Pada wanita, penyakit autoimun dapat memiliki dampak yang lebih signifikan karena berbagai faktor, termasuk hormonal dan genetik. Penting bagi wanita untuk memahami faktor-faktor penyebab autoimun, gejala, dan bagaimana penangannya.
Kini Anda tidak perlu takut, ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan yang efektif. Untuk lebih lengkap, pahami beberapa gejala dan faktor pemicunya pada ulasan berikut ini!
Penyebab Autoimun pada Wanita
Autoimun kerap kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh. Lantas apa saja yang menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit ini, khususnya pada wanita? Simak penjelasannya disini!
1. Jenis Kelamin
Perempuan lebih rentan terserang penyakit autoimun apabila dibandingkan dengan laki-laki. Data statistik menunjukkan bahwa sekitar 78% dari total penderita autoimun adalah perempuan, yang menandakan adanya disparitas gender dalam hal risiko penyakit ini.
Penyebab autoimun pada perempuan cenderung muncul pada usia 15 hingga 44 tahun. Rentang usia tersebut masuk sebagai usia produktif sehingga berpotensi dalam mempengaruhi kualitas hidup.
2. Faktor Genetik
Risiko terkena penyakit autoimun dapat meningkat jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat gangguan yang sama. Beberapa jenis penyakit autoimun bahkan dapat diwariskan secara genetik.
Meskipun demikian tidak semua orang akan secara otomatis mengalami penyakit autoimun yang sama dengan keluarganya. Hanya saja lebih berpotensi lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi penyakit autoimun.
3. Paparan Zat Kimia Berbahaya
Penyebab autoimun juga dipicu sebab paparan dari zat kimia. Orang-orang yang secara teratur terpapar zat kimia dalam aktivitas sehari-hari mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi autoimun.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan juga berperan dalam memicu penyakit autoimun. Beberapa zat yang dimaksudkan antara lain emas, merkuri, asbes, perak, dan zat kimia berbahaya lainnya.
Selain itu, gaya hidup yang tidak seimbang dan pola makan yang tidak sehat juga dapat berkontribusi pada munculnya penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghindari faktor-faktor lingkungan yang dapat memicu penyakit autoimun.
5. Infeksi
Penyakit autoimun seringkali dikaitkan dengan gejala infeksi, yang sebenarnya merupakan hal yang wajar. Gejala dari penyakit autoimun semakin memburuk apabila terjadi infeksi tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa infeksi dapat menjadi pemicu yang memperburuk kondisi penyakit ini. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara penyakit autoimun dan infeksi untuk dapat mengelola kondisi tersebut dengan lebih efektif
6. Perubahan Hormon
Perubahan hormon merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada munculnya penyakit autoimun. Contohnya, banyak kasus yang terjadi pada ibu setelah melahirkan.
Adanya perubahan hormon pada wanita khususnya saat dan selama kehamilan, menopause, dan melahirkan juga dapat menjadi pemicu yang memicu. Faktor-faktor tersebut berpeluang dalam meningkatkan risiko penyakit autoimun.
Kenali Gejala Penyakit Autoimun
Selain mengenali faktor penyebab penyakit autoimun, mengetahui gejalanya juga tidak kalah penting. Apabila Anda mengalami gejala seperti paparan berikut, bisa segera konsultasi dan melakukan penindakan lebih lanjut.
1. Saluran Pencernaan Bermasalah
Gejala penyakit autoimun pada sistem pencernaan dapat bervariasi, namun beberapa tanda yang umum terjadi adalah perubahan pada pola buang air besar. Orang yang mengalami penyakit autoimun pada sistem pencernaan mungkin mengalami kembung, sembelit, atau susah buang air besar.
Selain itu, gejala lain seperti mual, sakit perut, refluks asam, dan sensitif pada makanan tertentu juga dapat terjadi. Dalam beberapa kasus, terdapat darah atau lendir di tinja, yang merupakan tanda bahwa sistem pencernaan sedang mengalami peradangan atau infeksi.
2. Nyeri pada Sendi dan Otot
Penyakit ini juga dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal, menyebabkan gejala yang berkaitan dengan sendi dan otot. Salah satu gejala yang umum terjadi adalah nyeri sendi yang berpindah-pindah, artinya rasa nyeri dapat berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya.
