Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang umum dialami oleh semua orang di segala usia, meskipun sebenarnya jerawat paling umum dialami selama masa pubertas pada remaja. Sebagai salah satu masalah kulit, jerawat dapat membuat minder & menurunkan rasa percaya diri orang yang mengalaminya, tak terkecuali pada pria. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai masalah jerawat ini, dapat dilihat pada artikel medicastore berikut ini.
Meskipun secara kasat mata kulit kita terlihat mulus, tetapi yang sebenarnya kulit mengandung jutaan folikel, dimana disetiap folikelnya terdapat rambut halus yang sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat. Folikel-folikel tersebut menjadi temapt pengeluaran berbagai zat, seperti misalnya lemak yang juga disebut dengan sebum, air dari kelenjar keringat, & juga minyak alami dari kulit.
Selama berbagai zat tersebut keluar dengan lancar melalui folikel, maka kulit akan terlihat lembut & bersih. Akan tetapi, terkadang zat-zat tersebut dapat terjebak di dalam folikel. Bila zat tersebut tersumbat dibawah permukaan kulit, maka hasilnya adalah komedo tertutup (whitehead). Sedangkan bila zat tersebut tersumbat keluar dari kulit & terkena udara, maka oksigen akan merubahnya menjadi berwarna kehitaman, yang disebut dengan komedo terbuka (blackhead).
Bila zat yang tersumbat bertambah banyak, maka tekanannya pun akan meningkat & mendorong dinding folikel. Hal tersebut dapat menjadi tempat bakteri memperbanyak diri. Jika dinding folikel tesebut pecah, maka sistem pertahanan tubuh akan merespon dengan mengirim sel untuk membunuh bakteri & zat lain didalam komedo. Akibatnya, maka kulit akan menjadi kemerahan & meradang, bahkan sering terlihat adanya nanah yang berisi bakteri yang mati & sel daya tubuh.
Meskpun jerawat sendiri bukanlah penyakit yang mematikan, tetapi jerawat dapat membuat stres orang yang mengalaminya. Sekitar 17 juta orang dewasa di Amerika Serikat mempunyai jerawat, dimana 25 % diantaranya adalah pria. Jerawat juga lebih banyak terjadi setelah melewati masa puber, bahkan sebuah penelitian pada tahun 1999 yang telah dipublikasikan di the Journal of the American Academy of Dermatology menyebutkan bahwa usia orang yang mengalami jerawat telah naik sekitar 23 %, dari 20,5 tahun menjadi sekitar 26,5 tahun.
Bahasa medis dari jerawat adalah “ acne vulgaris”, yang kurang lebih menggambarkan kondisi ketika seseorang mengalami jerawat, yaitu suatu momok yang jelek & terlihat jelas (vulgar), yang dapat memporak-porandakan wajah setiap orang yang mengalaminya.
Masalah jerawat dapat meninggalkan luka yang mendalam, baik secara fisik ataupun secara emosional. Meskipun sebagian besar jerawat dialami oleh remaja (berhubungan dengan hormone) tetapi ada juga yang tetap mengalami jerawat meskipun sudah melewati masa remaja.
Stres, pola makan yang kurang baik, kurang tidur dapat memicu timbulnya jerawat, meskipun penyebab sebenarnya dari timbulnya jerawat adalah karena kelenjar minyak memproduksi sebum dalam jumlah yang banyak terutama pada masa pubertas. Tetapi karena banyak juga yang masih berjerawat setelah lewat masa pubertas, membuat banyak orang yang bertanya-tanya, kenapa demikian ?.
Menurut dr. Christopher B. Harmon dari Total Skin and Beauty Dermatology Center di Birmingham, Alabama, “ kondisi genetik merupakan factor utama yang berpengaruh dalam hal jerawat (lebih dari pola makan & lingkungan). Faktor ini menentukan apakah kulit seseorang cenderung untuk berjerawat atau tidak”.
Anabolik steroid, yang biasa dikonsumsi oleh atlet & binaragawan untuk membentuk massa otot, juga dapat menyebabkan terjadinya jerawat pada pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1/3 dari pria yang mengkonsumsi steroid akan berjerawat, dimana 50 % dari jumlah tersebut juga bisa mengalami jenis jerawat yang berat (cystic acne).
Bila mengalami jerawat karena hal ini, maka bila konsumsi anabolik streoidnya dihentikan , jerawatnya pun akan hilang dengan sendirinya.
