Saatnya Lepas dari Jeratan Rokok

Sudah bukan rahasia lagi jika banyak orang terutama perokok telah mengetahui bahaya yang mengancam di balik rokok yang mereka isap. Mulai dari berbagai macam kanker (kanker paru, mulut, leher, dan tenggorok), penyakit kardiovaskular (serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer), penyakit saluran pernapasan (emfisema, bronkitis, dan penyakit paru obstruksi kronik), gangguan janin sampai impotensi. Ada 25 penyakit terkait penggunaan rokok. Rokok terdiri dari 4000 bahan kimia yang sebagian besarnya berbahaya, jelas Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), seorang dokter spesialis paru di Jakarta.

Para perokok sebenarnya menyadari bahwa merokok tidak baik dan ada keinginan untuk berhenti merokok. Namun kebanyakan dari mereka mengalami kegagalan dan selalu kembali meneruskan kebiasaan merokok.

Segala ancaman kesehatan di atas bukan tidak cukup ampuh membuat para perokok mematikan rokoknya. Namun ketagihan nikotinlah yang membuat para perokok sulit untuk menghentikan kebiasannya ini. Nikotin merupakan komponen psikoaktif dalam rokok yang bersifat adiktif sehingga dapat menimbulkan ketagihan bagi orang yang mengkonsumsinya.

Nikotin dan Kerja Otak
Dr. Agnes Tineke Waney R, Sp.KJ yang merupakan psikiater dari Sanatorium Dharmawangsa dapat menjelaskan tentang ketagihan nikotin dari segi biologis. Awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin. Setelah dibakar, jumlah nikotin yang masuk ke sirkulasi darah hanya 25% dan akan sampai ke otak dalam waktu 15 detik saja. Dalam otak, nikotin akan diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik.

Pada jalur imbalan di area mesolimbik otak, nikotin akan memberikan sensasi nikmat sekaligus mengaktivasi sistem dopaminergik yang akan merangsang keluarnya dopamin, sehingga perokok akan merasa tenang, daya pikir meningkat, dan menekan rasa lapar. Sedangkan di jalur adrenergik di bagian lokus seruleus otak, nikotin akan mengaktivasi sistem adrenergik yang akan melepaskan serotonin sehingga menimbulkan rasa senang dan memicu keinginan untuk merokok lagi.

Sensasi nikmat yang timbul akan membuat perokok ingin terus merokok. Ketika ia berhenti merokok maka akan terjadi putus zat nikotin, sehingga rasa nikmat yang biasa diperoleh akan berkurang. Untuk mendapatkan rasa nikmat itu lagi, maka ia akan melanjutkan merokok, demikian seterusnya sehingga menimbulkan adiksi atau ketergantungan nikotin, yang membuat perokok semakin sulit untuk berhenti merokok.

Menurut Dr. Agnes, kendala seseorang untuk berhenti merokok sejatinya dilihat dari alasan mengapa ia merokok. Dari pengalaman, pasien yang datang kepada Dr. Agnes umumnya bukan untuk berhenti merokok, namun diketahui bahwa stres telah membuat kebiasaan merokok mereka menjadi lebih hebat. Jadi stres inilah yang harus diatasi terlebih dulu.

Stres yang belum teratasi akan menimbulkan keinginan untuk terus merokok. Jika stres yang dialami telah teratasi, maka kemungkinan untuk berhenti merokok akan lebih besar. Inilah mengapa penting bagi seorang dokter untuk mengetahui alasan pasiennya merokok. Karena jika mereka ingin berhenti, terapi harus dimulai dengan terlebih dulu mengatasi alasan mereka untuk merokok, seperti stres tadi misalnya.

Cara Berhenti Merokok
Ada beberapa cara yang dapat anda dipilih untuk berhenti merokok:

  • Berhenti secara mendadak, yaitu berhenti sepenuhnya pada saat yang telah ditentukan oleh anda. Kebanyakan bekas perokok telah berhasil dengan cara ini. Cara ini patut dicoba terlebih dahulu.
  • Berhenti secara berangsur-angsur, yaitu dengan menggunakan strategi menunda atau mengurangi. Bila menggunakan strategi menunda, maka anda dapat menunda merokok beberapa menit setiap kali anda berkeinginan untuk merokok, atau menunda mengisap rokok yang pertama untuk jangka waktu yang semakin panjang. Sehingga anda dapat tahan tanpa merokok sepanjang hari. Bila menggunakan strategi mengurangi, maka anda mengisap rokok yang berkurang setiap hari dengan mengisap hanya setengah atau sedikit setiap batang rokok, atau merokok hanya pada waktu atau tempat tertentu.

Berikut beberapa kiat untuk berhenti merokok yang dirangkum dari saran Dr. Albert, Dr. Agnes dan Dr. Tjandra:

  • Diawali dengan niat yang kuat.
    Misalnya jika anda seorang muslim maka pada bulan puasa anda akan berhenti merokok karena ada niat yang kuat untuk tidak membatalkan puasa anda.
  • Pahami bahaya merokok.
    Dengan mendapatkan informasi yang benar tentang rokok dan memahami bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, maka kemungkinan berhenti akan lebih mudah.
  • Buatlah daftar alasan mengapa ingin berhenti.
    Rinci juga alasan anda merokok, karena dari latar belakang anda tersebut dapat diketahui cara yang tepat untuk berhenti.
  • Tetapkan tanggal mulai berhenti merokok.
    Tanggal ini mungkin adalah hari yang istimewa, misalnya hari ulang tahun. Dapat juga mulai berhenti pada akhir pekan atau semasa cuti.
  • Buang semua asbak, korek api dan rokok yang akan mengingatkan anda untuk kembali merokok. Waspada terhadap situasi yang mendorong anda untuk merokok.
  • Ubahlah kebiasaan anda.
    Jika anda memiliki kebiasaan merokok setelah makan, cobalah menggantinya dengan makan buah atau berjalan-jalan.
  • Dapatkan dukungan dari teman dan keluarga.
    Beri tahu semua orang bahwa anda akan berhenti merokok. Ingatlah bahwa keberhasilan tidak dicapai secara instan, jangan putus asa jika gagal.
  • Antisipasi gejala putus zat.
  • Cari bantuan profesional untuk berhenti merokok yakni dengan berkonsultasi ke dokter, psikiater atau psikolog yang bergerak di bidang upaya penghentian merokok (smoking cessation). Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan obat untuk berhenti merokok yang terdiri dari dua pilihan:
    • Pengganti nikotin (nicotine replacement).
      Perokok yang tidak dapat mengatasi gejala putus zat dapat diberikan pengganti nikotin yang berupa tempelan untuk membantu mengurangi keinginan untuk merokok.
    • Varenicline dan Bupropion.
      Penggunaan obat-obat ini harus di bawah pengawasan dokter. Konsultasikan dengan dokter anda.

Gejala Putus Zat dan Perubahan Tubuh
Adapun reaksi normal yang akan terjadi setelah anda memutuskan untuk berhenti merokok:

  • Sulit memusatkan perhatian atau rasa mabuk karena otak anda perlu menyesuaikan diri terhadap oksigen yang lebih.
  • Batuk dan hidung beringus karena paru-paru anda mencoba menghilangkan semua kotoran dan kuman yang terkumpul semasa anda merokok.
  • Keinginan yang kuat untuk merokok selama satu atau dua minggu selama tubuh anda mencoba menghilangkan nikotin.
  • Rasa bergetar di tangan dan kaki apabila darah mulai mengalir seperti biasa.
Tidak semua orang mengalami gejala putus zat tersebut, namun jangan putus asa jika anda mengalaminya. Gejala ini akan hilang dalam satu atau dua minggu dan ini merupakan tanda bahwa keadaan anda mulai membaik.

Perubahan pada tubuh setelah anda berhenti merokok:

  • Dalam 20 menit: tekanan darah dan denyut nadi kembali normal.
  • Dalam 8 jam: kadar oksigen di darah kembali normal.
  • Dalam 24 jam: karbon monoksida dieliminasi dari tubuh, paru-paru mulai mengeluarkan mukus dan debritis dari dalam tubuh.
  • Dalam 48 jam: nikotin tidak dapat lagi dideteksi dari dalam tubuh, kemampuan untuk mencium dan merasa menjadi lebih baik.
  • Dalam jangka panjang: peningkatan fungsi pernapasan, lebih bertenaga, warna kulit cerah, udara bersih yang bebas asap rokok untuk anda dan orang di sekitar anda, menurunkan risiko penyakit yang disebabkan oleh rokok.

