Kehamilan adalah fase penting yang penuh harapan, namun juga disertai berbagai risiko. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah keguguran di awal kehamilan. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan sekitar 10–15% kehamilan berakhir dengan keguguran pada trimester pertama.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menunjukkan bahwa banyak keguguran terjadi bahkan sebelum wanita menyadari dirinya hamil. Karena itu, memahami penyebab dan faktor risikonya sangat penting agar ibu hamil dapat melakukan pencegahan sejak awal.
Faktor Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan

Berdasarkan laporan dari MSD Manuals, sekitar 85% keguguran terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan. Banyak faktor yang berkontribusi beberapa dapat dikendalikan, namun sebagian lainnya terjadi secara spontan dan tidak dapat dicegah. Berikut faktor-faktor yang perlu diwaspadai:
1. Kelainan Kromosom pada Janin
Kelainan kromosom merupakan salah satu penyebab paling umum keguguran trimester pertama. Kondisi ini terjadi secara spontan saat pembuahan. Jurnal ACOG menyebutkan bahwa sekitar 50% keguguran disebabkan oleh faktor genetik ini. Karena bersifat acak, kelainan ini umumnya tidak dapat dicegah.
Meski demikian, pemeriksaan genetik seperti karyotyping atau Non-Invasive Prenatal Test (NIPT) dapat membantu mendeteksi potensi kelainan pada kehamilan selanjutnya, terutama bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang.
2. Ketidakseimbangan Hormon
Hormon seperti progesteron berperan penting dalam mempertahankan kehamilan. Bila produksi hormon ini rendah, plasenta tidak dapat berkembang optimal sehingga meningkatkan risiko keguguran di awal kehamilan.
Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga lebih rentan mengalami ketidakseimbangan hormon. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi hormon pada sebagian kasus dapat membantu, tetapi tetap harus berada di bawah pengawasan dokter kandungan.
3. Infeksi pada Ibu
Infeksi tertentu seperti rubella, toksoplasmosis, listeria, hingga infeksi saluran kemih yang tidak tertangani dapat mempengaruhi perkembangan embrio. Infeksi dapat menimbulkan peradangan yang mengganggu suplai nutrisi dan oksigen ke janin.
Berdasarkan laporan dari Journal of Infectious Diseases, infeksi bakteri dan virus tertentu meningkatkan risiko komplikasi di awal kehamilan, termasuk keguguran spontan.
4. Penyakit Kronis yang Tidak Terkontrol
Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, gangguan tiroid, atau autoimun berpotensi memicu keguguran di awal kehamilan, terutama bila tidak dikelola dengan baik. Kadar gula darah tinggi, misalnya, dapat mengganggu perkembangan embrio sejak awal.
Selain itu, penyakit kronis yang tidak stabil dapat memperburuk aliran darah ke plasenta, mengganggu suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang. Karena itu, ibu hamil dengan kondisi medis tertentu perlu melakukan kontrol rutin, serta menjaga pola makan dan gaya hidup sehat.
5. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurang tidur, dan stres berlebihan dapat meningkatkan risiko keguguran. Menurut CDC, ibu hamil yang merokok memiliki resiko keguguran 1,2 hingga 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok.
Pajanan kafein berlebih (lebih dari 200 mg per hari) juga dapat meningkatkan risiko keguguran berdasarkan beberapa studi observasional.
6. Faktor Usia Ibu
Usia ibu, terutama di atas 35 tahun, meningkatkan peluang keguguran di usia awal kehamilan. Penurunan kualitas sel telur menyebabkan lebih banyak kelainan kromosom pada embrio. Data American Pregnancy Association menunjukkan resiko keguguran di usia tersebut mencapai 20–25%.
Selain itu, usia ibu yang terlalu muda, khususnya di bawah 20 tahun, juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Pada kelompok usia ini, kondisi tubuh sering kali belum sepenuhnya siap untuk menghadapi perubahan fisiologis selama kehamilan.
7. Kelainan Struktur Rahim atau Serviks
Bentuk rahim yang tidak normal, polip, miom, atau inkompetensi serviks dapat menghambat perkembangan embrio. Kelainan ini dapat mempersempit ruang implantasi. Meskipun tidak selalu bergejala, kondisi ini dapat diketahui melalui pemeriksaan USG atau histeroskopi.
