Ketika Dunia Terlihat Kurang Warna

 Menjadi seorang buta warna bukan berarti ia tidak dapat melihat warna sama sekali, ada beberapa jenis buta warna & sebagian besar penderitanya adalah pria. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai buta warna & penyebabnya dapat dilihat pada artikel berikut ini yang medicastore.com ambil dari mayoclinic.com & colourblindawareness.org

 

Buta warna

 

 

Sumber : test.izismile.com

 

Penglihatan yang kurang terhadap warna adalah berkurangnya kemampuan untuk melihat beberapa tingkatan tertentu dari suatu warna. Meskipun banyak orang yang menggunakan kata buta warna, sebenarnya hal tersebut lebih kepada berkurangnya kemampuan untuk membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Sedangkan buta warna yang sesungguhnya adalah dimana seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali, semua yang ia lihat akan menjadi abu-abu, akan tetapi jenis buta warna seperti ini jarang terjadi.

Pada sebagian besar kasus, kondisi buta warna ini merupakan kondisi yang diturunkan. Pria juga lebih sering terlahir dengan kondisi buta warna ini. Kebanyakan orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan tingkatan warna dari hijau & merah. Ada juga penderita buta warna yang tidak bisa membedakan tingkatan warna kuning & biru, meskipun lebih jarang terjadi. Selain karena keadaan sejak lahir, ada juga beberapa penyakit pada mata & efek dari obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan berkurangnya penglihatan terhadap warna.

 

Kenapa bisa terjadi buta warna

 

Untuk dapat melihat warna melalui spektrum cahaya, maka mata harus mempunyai kemampuan untuk membedakan warna primer seperti merah, biru & hijau secara akurat. Proses membedakan warna tersebut terjadi ketika cahaya masuk ke mata melalui kornea, untuk kemudian melewati lensa & lapisan bening yang disebut cairan vitreous. Kemudian cahaya tersebut menuju ke sel-sel mata yang sensitif terhadap warna (cones) yang terletak di retina di bagian belakang mata. Zat kimia yang terdapat di sel-sel mata tersebut kemudian akan membedakan warna & mengirim informasi tersebut ke otak melalui saraf mata.

Pada mata yang normal, maka sel-sel mata tersebut akan dapat membedakan banyak campuran warna, tetapi bila sel-sel mata tersebut kekurangan satu atau lebih zat kimia tertentu, maka orang tersebut hanya dapat melihat 2 warna yang utama saja.

Penyebab dari buta warna bisa karena berbagai hal, yaitu :

- Kelainan yang diturunkan

Di Eropa Utara, sekitar 1 dari 12 pria terlahir dengan kekurangan penglihatan terhadap warna merah & hijau. Sedangkan kebanyakan kaum wanitanya memiliki gen yang dapat menetralkan/menghilangkan kekurangan tersebut sehingga hanya kurang dari 1 % yang mempunyai kelainan tersebut. Pada populasi lain, kekurangan penglihatan terhadap warna merah & hijau ini lebih jarang terjadi, yang lebih sering terjadi adalah kekurangan penglihatan terhadap warna biru & kuning.

Kekurangan penglihatan terhadap warna biru & kuning diturunkan kepada kurang dari 1 di tiap 10.000 orang di seluruh dunia & kekurangan penglihatan terhadap semua warna diturunkan kepada kurang dari 1 di tiap 30.000 orang. Penderita buta warna bisa mempunyai tingkatan buta warna yang berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang hingga yang berat. Bila penyebab dari buta warna tersebut karena faktor keturunan, maka tingkatan penyakitnya tidak akan berubah sepanjang hidup.

- Kelainan karena penyakit tertentu

Beberapa masalah kesehatan yang dapat membuat penglihatan terhadap warna berkurang antara lain : diabetes, glukoma, degenerasi makula, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, konsumsi alkohol yang kronis, leukemia & anemia sel sabit. Pada kondisi-kondisi tersebut, yang terkena bisa pada salah satu atau kedua mata. Kondisi berkurangnya penglihatan terhadap warna ini juga akan membaik bila penyakit penyebabnya diatasi.

- Obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan ada yang dapat mempengaruhi kemampuan penglihatan terhadap warna, seperti misalnya obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, kelainan syaraf & masalah prikologi.

- Penuaan

Kemampuan seseorang untuk melihat warna juga akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia sebagai bagian dari efek penuaan.

- Bahan kimia

Paparan bahan kimia tertentu seperti karbon disulfida & pupuk di tempat kerja juga dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan seseorang untuk melihat warna. Bila bekerja dengan bahan kimia tersebut, sebaiknya melakukan tes warna secara berkala karena gejalanya sulit untuk dirasakan.

 

Gejala & tes buta warna

 

Orang yang menderita buta warna bisa saja tidak menyadari kalau ia sebenarnya mempunyai buta warna. Demikian juga dengan orang tua bisa saja tidak menyadari kalau anaknya ternyata buta warna hingga terjadi situasi yang dapat menimbulkan kesalah pahaman seperti misalnya tidak bisa mengenali warna lampu lalu lintas.

Buta warna yang paling sering terjadi adalah kesulitan atau ketidak mampuan untuk melihat berbagai jenis warna merah & hijau. Sering kali orang yang tidak bisa melihat jenis-jenis warna merah-hijau atau kuning-biru tidak sepenuhnya tidak sensitif terhadap warna-warna tersebut. Hal tersebut tergantung dari berat-ringannya kondisi yang dialami.

Tes warna dapat dengan mudah mendeteksi adanya kekurangan penglihatan terhadap warna (buta warna). Seperti misalnya pseudoisochromatic plate tests yang sering digunakan untuk skrening buta warna akibat keturunan. Pada tes ini ada sekumpulan titik-titik berwarna yang membentuk suatu angka atau huruf dengan latar belakang titik-titik yang mempunyai warna lain. Orang yang bisa melihat warna dengan normal akan dengan mudah menyebutkan angka / huruf tersebut, sedangkan orang yang buta warna akan kesulitan untuk membedakan warna-warna yang ada.

 

 

Pseudoisochromatic Plate Test
Pseudoisochromatic Plate Test

 

Selain itu ada tes lain yang disebut dengan Arrangement tests. Tes ini biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan dari buta warna yang dialami atau untuk mengetahui warna apa saja yang tidak bisa dibedakan. Tes ini dilakukan dengan cara menyusun kepingan-kepingan koin warna berdasarkan kemiripannya.


Jika mencurigai menderita buta warna, maka aebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk dilakukan tes warna. Jika buta warnanya tersebut karena faktor keturunan, maka memang tidak ada obatnya. Tapi bila kondisi buta warnanya tersebut karena adanya masalah kesehatan pada mata, maka dengan mengatasi penyakitnya, kondisi buta warnanya tersebut juga akan membaik.

 

Jenis-jenis buta warna

 

Orang yang bisa melihat warna dengan normal berarti ketiga sel matanya yang membedakan warna berfungsi dengan baik, kondisi ini disebut dengan trichromacy, dimana orangnya disebut dengan trichromats.  Sedangkan orang yang tidak bisa melihat warna dengan jelas berarti ia mengalami buta warna.

Terdapat beberapa jenis buta warna, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini.

