Malnutrisi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan keseimbangan gizi yang sesuai kebutuhan. Gejala malnutrisi biasanya timbul akibat pola makan yang tidak teratur atau pilihan makanan yang kurang tepat, sehingga tubuh kehilangan energi dan zat penting untuk berfungsi dengan baik.
Selama ini, malnutrisi sering dianggap hanya menyerang anak-anak, padahal orang dewasa pun tidak terbebas dari risiko ini. Baik pria maupun wanita dapat mengalaminya, terutama jika tidak memperhatikan kualitas nutrisi dalam keseharian.
Gejala Malnutrisi yang Harus Diwaspadai
Malnutrisi bisa menimbulkan berbagai dampak serius, mulai dari menurunnya energi hingga risiko penyakit kronis. Karena itu, penting untuk mengenali gejala malnutrisi agar Anda bisa segera mengambil langkah pencegahan atau penanganan yang tepat. Berikut beberapa gejala yang patut diperhatikan:
1. Penurunan Berat Badan Drastis
Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah penurunan berat badan secara signifikan. Jika seseorang kehilangan lebih dari 10% berat badan dalam waktu tiga bulan tanpa diet, itu bisa menjadi tanda tubuh tidak mendapat gizi cukup.
2. Hilangnya Massa Otot
Kekurangan nutrisi membuat otot tubuh melemah dan mudah lelah. Padahal, zat ini dibutukan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Akibatnya, seseorang tidak memiliki tenaga yang cukup dan merasa lelah walaupun kegiatannya tidak terlalu banyak.
3. Nafsu Makan Berkurang
Tubuh yang tidak memperoleh zat gizi seimbang akan kesulitan mengatur rasa lapar dan kenyang. Hal ini membuat nafsu makan menurun sehingga kondisi tubuh karena gejala malnutrisi ini semakin memburuk.
4. Gangguan Menstruasi
Pada wanita, kekurangan protein dan nutrien tertentu dapat memengaruhi hormon yang mengatur menstruasi. Ketika asupan zat yang dibutuhkan untuk mengatur siklus kehidupan tidak terpenuhi, jadwal menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti.
5. Daya Tahan Tubuh Melemah
Saat menderita malnutrisi, tubuh lebih mudah terserang penyakit. Penderitanya sering mengalami diare, sembelit, atau infeksi berulang karena sistem imun melemah. Bahkan, diare dan sembelit bisa terjadi terus-menerus dalam jangka panjang.
6. Penuaan Dini
Kurangnya asupan nutrisi bisa mempercepat tanda-tanda penuaan. Hal ini bisa terlihat secara fisik, seperti kulit berkeriput, rambut rontok, gigi rapuh, hingga risiko osteoporosis di usia muda.
7. Kulit dan Rambut Kering
Gejala malnutrisi juga dapat terlihat dari kulit yang tampak kering, bersisik, dan kusam. Rambut menjadi rapuh, kusam, bahkan menyerupai jerami. Di sisi lain, orang yang menderita malnutrisi juga bisa mengalami kuku yang rapuh dan mudah patah.
8. Perubahan Perilaku pada Anak
Anak-anak dengan malnutrisi sering menunjukkan perubahan perilaku, seperti mudah tersinggung, lesu, sulit fokus, atau sering menangis. Kondisi ini terjadi karena otak tidak mendapat cukup energi untuk tumbuh dan berkembang.
Cara Mendeteksi Gejala Malnutrisi
Untuk memastikan seseorang mengalami malnutrisi, dokter biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan yang menyeluruh. Proses ini diawali dengan wawancara mengenai riwayat kesehatan pasien, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Ketika gejala malnutrisi muncul, berikut hal-hal yang dilakukan dokter:
1. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) menjadi salah satu metode paling umum dalam menilai status gizi. Rumusnya sederhana, yakni berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kuadrat.
Untuk orang dewasa, angka normal berkisar antara 18,5 hingga 24,9. Pada lansia, IMT di bawah 20 kg/m² sudah termasuk indikasi malnutrisi yang perlu segera ditangani, karena jika dibiarkan bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius.
2. Penilaian Antropometri
Antropometri digunakan untuk menilai pertumbuhan dan status gizi berdasarkan ukuran tubuh. Perbandingan berat serta tinggi badan dengan standar WHO dapat membantu menentukan tingkat keparahan wasting atau stunting, terutama pada anak-anak.