Langkah Aman untuk Mencegah Keguguran di Awal Kehamilan

Keguguran di usia awal kehamilan dapat menjadi pengalaman yang berat bagi banyak perempuan. Untuk itu, memahami langkah pencegahan sejak trimester pertama sangat penting agar perkembangan janin dapat berlangsung optimal dan ibu tetap berada dalam kondisi prima.
1. Mengatur Pola Hidup Sehat
Menghindari rokok, alkohol, dan mengurangi konsumsi kafein merupakan langkah awal untuk mengurangi resiko keguguran di awal kehamilan. Pola makan kaya nutrisi seperti asam folat, zat besi, dan vitamin D sangat dianjurkan untuk mendukung perkembangan embrio.
Olahraga ringan seperti jalan kaki 20–30 menit sehari dapat membantu menjaga aliran darah dan keseimbangan hormon, sehingga turut menurunkan risiko keguguran pada Ibu hamil.
2. Pemeriksaan Kehamilan Rutin
Kontrol teratur membantu dokter memantau perkembangan janin dan kondisi kesehatan ibu. Pemeriksaan rutin ini memungkinkan deteksi dini bila terjadi masalah, seperti tekanan darah tinggi atau gula darah naik.
Untuk wanita dengan riwayat keguguran, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan progesteron atau USG lebih sering.
3. Mengelola Penyakit Kronis Sebelum dan Selama Kehamilan
Ibu dengan diabetes, penyakit jantung, atau gangguan tiroid perlu berkonsultasi lebih awal sebelum merencanakan kehamilan. Pengaturan dosis obat, diet, dan terapi lain dapat menurunkan risiko komplikasi. Kontrol rutin sangat penting agar kondisi tetap stabil selama kehamilan.
Selain itu, pemantauan ketat sejak trimester pertama dapat membantu dokter menilai apakah penyakit kronis tersebut memengaruhi perkembangan janin. Penyesuaian pola makan, olahraga ringan, dan pemeriksaan laboratorium berkala dapat memperkuat upaya pencegahan komplikasi.
4. Menghindari Infeksi
Menjaga kebersihan tangan, menghindari konsumsi makanan mentah seperti sushi atau daging setengah matang, serta menghindari kontak dengan hewan pembawa parasit dapat melindungi ibu hamil dari infeksi yang memicu keguguran di awal kehamilan.
Vaksinasi yang direkomendasikan, seperti vaksin rubella sebelum kehamilan, juga dapat membantu mencegah infeksi penyebab keguguran di usia awal kehamilan.
5. Mengelola Stres dan Memenuhi Kebutuhan Istirahat
Stres kronis dapat mempengaruhi hormon dan sistem imun, sehingga secara tidak langsung meningkatkan risiko keguguran. Ibu hamil dianjurkan untuk beristirahat cukup, melakukan relaksasi, dan mencari dukungan emosional dari keluarga.
Meditasi, yoga kehamilan, atau kegiatan rileks lainnya bisa membantu menyeimbangkan kondisi mental dan menurunkan resiko keguguran di usia awal kehamilan.
Dapatkan Dukungan Kehamilan Sehat Bersama Medicastore
Menjaga kehamilan, terutama pada trimester awal, membutuhkan kesadaran dan dukungan yang tepat. Di Medicastore, Anda dapat menemukan berbagai pilihan suplemen kehamilan, vitamin ibu hamil, serta suplemen kesehatan yang membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Dengan pemilihan produk yang sesuai, Anda dapat mendukung perkembangan janin sekaligus menjaga kondisi tubuh tetap optimal. Medicastore juga menyediakan obat-obatan pendukung kehamilan, termasuk penguat kandungan yang direkomendasikan dokter.
Siap menjaga kehamilan dengan lebih aman, termasuk mengurangi resiko keguguran di awal kehamilan? Kunjungi website Medicastore untuk melihat katalog produk, dan membaca informasi kesehatan terpercaya. Temukan solusi terbaik untuk kehamilan sehat semua dalam satu tempat.
References
- https://www.who.int/
- https://www.cdc.gov/
- https://www.msdmanuals.com/
- https://www.alodokter.com/9-penyebab-keguguran-yang-paling-sering-terjadi
- https://www.halodoc.com/artikel/cara-menghindari-keguguran-pada-trimester-pertama?srsltid=AfmBOooClXUzlDi_Z1STdlC7XQjGPoSjAeYLEdr7JRdJQg-3FTjKfLBp
- https://medicastore.com/