Autoimun menyebabkan sendi menjadi kaku bahkan hingga sulit digerakkan. Mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan lebih sulit. Otot lemah juga dapat terjadi, sehingga membuat tubuh terasa lelah dan tidak bertenaga.
3. Gangguan Sistem Saraf
Gejalanya berikutnya ada pada gangguan sistem saraf. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah pusing dan sakit kepala, yang dapat disertai dengan rasa cemas berlebih dan gangguan tidur.
Penglihatan kabur dan gangguan memori juga dapat terjadi, membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit. Beberapa orang juga dapat mengalami mati rasa dan kesemutan pada anggota tubuh, yang dapat disebabkan oleh kerusakan pada saraf.
4. Permasalahan pada Rambut dan Kulit
Kesehatan kulit juga dapat terpengaruhi karena penyakit imun. Adapun bentuk gejalanya adalah peradangan dan kerusakan pada kulit. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah gatal dan ruam pada kulit, yang dapat disertai dengan kulit kering dan bersisik.
Kebotakan dan rambut rontok yang tidak merata juga dapat terjadi, sehingga menyebabkan perubahan penampilan dan menurunkan kepercayaan diri. Tentu hal ini dapat mengganggu kenyaman Anda
5. Gejala Lainnya
Selain gejala yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya, penyebab autoimun juga ditandai dengan gejala seperti kelenjar yang membengkak, demam, sesak nafas, kelelahan, nyeri dada, dan tidak teraturnya detak jantung.
Apakah Penyakit Autoimun dapat Diobati dan Disembuhkan?
Setelah mengetahui mengenai penyebab autoimun, kini mari simak cara mengobatinya. Penyakit imunitas ini dapat diobati untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan. Gangguan ini tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya dapat dikurangi maupun dikendalikan dengan pengobatan dan gaya hidup sehat:
1. Obat Golongan Imunosupresan
Golongan obat ini mampu memodulasi aktivitas sistem imun untuk mencegah penyakit autoimun dalam menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan jaringan tubuh yang sehat.
2. Melakukan Terapi Fisik
Melakukan terapi fisik menjadi pilihan pengobatan sangat efektif dalam mengelola penyakit autoimun. Dengan melakukan terapi fisik secara teratur, penderita penyakit autoimun dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan rentang gerak.
Terapi fisik juga dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi organ tubuh yang terkena penyakit imun. Namun pastikan terapi yang dilakukan tepat agar dapat memberikan hasil maksimal.
3. Obat Golongan Antiinflamasi
Golongan obat ini memainkan peran penting dalam mengelola gejala penyakit autoimun. Peradangan dan nyeri dapat ditekan dengan konsumsi obat golongan antiinflamasi. Peradangan dapat dikurangi dengan kortikosteroid serta untuk mengendalikan respons sistem imun.
4. Meningkatkan Gaya Hidup Sehat
Meningkatkan gaya hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu mengelola gejalanya.
Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk bekerja sama dengan dokter dan melakukan perubahan gaya hidup yang tepat untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup
Medicastore Solusi untuk Mengenali Penyebab Autoimun dengan Tepat
Medicastore hadir membantu Anda dalam mengenali penyebab penyakit autoimun dengan tepat. Disini tersedia berbagai tips dan informasi tentang pengobatan dan gaya hidup sehat.
Anda juga bisa melakukan pencarian dokter dan fasilitas kesehatan apabila membutuhkan layanan konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Selain itu, kami juga menyediakan obat anti-inflamasi, imunosupresan, dan obat-obatan lainnya yang dapat membantu mengelola gejala dan penyebab autoimun.
Referensi:
- https://www.ekahospital.com/articles/mengenal-penyebab-autoimun-dan-gejala-yang-muncul
- https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-autoimun?srsltid=AfmBOoo8V_qJs0qmePNT-C1K0M4frIRE3l5ViOM0PEghSrHpM8Vk0ReD
- https://www.alodokter.com/7-penyebab-autoimun-yang-penting-diketahui
- https://www.rspondokindah.co.id/id/news/autoimun-penyebab
- https://ciputrahospital.com/penyakit-autoimun-kenali-gejalanya/