1. Anomalous Trichromacy

Orang yang termasuk dalam kategori ini dapat berkurang penglihatannya terhadap warna dengan berbagai tingkatan. Pada orang dengan anomalous trichromacy, maka ketiga jenis sel matanya bisa digunakan untuk melihat warna-warna yang terang, tapi salah satu sel matanya tersebut akan melihat suatu warna yang diluar keselarasan. Oleh karena itu terdapat 3 jenis kondisi pada kategori ini tergantung di sel mata warna apa cacat tersebut terjadi. Ketiga jenis tersebut adalah :

- Protanomaly             : berkurangnya sensitifitas mata terhadap warna merah

- Deuteranomaly         : berkurangnya sensitifitas mata terhadap warna hijau (paling sering terjadi)

- Tritanomaly               : berkurangnya sensitiftas mata terhada warna biru (sangat jarang terjadi)

 

Normal Vision
 
Deuteranopia
Penglihatan normal    
    
Deuteranomaly


Orang yang mengalami deuteranomaly & protanomaly dikenal juga dengan buta warna terhadap warna merah-hijau. Biasanya mereka akan kesulitan untuk membedakan antara warna merah, hijau, coklat, oranye, kuning & abu-abu serta secara umum mencampur berbagai jenis warna biru & ungu.
Sedangkan orang yang berkurang sensitifitas penglihatannya terhadap warna biru akan mengalami kesulitan untuk membedakan antara warna biru & kuning, violet & merah serta biru & hijau. Bagi mereka dunia terlihat hanya berwarna merah, merah muda, hitam, putih, abu-abu & pirus (turquoise).


2. Dichromacy


Orang yang mengalami penglihatan dichromatic hanya mempunyai 2 jenis sel mata (cones) yang dapat melihat 2 warna utama, sehingga mereka tidak bisa melihat satu warna yang lainnya lagi.  Seperti halnya anomalous trichromacy, maka penderita dichromacy juga terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Protanopia     : tidak dapat melihat warna merah
- Deuteranopia            : tidak dapat melihat warna hijau
- Tritanopia      : tidak dapat melihat warna biru


Meskipun orang yang menderita protanopia & deuteranopia melihat dunia hampir dengan warna yang sama, yaitu hijau gelap, biru & kuning serta sukar untuk membedakan antara warna coklat dengan oranye gelap, tetapi orang dengan protanopia biasanya akan lebih sulit untuk membedakan warna-warna yang gelap.


Berikut adalah contoh gambar-gambar yang dilihat antara orang dengan penglihatan yang normal dengan orang yang mengalami buta warna dichromacy.

 

- Penglihatan Normal          
    
- Deuteranopia
   
 

 

- Protanopia        
    
- Tritanopia
   
 

 

 

3. Monochromacy ( achromatopsia)

Orang yang mengalami monochromacy tidak dapat melihat warna sama sekali sehingga bagi mereka dunia terlihat hanya berwarna abu-abu dengan berbagai tingkatan warnanya mulai dari hitam hingga putih. Monochromacy (achromatopsia) ini sangat jarang terjadi, dimana angka kejadiannya hanya 1 : 33.000. Biasanya orang yang menderita achromatopsia ini harus menggunakan kaca mata hitam, bahkan didalam ruangan dengan kondisi cahaya yang normal.

 

- Penglihatan Normal        
    
- Monochromacy
   
 
Deuteranopia

 

Penanganan buta warna

 

Bila kondisi buta warnanya tersebut karena faktor keturunan maka belum ada pengobatan yang dapat mengatasi kondisi tersebut. Kecuali bila kondisi buta warnanya tersebut karena penggunaan obat-obatan tertentu atau karena penyakit tertentu, maka dapat ditangani dengan terapi lain. Demikian juga bila kondisi buta warna tersebut karena adanya masalah kesehatan pada mata, maka dengan diatasi penyakitnya, kondisi tersebut juga akan membaik.

Menggunakan filter berwarna pada kacamata atau memakai lensa mata yang berwarna dapat membantu meningkatkan persepsi kita terhadap kontras warna, meskipun tidak dapat membantu kita untuk membedakan warna.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa kelainan retina yang jarang terjadi yang berhubungan dengan defisiensi warna dapat diperbaiki dengan teknik gen pengganti. Tetapi untuk saat ini teknik tersebut masih belum tersedia, meskipuan diharapkan di masa depan sudah dapat untuk dilaksanakan.