana selama terjadinya diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat dan pada saat yang bersamaan saluran cerna kehilangan kemampuan untuk menyerap kembali cairan tersebut.
Bayi dan anak yang lebih kecil rentan mengalami dehidrasi dibandingkan anak yang berusia lebih besar dan dewasa.
Oleh karena itu, pentingnya mengatahui dan mengatasi dehidrasi akibat diare pada anak, karena dehidrasi merupakan suatu kondisi yang perlu dikhawatirkan dan perlu penanganan segera.
Bacalah artikel berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara pertolongan pertama diare pada anak.
Mengenal Diare pada Anak
Diare termasuk salah satu penyakit yang sering terjadi dan biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam 1-2 hari.
Diare adalah suatu kondisi dimana terdapat perubahan buang air besar anak menjadi lebih cair daripada biasanya, lebih dari 3 kali dalam sehari, terdapat perubahan warna pup, atau dapat disertai lendir atau darah.
Diare pada anak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Diare yang bersifat akut. Diare yang dialmi biasanya bersifat akut kurang dari 14 hari. Biasanya penyebab diare akut ini adalah infeksi bakteri atau virus.
- Diare yang bersifat kronik. Mengalami diare yan cukup lama, yaitu berkisar lebih dari 14 hari. Diare yang bersifat kronik ini dapat disebabkan oleh irritable bowel syndrome, colitis ulseratif, crohn’s disease, atau kondisi lainnya.
Penyebab Diare pada Anak
Penyebab diare pada anak terbanyak adalah disebabkan oleh infeksi Rotavirus, yang hampir menjadi penyebab utama 60-70% anak.
Selain infeksi virus, penyebab lain juga dapat menjadi penyebab diare pada anak, yaitu :
- Infeksi bakteri
- Infeksi parasit
- Pasca konsumsi antibiotik
- Intoleran laktosa
- Gangguan penyerapan
Untuk mengetahui penyebab lebih lanjut diare pada anah, silahkan klik link berikut ini ; Diare pada Anak
Tanda dan Gejala Diare pada Anak
Diare pada anak biasanya menimbulkan keluhan , seperti :
- Perubahan tinja anak dengan konsistensi lebih cair
- Frekuensi lebih dair 3 kali dalam sehari
- Dapat disertai lendir atau darah
- Perubahan warna tinja anak
- Rasa tidak nyaman daerah perut
- Dapat disertai demam atau tidak
- Anak menjadi lebih rewel
- Anak sulit untuk makan
Tanda Anak Mengalami Dehidrasi
Tanda-tanda dehidrasi sangat perlu diperhatikan jika anak mengalami diare, seperti :
"Letak Ubun-Ubun Anak"
sumber: diarybunda.co.id
- Anak menolak untuk makan ataupun minum
- Anak tampak lemah atau tidak aktif seperti biasanya
- Berkurangnya frekuensi serta volume buang air kecil pada anak, bahkan hingga tidak ada buang air kecil sama sekali
- Mata anak cekung
- Ubun-ubun anak cekung (biasanya dapat terlihat jika pada anak kurang dari 18 bulan)
- Saat kulit anak dicubit, terjadi perlambatan respon kembalinya kulit yaitu lebih dari 2 menit
- Tangan atau kaki anak dingin
- Nafas anak cepat
Jika anak melihat tanda-tanda dehidrasi pada segeralah bawa anak kerumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama diare pada anak.
PERTOLONGAN PERTAMA DIARE PADA ANAK
Pemberian pertolongan pertama diare pada anak sangatlah penting karena dapat mencegah terjadinya dehidrasi pada anak.
Lakukan lah langkah-langkah berikut ini sebagai pertolongan pertama diare pada anak :
- Periksa Keadaan Anak
Umumnya diare ini dapat sembuh dengan sendirinya, tapi juga perlu diperhatikan bagaimana kondisi anak saat mengalami diare serta penyebab yang mendasarinya.
Tanda-tanda dehidrasi pada anak sangat perlu diperhatikan saat anak mengalami diare.
Walaupun umumnya diare dapat sembuh, sebaiknya segeralah konsultasi ke dokter jika anak anda mengalami diare disertai dengan :
- Peningkatan suhu tubuh anak
- Pada BAB lendir dan darah
- Perubahan warna BAB
- Mual dan Muntah
- Rasa tidak nyaman pada perut
- Anak tampak rewel atau tampak lemah
Mendapatkan pengobatan yang tepat saat anak mengalami diare dapat membantu mencegah terjadinnya dehidrasi pada anak.
- Fokus dalam Rehidrasi
Saat diare terjadi tentunya banyak cairan yang keluar saat BAB. Pentingnya untuk fokus mengembalikan cairan tubuh anak yang hilang.
Hal ini sangat penting dalam pertolongan pertama diare pada anak, karena dapat membantu mencegah terjadinya dehidrasi.
sumber: www.nazava.com
Bantu anak untuk tetap terhidrasi selama diare dengan cara :
- Memberikan cairan oralit atau pedialit sebagai penganti cairan tambahan. Pemberian cairan ini dapat diberikan per kali anak BAB. Dosis pemberian oralit pada anak adalah sekitar sekitar 10 ml/kg berat badan.
- Dianjurkan untuk makan-makanan yang berkuah dan berkaldu
- Selalu menyiapkan air minum disamping anak yang mudah di jangkau
- Menghindari minuman yang terlalu banyak mengandung gula seperti soda ataupun jus
Jika yang mengalami diare adalah bayi, pastikan anda melakukan hal ini agar bayi anda tetap terhidrasi, seperti :
- Tetap memberikan ASI pada bayi
- Jika anda tidak dapat memberikan ASI, pemberian susu formula diberikan
- Hindari pemberian air putih pada bayi
- Membiarkan Anak Tetap Beristirahat
Membiarkan anak untuk beristirahat dengan cukup saat diare juga merupakan hal yang penting. Terlalu banyak melakukan aktivitas ataupun stress dapat memperberat diare serta dehidrasi.
- Pastikan Nutrisi Tetap Terpenuhi
Pemberian nutrisi saat anak mengalami diare sangatlah penting agar selama diare agar anak tidak lemas.
Tapi biasanya saat anak sakit nafsu makan anak menurun, sehingga akan menjadi tantangan bagi orang tua untuk tetap dapat memberikan anak makan.
Maka dari itu, gunakanlah cara berikut ini untuk memberikan anak makan saat mengalami diare :
- Memberikan anak makanan yang ringan dalam menu makanan rutin mereka. Hindari makanan yang bersifat pedas ataupun berminyak.
- Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering, misalnya tiap 3-4 jam.
- Mulailah dengan diet BRAT, yaitu Banana, Rice, Apple Sauce, Toast (pisang, nasi, saus apel, dan roti).
- Jangan lupa untuk menambahkan makanan berkuah atau berkaldu sebagai makanan pendamping nasi.
- Pemberian Suplementasi Zinc dan Probiotik
Suplementasi zinc dan probiotik dapat diberikan selama anak diare, terutama zinc harus diberikan selama 10 hari berturut-turut.
Dosis zinc yang dapat diberikan pada anak, adalah :
- Usia anak kurang dari 6 bulan : 10 mg/hari
- Usia anak lebih dari 6 bulan : 20 mg/hari
Penelitian melaporkan bahwa terdapat efek yang signifikan pada pemberian zinc dan probiotik sebagai suplementasi saat diare akut dalam menurunkan frekuensi diare pada anak yang berusia dibawah 5 tahun daripada yang hanya diberikan probiotik saja atau placebo.
- Pemberian Obat-obatan Selektif
Pemberian obat-obatan yang bertujuan untuk menghentikan diare pada anak sangatlah tidak dianjurkan.
Obat-obatan tersebut dapat menahan bakteri, virus, atau penyebab lainnya bertahan di dalam saluran cerna sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan diare pada anak.
Hal ini bukanlah suatu pertolongan pertama diare pada anak yang harus dilakukan.
Obat selektif yang hanya boleh diberikan adalah pemberian antibiotik yang disesuakan dengan penyebab yang mendasari diare
Cara Mudah Untuk Mencegah Diare pada Anak
Melakukan hal berikut ini dapat membantu anda menurunkan risiko terjadinya diare pada anak anda :
- Selalu mencuci tangan anak anda saat sebelum atau sesudah makan serta setelah menggunakan toilet
- Membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung tinggi gula
- Mendapatkan Imunisasi Rotavirus pada anak
- Menghindari konsumsi air langsung melalui keran
Referensi :
- IDAI. Bagaimana Menangani Diare pada Anak. 2014
- IDAI. Bagaimana Memberi Makan Anak Saat Sedang Diare. 2017
- Healthy Children. Diarrhea in Children: What Parents Need to Know. 2021
- Kids Health. What to Do About Diarrhea. 2022
- Web Md. Diarrhea Treatment In Children. 2024
- Health Direct. Diarrhoea in children. 2024