Apa itu Baby Lead Weaning?
Baby lead weaning, atau BLW, adalah suatu metode yang diperkenalkan oleh Gill Rapley dan Tracey Murkett. Metode ini membiarkan bayi untuk memimpin seluruh proses makan. Pada metode BLW ini, bayi tidak diberikan makanan secara konvensional dengan menggunakan sendok (atau disuapi), dengan kata lain, bayi dibiarkan untuk mengeksplorasi makanannya dan menentukan sendiri jumlah makanan yang ia makan.
Apa Manfaat BLW?
Sebagian pendukung BLW mengklaim bahwa metode BLW dapat mencegah obesitas, karena metode ini membiarkan bayi menentukan jumlah makanan yang ia makan (seperti halnya ketika mereka menyusu). Hal ini dapat mendorong mereka untuk lebih menyadari rasa lapar atau kenyang. Pada akhirnya, hal ini dapat membuat kebiasaan makan menjadi lebih baik.
Akan tetapi, menurut Lucia Nauli Simbolon, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, dokter tidak merekomendasikan metode ini, karena manfaat metode BLW belum diteliti dalam skala yang lebih besar. Penelitian hanya terbatas pada studi observasi yang terbatas pada kelompok kecil.
Apa Risiko dari Metode BLW?
Pada perkembangan bayi sehat yang normal, pada usia 4–7 bulan, bayi baru bisa memutar lidah ke atas dan bawah untuk makan dari sendok dan menelan makanan yang lunak tanpa tersedak. Baru ketika berusia 8 bulan, bayi dapat mulai diberikan makanan yang dapat digenggam karena pada usia tersebut rahang anak mulai dapat bergerak ke atas dan bawah untuk mengunyah.
Apabila jenis makanan yang digenggam diberikan sebelum usia tersebut, kemampuan oromotorik (gerak motorik mulut) bayi belum siap, sehingga bayi memerlukan waktu lebih lama untuk mengolah makanan yang memiliki tekstur lebih padat agar mudah ditelan. Hal ini dapat menyebabkan bayi cenderung makan dalam jumlah yang sedikit sehingga memiliki beberapa risiko sebagai berikut:
1. Kurang gizi. Akibat jumlah makanan yang dimakan tidak mencukupi dan jenis makanan terbatas (umumnya bayi hanya diberikan buah atau sayuran yang dikukus, dan bayi tidak mungkin dibiarkan “mengunyah” daging yang teksturnya padat), zat-zat gizi yang diperlukan dalam tumbuh kembang tidak terpenuhi dengan sempurna, padahal dua tahun pertama adalah periode pertumbuhan emas, di mana kecukupan nutrisi sangat penting.
2. Bayi berisiko tersedak.
Jadi Apakah Metode BLW Tidak Baik?
BLW adalah cara yang baik untuk memperkenalkan makanan pada anak, akan tetapi BLW bukanlah satu-satunya cara. Tujuan sebenarnya adalah untuk memperkenalkan makanan padat kepada anak yang bervariasi dan tentunya sesuai dengan kebutuhan anak. Yang harus diperhatikan adalah bahwa BLW pada awalnya diterapkan di negara maju, di mana kondisi kesehatan dan status gizi anak-anaknya berbeda dengan di Indonesia, sehingga penerapan dan ekspektasi dari BLW tentunya tidak bisa disamakan. Bahkan saat ini, pemerintah Negara Selandia Baru tidak merekomendasikan metode ini.
Untuk memulai metode BLW pun ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, yaitu kesiapan fisik dan psikologis anak.
Kesiapan fisik anak dapat diketahui bila anak:
1. Sudah dapat duduk tegak
2. Refleks menjulurkan lidah sudah berkurang
3. Kepala tegak
4. Dapat mengarahkan tangan ke mulut
5. Kemampuan motorik mulut sudah berkembang (disertai dengan pertumbuhan gigi dan dapat menggerakkan makanan dengan lidah untuk mencegah tersedak).
Dari sisi psikologis, sudah ada perubahan dari reflektif menjadi imitatif (meniru), di mana anak menjadi mandiri dan dapat mengeksplorasi gerakan. Pada masa ini, anak sudah memiliki keinginan untuk makan dengan membuka mulut, menunjukkan rasa lapar dengan mendorong tubuhnya ke depan, dan sebaliknya, mundur bila tidak tertarik dengan makanan.
Bagaimana dengan Rekomendasi Pemberian MPASI di Indonesia?
Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan pemberian MPASI menggunakan metode responsive feeding sesuai dengan anjuran WHO:
a) Suapi bayi secara langsung dan bantu anak yang lebih tua ketika mereka makan sendiri, peka terhadap petunjuk-petunjuk rasa lapar dan kenyang anak;
b) Suapi dengan perlahan dan sabar, dan dorong anak untuk makan, tetapi JANGAN PAKSA anak makan;
c) Bila anak menolak berbagai makanan, cobalah kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode memotivasi anak yang berbeda;
d) Kurangi hal-hal yang dapat mengalihkan anak selama makan bila anak mudah kehilangan minat makan;
e) Ingatlah bahwa waktu makan adalah periode belajar dan menyayangi – bicara dengan anak ketika makan, dengan melakukan kontak mata.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai metode BLW dan pemberian MPASI yang tepat bagi buah hati Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Agar anak Anda dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. Sebaiknya orangtua tidak mengikuti begitu saja tren yang sedang marak saat ini tanpa memiliki pengetahuan yang mendasarinya, karena masa depan anak dapat menjadi korban bila orangtua tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup.
Referensi:
www.health.govt.nz/your-health/pregnancy-and-kids/first-year/6-12-months/feeding-your-baby/baby-led-weaning
www.metahanindita.com/2017/07/baby-led-weaning-vs-responsive-feeding.html#more
www.thejakartapost.com/life/2017/09/06/baby-led-weaning-not-recommended-doctor-says.html
www.webmd.com/parenting/baby/features/baby-led-weaning-food#1