Bebaskan Remaja dari Rokok

Ada lebih dari satu milyar perokok di dunia. Hampir dua per tiganya ada di 10 negara dan Indonesia ada di urutan ke tiga. Setengah dari jumlah perokok tersebut akan mati karena rokok. Di dunia ini 85% dari satu milyar anak hidup di negara berkembang. Setelah lolos dari masa kanak yang penuh kerentanan terhadap penyakit, mereka menghadapi ancaman rokok yang dapat merusak kesehatan.

TOBACCO-FREE YOUTHUmumnya orang mulai merokok pada usia muda. Di Indonesia, sebanyak 30,9% dari anak usia 13-15 yang merokok telah mulai merokok sebelum mereka berumur 10 tahun. Dengan prevalensi pada anak lelaki 24,5% dan anak perempuan 2,3%. Demikian fakta yang diungkapkan oleh Dr. Albert Maramis, Sp.KJ dari WHO Indonesia. Tentu ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Tindakan mencoba-coba mengisap rokok oleh para remaja, yang didorong secara agresif oleh industri rokok, akan dengan mudah membawa mereka kepada ketergantungan tembakau seumur hidup. Semakin muda usia mulai merokok, semakin sulit melepasnya. Salah satu cara yang efektif untuk melindungi anak muda dari bahaya rokok adalah melarang iklan atau promosi rokok, termasuk sponsor dari industri rokok pada berbagai aktivitas. Untuk itulah pada tahun 2008 ini WHO mengangkat tema Tobacco-Free Youth pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei.


Mengetahui banyaknya kerugian materil dan kesehatan yang didapatkan dari merokok dan asap rokok, mulailah berperan aktif dengan tidak merokok dan berikan bantuan serta dukungan kepada teman dan orang yang anda dikasihi untuk berhenti merokok sekarang juga.

Berikut referensi yang dapat anda hubungi untuk berhenti merokok:
  • Klinik Berhenti Merokok Pusat Diagnostik Dini Yayasan Kanker Indonesia Jl. Lebak Bulus Tengah No. 9 Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) 7507447
  • Klinik Stop Merokok RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita Jl. Letjen S. Parman Kav. 87 Slipi, Jakata Barat Telp. (021) 5681111, 5684085, 5684093 ext. 2203 Buka setiap hari kerja pk. 09.00 ? 13.00
  • Sanatorium Dharmawangsa Jl. Darmawangsa Raya No. 13 Blok P II Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. (021) 7394484
Narasumber:
dr_albert_maramis

Tentang Dr. Albert Maramis, Sp.KJ:
Beliau bertindak sebagai National Professional Officer for Mental Health and Tobacco Free Initiative pada WHO Indonesia serta menjadi dosen tamu di Departemen Psikiatri FKUI. Gelar dokter dan psikiater diperoleh dari Universitas Airlangga masing-masing pada tahun 1986 dan 1999. Fellow Harvard-Melbourne International Mental Health Leadership Program pernah diikutinya pada tahun 2001?2002. Dr. Albert telah menulis 80 makalah ilmiah dan 4 judul buku.

dr_agnes_tineke

Tentang Dr. Agnes Tineke Waney R, Sp.KJ:
Dilahirkan pada tanggal 27 April 1962. Gelar dokter diperoleh dari Universitas Trisakti (1989) sementara gelar spesialis kesehatan jiwa diperoleh dari Univeritas Indonesia (2001). Beliau berpraktek sebagai psikiater di Sanatorium Dharmawangsa dan Pusat Medis Trisakti.

dr_tjandra_yoga_aditama

Tentang Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K):
Beliau adalah seorang dokter spesialis paru di Jakarta. Pada tahun 1999, Dr. Tjandra menerima WHO Tobacco Free World Award. Beliau juga merupakan peneliti utama Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia dan Global Health Professional Survey (GHPS) Indonesia. Kedua penelitian mengenai prevalensi merokok tersebut berada di bawah naungan WHO.

Artikel terkait lainnya:
1. Adakah Cara Aman Untuk Merokok?
2. Akibat Rokok pada Tubuh Anda
3. Dampak Merokok bagi Kehidupan
4. Remaja dan Rokok
5. Perokok Pasif yang Juga Menderita
6. Kabar medicastore: Stop Merokok Mei 2008