-
Folliculitis
Pria juga dapat mengalami kondisi kelainan kulit lain yang menyerupai jerawat, disebut juga dengan folliculitis. Yaitu suatu kondisi yang sering muncul akibat kebiasaan bercukur yang terlalu dekat, sehingga bakteri dapat masuk & menyebabkan terjadinya infeksi.Salah satu cara untuk membedakan antara folliculitis dengan jerawat adalah, pada folliculitis sering dapat melihat adanya akar rambut di tengah lesi tersebut. Infeksi karena folliculitis sendiri biasanya tidak terlalu dalam, tetapi bila terjadi di seluruh folikel rambut, dapat menimbulkan benjolan yang besar & bernanah, yang dapat meninggalkan bekas luka.
Folliculitis lebih umum dijumpai pada pria ras afrika & hispanik, karena mereka cenderung memiliki akar rambut yang ikal dibawah kulit sehingga dapat menjadi kantung infeksi.
Salah satu cara untuk mencegah timbulnya folliculitis adalah dengan menggunakan pencukur elektrik, karena tidak mencukur sedekat pisau cukur. Kemudian menggunakan obat-obatan lain untuk membersihkan pori-pori yang tersumbat. Kunicnya adalah dengan menggunakan berbagai jenis obat jerawat dari kategori yang berebeda untuk mengontrol bakteri, membersihkan pori-pori & meredakan peradangan.
-
Rosacea
Salah satu jenis peradangan lain pada kulit adalah rosacea, yaitu suatu kondisi yang sering disalah artikan sebagai jerawat, karena sama-sama berbentuk bintil kecil & berwarna kemerahan di sekitar hidung & pipi. Rosacea juga terjadi pada folikel rambut, meskipun tidak disebabkan oleh sebum atau minyak. Meskipun penyebabnya masih belum diketahui, tetapi sebagian para ahli meyakini bahwa kondisi tersebut disebabkan karena serangan sejenis tungau yang disebut dengan Demodex folliculorum. Penanganan rosacea sendiri berbeda dengan penanganan jerawat pada umumnya.
Penanganan jerawat yang mendasar adalah dengan menjaga supaya folikel tidak tersumbat, dengan menggunakan pembersih kulit yang dapat menghilangkan sel kulit mati. Penhilangan sel kulit mati juga dapat dilakukan melalui penggunaan pembersih yang mengandung scrub atau dengan cara melakukan peeling.
Berikut adalah produk-produk yang dapat digunakan untuk penanganan jerawat :
- Benzoyl peroksida : Dapat membunuh bakteri yang ada dalam folikel & menyebabkan terjadinya jerawat.
- Asam salisilat : Dapat membuka pori-pori yang tersumbat, meskipun bersifat menyembuhkan secara sementara, kecuali digunakan secara rutin.
Bila kedua produk diatas tidak juga dapat mengatasi jerawat, dokter kulit dapat juga memberikan pengobatan lain, seperti :
- Antibiotik : Dokter akan memberikan antibiotik secara oral (diminum) atau yang dioleskan di kulit untuk mengontrol bakteri
- Derivat vitamin A : Dikenal juga dengan retinoid, dapat membantu membuka pori-pori yang tersumbat & menjaga supaya pori-pori tersebut tetap tidak tersumbat
- Pengobatan untuk meredakan peradangan : Dikenal juga dengan kortikosteroid, dapat disuntikkan langsung ke tempat yang mengalami peradangan (benjolan jerawat yang besar) untuk mencegah jerawat pecah & berbekas.
Selain itu, ada juga beberapa suplemen yang digunakan untuk membantu mengatasi jerawat. Tetapi perlu diingat bahwa, untuk mengkonsumsi suplemen-suplemen tersebut juga perlu diperhatikan aturan pakainya, karena ada beberapa suplemen yang dapat menimbulkan efek samping lain bagi tubuh.
Misalnya mengkonsumsi suplemen zinc dalam jumlah besar untuk mengatasi jerawat, dapat menimbulkan anemia, mengurangi jumlah sel darah putih & membuat tubuh rentan untuk terkena infeksi. Kemudian, terlalu banyak mengkonsumsi derivat vitamin A seperti isotretinoin juga dapat mengakibatkan toksisitas pada hati & rambut rontok.
Bila hendak mengkonsumsi obat-obatan atau suplemen seperti diatas, lebih baik sesuai dengan dosis yang telah dberikan & atas pengawasan dari dokter. Langkah paling mudah untuk mencegah timbulnya jerawat adalah dengan melakukan perawatan kulit secara rutin & selalu menjaga kebersihan kulit.
Sumber : men.webmd.com
Produk Perawatan Kulit yang Tersedia di Medicastore