Interaksi antara obat & makanan dapat terjadi ketika makanan yang kita makan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan, sehingga mempengaruhi efek obat tersebut. Interaksi antara obat & makanan dapat terjadi baik untuk obat resep dokter maupun obat yang dibeli bebas, seperti obat antasida, vitamin dll.
Kadang-kadang apabila kita minum obat berbarengan dengan makanan, maka dapat mempengaruhi efektifitas obat dibandingkan apabila diminum dalam keadaan perut kosong. Selain itu konsumsi secara bersamaan antara vitamin atau suplemen herbal dengan obat juga dapat menyebabkan terjadinya efek samping.
Contoh reaksi yang dapat timbul apabila terjadi interaksi antara obat & makanan :
- Makanan dapat mempercepat atau memperlambat efek dari obat.
- Beberapa obat tertentu dapat menyebabkan vitamin & mineral tidak bekerja secara tepat di tubuh.
- Menyebabkan hilangnya atau bertambahnya nafsu makan.
- Obat dapat mempengaruhi nutrisi tubuh.
- Obat herbal dapat berinteraksi dengan obat modern.
- Besarnya dosis obat yang diminum.
- Usia, kondisi tubuh & kondisi kesehatan pasien.
- Waktu konsumsi makanan & waktu konsumsi obat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa makanan dapat berinteraksi dengan obat tertentu seperti misalnya berikatan dengan zat aktif obat sehingga mengurangi penyerapan obat atau mempercepat eliminasi obat.
Karena biasanya orang dewasa mengkonsumsi lebih banyak obat dibandingkan anak-anak, maka efek interaksi antara obat & makanan dapat meningkat seiring dengan usia. Akan tetapi biasanya efek samping tersebut kurang diketahui atau diperhatikan karena reaksi yang terjadi hampir menyerupai gejala atau tanda dari penyakit tertentu, seperti diare atau konstipasi, rasa lelah dll.
Salah satu contoh interaksi antara obat & makanan yang dapat terjadi adalah keasaman dari jus buah dapat menurunkan efektifitas antibiotika seperti penisilin, kemudian susu dapat membentuk kelat apabila diminum dengan tetrasiklin sehingga mempengaruhi efektifitas antibakteri tetrasiklin.
Berikut adalah contoh aturan minum beberapa jenis obat, diambil dari mims :
- Harus diminum dalam keadaan perut kosong
- Ampicillin
- Bisacodyl
- Captopril
- Dicloxacillin
- Lansoprazole
- Omeprazole
- Rifampicin
- Sulfamethoxazole –trimethoprim
- Sulfadiazine
- Tetracycline
- Diminum dalam keadaan perut penuh
- Allopurinol (diminum sesudah makan)
- Augmentin
- Aspirin
- Chloroquine
- Cimetidine
- Diclofenac
- Doxycycline
- Griseofulvin
- Metronidazole
- Piroxicam
- Prednisone
- Alprazolam
- Atorvastatin
- Benzodiazepines
- Carbamazepine
- Clarithromycin
- Codeine
- Dextromethorphan
- Diazepam
- Diltiazem
- Estrogen
- Erythromycin
- Lovastatin
- Nifedipine
- Progesterone
- Simvastatin
Meskipun tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan atau dapat berinteraksi dengan makanan, akan tetapi lebih baik untuk memperhatikan aturan minum dari setiap obat yang di konsumsi. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya interaksi antara obat & makanan, sebaiknya :
- Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang meresepkan atau apoteker.
- Baca aturan pakai, label perhatian & peringatan interaksi obat yang tercantum dalam label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang disarankan.
- Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih.
- Jangan campur obat dengan makanan atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter.
- Vitamin atau suplemen kesehatan sebaiknya jangan diminum berbarengan dengan obat karena terdapat beberapa jenis vitamin & mineral tertentu yang dapat berinteraksi dengan obat.
- Jangan pernah minum obat berbarengan dengan minuman yang mengandung alkohol.