Selain itu, penilaian lingkar lengan atas (mid-upper arm circumference/MUAC) juga sering digunakan sebagai indikator cepat dan akurat, terutama jika keadaannya terbatas, baik waktu, petugas, maupun peralatannya. Pada anak usia 6 hingga 59 bulan, ukuran MUAC di bawah 115 mm umumnya menunjukkan adanya masalah gizi.
3. Pemeriksaan Organ Tubuh
Pemeriksaan fisik juga memberikan gambaran nyata terhadap kondisi gizi seseorang. Misalnya, berkurangnya lapisan jaringan lemak di tangan, kaki, atau wajah, munculnya edema, hingga perubahan pada kulit, kuku, dan rambut.
Rambut yang mudah rontok, tipis, atau berubah warna sering kali dikaitkan dengan kekurangan energi dan protein. Semua tanda ini bisa menjadi bagian dari gejala malnutrisi yang tidak boleh diabaikan.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Selain pemeriksaan fisik, tes laboratorium membantu memperkuat diagnosis. Tes darah digunakan untuk menilai status nutrisi tertentu seperti zat besi atau vitamin.
Sementara itu, tes albumin bisa mendeteksi adanya masalah pada fungsi hati maupun ginjal. Hasil laboratorium ini, jika digabungkan dengan pemeriksaan lain, mampu memberikan gambaran lengkap mengenai status gizi seseorang.
Karena setiap orang mungkin menunjukkan tanda yang berbeda, konsultasi dengan dokter spesialis gizi sangat dianjurkan agar diagnosis lebih tepat. Dengan begitu, gejala malnutrisi dapat dikenali lebih dini dan penanganannya bisa dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
Penanganan Malnutrisi
Setelah diagnosis malnutrisi dilakukan, dokter akan menyusun rencana perawatan sesuai dengan kondisi pasien. Tingkat keparahan, adanya penyakit penyerta, hingga kebutuhan khusus setiap individu akan sangat memengaruhi langkah pengobatan. Berikut beberapa metode yang umumnya dilakukan:
1. Pemantauan Rutin
Pasien akan dipantau secara berkala untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi ketika timbul gejala malnutrisi. Pemantauan ini juga penting agar dokter dapat menyesuaikan terapi bila terjadi perubahan kondisi.
2. Menyusun Pola Makan Seimbang
Ahli gizi biasanya akan membantu membuat rencana diet sesuai kebutuhan tubuh. Jika diperlukan, pasien juga dianjurkan mengonsumsi suplemen tambahan untuk memperbaiki status gizi.
3. Penanganan Keluhan Khusus
Selain gejala malnutrisi yang telah disebutkan, apabila pasien mengalami gejala seperti mual atau kesulitan menelan, dokter akan memberikan terapi tambahan agar asupan makanan tetap optimal.
4. Pemeriksaan Mulut dan Tenggorokan
Masalah pada mulut maupun tenggorokan sering kali menjadi hambatan dalam pemenuhan gizi. Oleh karena itu, pemeriksaan dan perawatan di area ini penting untuk mendukung proses penyembuhan.
5. Penggunaan Alat Bantu Makan
Dalam kondisi tertentu, pasien mungkin memerlukan peralatan khusus untuk membantu proses makan agar nutrisi tetap tercukupi dan gejala malnutrisi tidak timbul.
6. Pemberian Nutrisi Intravena
Pada kasus yang parah, dokter bisa memberikan nutrisi langsung melalui infus. Metode ini biasanya digunakan ketika pasien tidak mampu mendapatkan cukup gizi dari makanan biasa.
Dapatkan Dukungan Nutrisi Lengkap Hanya di Medicastore
Malnutrisi dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena mampu menimbulkan berbagai penyakit, komplikasi serius, bahkan berisiko mengancam jiwa. Mengenali sejak dini dan mencegah munculnya malnutrisi menjadi langkah penting.
Untuk mendukung kebutuhan tersebut, Medicastore menyediakan berbagai produk kesehatan mulai dari suplemen, vitamin, hingga makanan pendukung gizi. Selain itu, tersedia juga layanan konsultasi dengan dokter yang dapat membantu Anda memahami kondisi tubuh secara lebih akurat.
Tanpa perlu keluar rumah, Anda bisa memenuhi kebutuhan gizi sambil mencegah gejala malnutrisi muncul. Segera unduh aplikasi Medicastore dan nikmati kemudahan berbelanja suplemen, akses informasi kesehatan, hingga layanan praktis untuk menjaga asupan nutrisi Anda tetap optimal.
Referensi: